Powered By Blogger

Friday, August 26, 2011

Pejuang Allah di ranah yang berbeda. Jerman.

In The Name Of Allah, Most Gracious, Most Merciful…

Subhanallah…

Alhamdulillah…

Laa illaha illallah…

Allahu Akbar!

            Menggugah, menakjubkan, menggiurkan, ya apa pun namanya, pokoknya acara itu menarik hatiku… Acara Jazirah Islam di stasiun televisi swasta, trans 7. Selepas imsak pastilah banyak acara yang menggali sejarah Islam dibeberapa stasiun televisi yang berbeda, aku bisa pergi melihat ranah tanpa batas! pergi kemana pun mata mau. Dari Arab, Turki, hingga ke Eropa barat… Jerman.

            Subhanallah, Jerman gitu loh, di benua Eropah, deket Negara itu tuh, yang terkenal menara Eiffelnyaaa :D Acara hari itu berjudul Islam di Ranah Jerman. Ah bergidik membacanya. Subhanallah… pengen tau. Omong-omong siapa hayo yang kemarin udah nonton??? Yang belum nonton wajib simak deh. :)

Islam di Ranah Jerman.

Jerman adalah Negara yang komunitas muslimnya terbesar kedua di Eropa setelah Negara Perancis. Katanya Agama Islam pertama kali dibawa ke Jerman oleh orang Turki. Aku lupa persis ceritanya bagaimana, tapi sejak orang Turki itu memperkenalkan agama Islam ke Jerman, penduduk Jerman jadi mulai banyak yang memeluknya dan Alhamdulillah masjid di Jerman kini makin bertambah jumlahnya (semoga pemeluknya juga terus bertambah, Aamiin). Naah, kebetulan wanita yang membawakan acara Jazirah Islam itu sudah mempunyai kenalan, seorang lelaki penduduk asli Jerman yang baru memeluk Islam saat berusia kurang lebih 23 tahun, tepatnya 8 tahun yang lalu. Pria itu bernama Shaleh. Sekarang Shaleh sudah berusia 31 tahun dan masih single para pembaca (eaa perkenalan dulu), tak kenal maka ta’aruf kan? :D Well para pembaca, awalnya beliau adalah seorang atheis. Beliau berikut keluarga besarnya tidak pernah mempercayai agama mana pun. Tapi apa yang Shaleh rasakan pada akhirnya? Hampa. Kosong. “There’s emptiness in my heart.” akunya. Oleh karena itu, ia mulai mencari pegangan hidup. Mencari agama yang membuatnya nyaman, yang membuatnya merasakan hidup yang sebenarnya. Islamlah pilihannya. Walau sang keluarga sempat menentang, tapi keyakinannya terhadap Islam tak pernah memudar…

            Apa alasan beliau memilih agama Islam?  Islam adalah agama yang hanya memiliki satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Islam membuatnya merasa aman, tenteram dan nyaman. Ajaran Islam juga dapat diterima oleh akalnya dan akal manusia mana pun. Subhanallah… bukankah sekarang dia juga saudara kita? Saudara sesama muslim… yang berjuang menegakkan Diin-Nya di belahan bumi yang berbeda, dalam bahasa yang berbeda, dalam rintangan yang berbeda pula.

            Apa yang Shaleh lakukan saat ini?  Beliau sedang kuliah, beliau adalah seorang mahasiswa yang kalau di sini istilahnya aktivis da’wah kampus. Lelaki berambut pirang itu sering mengisi acara perkumpulan komunitas muslim muda di Jerman, ia mempunyai misi yang mulia, misi yang tidak jauh berbeda dengan kita… Ia ingin para kaum muslim muda di Jerman berjalan ke arah yang lebih baik, ia ingin para muslim muda mengenal islam secara kaffah. Shaleh juga sering membantu mengisi ceramah di masjid komunitas Turki. Kenapa harus bang Shaleh? Karena masyarakat Turki tak mengerti ceramah para Imam yang berbahasa Jerman, jadi secara sukarela Shaleh yang mengisi ceramah di masjid itu dengan bahasa Arab… tanpa bayaran. Allah-lah Yang Membayarnya. :’) Yang tidak kalah membuat takjub adalah… Bahasa Arabnya bahkan lebih fasih dibandingkan Bahasa Inggrisnya! Bahkan beliau tertawa saat mengakui sudah bisa membaca huruf Arab gundul. Kata beliau dengan memperdalam Bahasa Arab akan lebih mempermudahnya belajar dan memahami Al-qur’an, mau pun mengerti hadits-hadits. Yaa Rabbi……………… Awesome!

Alhamdulillah, itulah sepotong kisah pejuang Allah di benua Eropa, tepatnya di ranah Jerman. Ranah yang beberapa tahun lagi InsyaAllah akan ditapaki oleh Muhammad abyan haidar (hey classmate apa kabaaar?) Semoga Mr. Shaleh dan kita semua tetap istiqomah dalam da’wah. Berjuang menegakkan diin-Nya di ranah mana pun (SemangkA in Egypt yaa ‘Ishmah :)). Ah kannn… jadi inget si Perancis… bagaimana dengan Kaum muslimin di ranah itu ya? Sungguh aku selalu ingin tau. Siapa saja saudara sesama muslim di sana? (Selain mba Ita Sikrit et la famille :D) Siapa saja pejuang penegak agama-Mu di sana? Berda’wah di sana… Apakah bisa?

Oui, on peut. Bi idznillah. :)

 

             

Monday, August 22, 2011

FRIENDLY MATCH! Subhanallah for hariono, gonzalez, BP :D got it guys! 4-1. Semoga hebat bukan karena di 'kandang' sendiri. ^^v

Tak mengharapkan 'ini'...

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Dulu diospek ada istilah abang-none, akang-teteh, dan sebagainya pada pemilihan ketua gugus. Kini Srikandi dan Arjunalah pengganti nama tersebut, tepatnya di fakultasku, FBS (Fakultas Bahasa dan Seni). Kini bukan lagi memegang jabatan ketua gugus atau semacamnya, melainkan ketua angkatan fakultas, Subhanallah kuadrat. Nah! Ini-nih cerita ospekku 10 Agustus 2011 kemarin 

Suatu hari di Fakultas Bahasa dan Seni terdapat 9 macam jurusan, yang terdiri dari: Bahasa dan Sastra Indonesia; Bahasa dan Sastra Inggris; Bahasa dan Sastra Arab; Bahasa Prancis; Bahasa Jepang; Bahasa Jerman; Seni Rupa; Seni Musik; dan Seni Tari. Nah, sampailah kami pada sesi pemilihan Arjuna & Srikandi Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Dibutuhkan perwakilan 2 MABA (Mahasiswa Baru) dari masing-masing jurusan yang terdiri dari 1 laki-laki dan 1 perempuan. Jadi totalnya dari 9 jurusan hanya 18 oranglah yang menjadi calon, dan itu bisa ditunjuk oleh kakak tingkat (kalo di SMA ini semacam ‘kakak kelas’), bisa juga mengajukan diri sendiri.

Sungguh mendebarkan, dalam hati nih, ada rasa ingin mewakilkan jurusan sendiri! Bahasa Prancis. Ingin mengharumkan nama jurusan sendiri! Bahasa Prancis. Tapi aku ragu… tidak percaya diri… dan aku t-i-d-a-k b-e-r-a-n-i. Kemudian yang ku lakukan hanyalah MENUNGGU. Siapa yang ku tunggu? Ya mereka yang mempunyai keberanian melebihi aku. Atau mereka yang mungkin kemampuan public speakingnya lebih baik daripada aku. Dalam hati hanya berbicara, duh mana nih perwakilan jurusanku? Payah bukan? Bergantung pada yang tak pasti…

Voila! Perwakilan laki-laki dari Bahasa Prancis telah maju dan naik ke panggung. Ya, hanya kaum hawa yang belum maju untuk mewakilkan jurusan, kulihat kakak tingkat jurusanku sibuk mencari dan memanggil-manggil kami, “Dek, ayo siapa yang mau jadi perwakilan Bahasa Prancis, ayo dong majuuu.”  Berulang kali, dari deretan terdepan, tengah, ke belakang. Miris. Kakak-kakak MC pun sibuk memanggil setiap perwakilan, ayo Jerman mana? Jepaaaaaang? Bahasa Prancis mana nih? Tetap tak ada kaum hawa yang mewakili jurusanku. Aku jadi gerah sendiri, jadi tak sabar sendiri, kesempatan menunggu sudah habis, yang ditunggu tak kunjung datang. Siapa? Lalu siapa yang akan jadi perwakilan? Jawabannya ada pada diriku sendiri. Hingga aku mengangkat tanganku dan memanggil kakak tingkat jurusan, “Kak di sini barisan Bahasa Prancis! Nanti emang di depan mau diapain kak?” Aku bertanya dalam ragu. Kemudian kakak mungil itu, kak Ria namanya, menjawab, “Yaudah liat nanti aja di depan yang penting maju dulu dek, perwakilan jurusan kita, ayo,ayo!”  Kakak itu tersenyum dan bergegas maju, membawaku.. Ya, membawaku maju. Bismillah, kuserahkan semua pada-Mu. Duhai Allah, kaki ini sudah terlanjur melangkah maju.. Allah bantu akuuuuuuuuuuuuuuuuu. Jerit hati ketika itu.

            Sampailah aku di atas panggung, kemudian sang MC bertanyake arahku, “Yak, perwakilan dari jurusan apa?”  - “Bahasa Prancis -- Prancis kak!” Jawabku mantap sedikit berteriak karena lautan manusia di belakangku bergemuruh satu sama lain, kemudian aku dipersilakan mengambil posisi berdiri. Alhamdulillah lengkaplah sudah perwakilan dari jurusanku, 1 orang lelaki bernama Fahmi dan 1 orang perempuan yaitu aku sendiri. Lengkap sudah perwakilan 9 jurusan, total 18 orang mahasiswa baru.

            “Di sini kami punya 18 gulungan kertas yang berisi angka, dan angka-angka yang kalian ambil tersebut akan menjadi nomor urut maju kalian, oke?” sang MC memberi pengarahan, mereka berdua. Yang satu bernama kak Anim, MC yang super mengocok perut, dan partnernya bernama Kak Rud. Kami semua hanya mengangguk tanda mengiyakan, kemudian mulai membuka nomor urut yang kami pegang masing-masing, tanganku mulai basah oleh keringat dan suhunya teramat dingin, ritme jantungku berdetak lebih cepat, Ya Allah beri aku waktu untuk mempersiapkan diri… Daaan aku mendapat nomor uruuut. T-U-J-U-H! Alhamdulillah!  bukan yang pertama. Aaaahh yeaaaaaaaahhh mameen.

            “Nah, di sini kami punya satu pertanyaan untuk masing-masing dari kalian, dan kalian hanya diberi 30 D-E-T-I-K untuk berpikir dan menjawab, tidak lebih. Baik! Mari kita mulai dari nomor urut pertama, maju perkenalkan HANYA nama dan jurusan.”  Kata sang MC memberi pengarahan. Aku ikut memperhatikan segala macam pertanyaan yang dilontarkan kepada 6 orang teman sebelumku, kebanyakan temanya adalah masalah sosial. Seperti, Bagaimana menurut Anda mengenai dana APBN pendidikan? Bagaimana kondisi budaya Indonesia saat ini? Apakah Anda setuju jika pabrik rokok ditutup? Berikan komentar apa yang anda banggakan dari negeri Indonesia ini? Atau Apakah Anda setuju dengan adanya Ujian Nasional?  Pertanyaan-pertanyaan tadi itu ikut kujawab dalam hati, aku berlatih menjalankan nalarku yang tidak sebagus kawan-kawan lain. Kupanaskan otak sebelum mesin-mesinnya dijalankan. Kemudian tibalah nomor urutku, T-u-j-u-h.

            Kulangkahkan kaki ke depan, ke arah mikrofon, kutatap lautan manusia dihadapanku. Ah salah, semakin guguuup. Bismillah, bukankah murid smavo sudah diajarkan untuk biasa tampil di depan kelas? Jeritku dalam hati. Aku tidak boleh ciut, aku sudah mengambil keputusan untuk maju membawa nama baik jurusan. Tak ada jalan setapak untuk mundur, yang ada hanya maju: HADAPI!  Pokoknya lakukan yang terbaik sebisaku. Kutarik nafas yang panjaaang dan mengeluarkannya lewat mulut, rileks, tenang, pikiran mulai memerintah dengan baik. “Nama saya Milka Anggun, dari Pendidikan Bahasa Prancis.” Singkat saja. Kemudian kakak itu mulai melontarkan pertanyaan, “Baik, bagaimana menurut Anda, jika menjadi seorang guru yang mempunyai peran untuk membangun karakter bangsa? Terimakasih dan silakan dijawab.”  kurang lebih begitu, bismillahirrahmaanirrahiim kujawab sebisaku saja, intinya aku menekankan jawabanku pada ‘Meningkatkan kualitas kinerja guru.’ Dan voila! Sebelum aku selesai menjawab, kakak itu memotong, “Baik, terimakasih.” Itu tandanya waktu sudah habis, yaaaahh… #padahal girang dalem hati#. Akupun mundur dan kembali ke posisi awal aku berdiri, bergantian dengan rekan yang mempunyai nomor urut delapan. Sekarang tugasku hanya berdo’a meminta hasil yang terbaik dariNya, sembari menunggu kesebelas kawanku menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Rasa gugup kembali menyelimuti, apa jawaban tadi pas dengan pertanyaannya ya? Ah biarkan. Toh yang penting sudah jawab dan b-e-r-a-n-i maju, acuhku menutupi rasa gugup.

            Kami semua telah selesai menjawab pertanyaan, jawaban yang warna-warni. Hasil keputusan ada ditangan para panitia MPA (Masa pengenalan akademik) fakultasku. Inilah babak penyisihan pertama, jadi dibabak kedua nanti hanya akan tersisa 6 orang yang terdiri dari 3 calon Arjuna, dan 3 calon Srikandi. Jelasnya, yang Arjuna terpilih dari jurusan Seni Tari, Bahasa&Sastra Indonesia, (satu lagi aku lupa, mangaaaaaaaaaaaaap eh maaaap.) Dari sisi Srikandi, yang terpilih dari Seni Musik, Seni Rupa, dan gak disangka-sangka Bahasa Prancis. Kok bisa? Ya, kok bisa.

            Babak pemilihan kedua ternyata kami tidak dicekoki pertanyaan lagi melainkan diuji dengan kreativitas dan imajinasi kami. Menghebohkan sekali para pembaca, ternyata kami diberi empat buah barang yang harus dirangkai dan dijelaskan maknanya hanya dalam waktu 3 MENIT, berpikir, membuat, bergerak, menjelaskan. Dari 1 buah karet gelang,1 buah gelas plastik aqua,1 buah sedotan, dan selembar kertas ha-ve-es. Kami diizinkan untuk berbalik badan menuju meja untuk merangkai keempat alat istimewa yang tadi telah diberikan.

Pemirsa, e pe-pe mi-mir sa-sa PE-MIR-SA! *tukul mode on. Coba dibayangkan ya, bayangkan… gelas plastiknya kutelungkupkan dan kutempelkan dengan sedotan yang posisinya berdiri, lalu aku ikatkan dengan karet. Kemudian hvs tadi ku lipat jadi 2 dan ku lipat-lipat segitiga lagi, membentuk pesawat Boeing-737. #eaaa gayaa#. Tapi, apalah arti semua yang tadi  kubuat itu? Apalah arti si aqua gelas, dan apalah arti si Boeing-737? Ngga tau. Panik. Jelas! panik tapi tetep harus punya trik. Apa yaaak? Yang satu udah jadi pesawat alias kapal terbang. Aquanya jadi apa yak…? Aqua gelasnya tertelungkup mirip kubah, sedotannya mirip teropong…hm… a-ha! Kapal selam (aja deh)! Oke,jadi-in! Ide yang sangat tak terduga pembaca sekalian, dalam bentuk yang buruk rupa kunobatkan gelas plastik dan sedotan itu menjadi sebuah kapal selam. Naaaah! Trus buat penjelasan maknanya apa donk?  Hm… Kapal selam hidupnya di BAWAH, kapal terbang di ATAS, Indonesia sekarang di bawah kayak kapal selam, tapi suatu hari nanti Indonesia bisa hidup lebih baik dan lebih tinggi lagi kemakmurannya kayak kapal terbang. Yippiiiiiiiiiiiiii!!! (INTAN: INspirasi InsTAN).

Giliranku maju menjelaskan si kapal selam dan kapal terbang tadi, “Baik, sebenarnya tadi saya bingung mau buat apa, setelah barangnya jadi saya juga masih bingung maknanya apa, jadi intinya saya baru dapet maknanya beberapa detik yang lalu, yang di tangan kiri saya ada kapal selam dan yang ditangan kanan saya ada pesawat terbang, jadi Indonesia seperti kapal selam yang hidup di bawah dan saya berharap…” belum selesai kujelaskan, kakak MC itu memotong, “Yak, terimakasih.” Guys, give me W for WHAT?? Aku baru tau ternyata diberi durasi, lalu kuminta perpanjangan waktu dan diberi 3 DETIK. “Berharap Indonesia bisa berada di posisi pesawat terbang!!” Belum selesai lagi, kembali dipotong oleh ucapan ‘terimakasih’ sang MC. Well, time is up! :(

Keputusan pemenang dilihat berdasarkan hasil tepuk tangan, dan sedengarku tepuk tangan untuk calon Srikandi dari Seni rupa lebih banyak jumlahnya dibanding tepuk tangan untuk untuk seni musik dan bahasa Prancis, lagipula jumlah mahasiswa seni rupa memang jauh lebih banyak dibanding jumlah mahasiswa jurusanku. Tapi tak apa, I did my BEST, oh Allah… I did my best just now. Bagaimana tepuk tangan untuk para calon Arjuna? Entahlah, aku tak terlalu memperhatikan. Seketika itu aku sudah tahu pemenang di calon Srikandi, yap Seni Rupa! #eciee pak fajaaar# Allahu Akbar! Rencana-Nya masih bisa berubah kawan, ternyata panitia kurang sepakat dengan hasil tepuk tangan tadi. Mereka menganggap tepuk tangan tadi hanya berisi kontribusi dari jurusan masing-masing, jadi kurang fair. Akhirnya para panitia meriung berkumpul dan berdiskusi, bersyura’, bermusyawarah, pokoknya mencari kesepakatan bersama.

Para panitia mulai berbalik ke arah kami, selesai. Keputusan sudah ada digenggaman mereka, harapanku untuk menang pasti ada. Tapi jujur saja itu tidak terlalu mendominasi, karena sudah Alhamdulillah aku bisa membawa nama jurusanku hingga ke 6 besar.  Pengumuman pun dimulai, “Daaan, Arjuna FBS 2011 adalah dari jurusaaaaaaaannnnnn… Baahasaaa daaan Sasstraaa INDONESIA!!” Teriak kak Ucup alias kak Yusuf (ketua MPA FBS 2011) mengumumkan. Kami semua bersorak gembira bertepuk tangan menerima keputusan akhir para panitia, “YEEEEEEEEEEEY!!!” #prokprokprok# “Selanjutnya, Srikandi FBS 2011 jatuh pada jurusaaaaaaaaaan #jengjengjeng# Bahasaaaaaaaaa --- Perranciiiiis!!!” teriak kak Yusuf lagi. #prok-prok-prok# Aku terpaku, tidak tahu siapa yang memaku, kaget bukan main, aku diam ditempat selama beberapa detik tersenyum tanggung. “Eh, A-K-U???” jawabku sekenanya. 

Subhanallah walhamdulillah wa laa illaha illallah wallahu Akbar!!!  Aku senang tapi gamang. Entah ini aneh atau tidak, tapi jujur saja aku tidak bahagia seratus persen. Karena kini aku harus menggendong amanah baru. Rasanya ingin menjadi contoh yang baik bagi kawan-kawan, tapi ada rasa takut tak dapat bekerjasama dengan mereka, ada rasa ragu bisa gak ya jadi ketua angkatan? Dan ada rasa khawatir akan mengecewakan, pokoknya nona-nona. Eh nano-nano.

Tuh kan benar, dipermulaan MPA, PEKIKAN YEL-YEL kami Fakultas Bahasa Dan Seni jujur saja awalnya kurang asik dan tidak kompak. Namun Alhamdulillah seiring berjalannya waktu,omelan dan pengalaman yang telah lalu, esoknya kami bangkit dan menunjukkan bahwa kami bisa lebih baik dari kemarin, lebih baik dari Fakultas lain, lebih kompak dan lebih semangat. Allahu Akbar! 

Alhamdulillah, MPA berakhir sudah… Itu semua takkan berjalan tanpa kehendakMu, takkan lancar tanpa ridhoMu, takkan menyenangkan tanpa bantuanMu ya Rabbi. :) Terimakasih atas segala do’amu ibu, ibu, ibu, ayah, kakak, kawaaaaaaaaaaaaaan. :’) 

YEL-YEL MPA FBS 2011:

Kita di sini ikut MPA…

Indonesia, Arab dan Inggris

Jerman, Jepang, Bahasa Perancis          Nada Lagu Daerah ayo mama

Seni Rupa, Musik, dan Tari

FBS kita selalu di hati.

 

Hey kawan-kawan semua…

Kita datang dengan gaya

Hey kawan-kawan semua…

Kami ada penuh karya                                            

Unik, kreatif, selalu penuh warna

Kritis dan juga penuh cinta                  Nada Hey Yamko Rambe Yamko

FBS ini fakultas paling rame

Mahasiswanya paling oke

 

Oke-oke…

Rame-rame…                                     2 X

Rame-rame…

Oke-oke…

 

Yeyeye! Hadiah-hadiah :D balloon… baluun… BALON MERAH! 

Sunday, August 7, 2011

Subhanallah,kembali jadi adik kelas,uhuuuuy :D

Bismillah...
Allahu Akbar!

Insya Allah pekan ini sampai pekan depan (not full day) MPA universitas beralmamater warna hijau itu akan dilaksanakan, so tetap semangat! 

Alhamdulillah,banyak alumni smavo di sana jadi bisa menyerap info sebanyak2nya, he he
Apa saja barang2 yang akan dikerjakan untuk MPA nanti?

1. Buku catatan! #Ala bluesclues.
Jadi dibutuhkan kertas A4 (bekas layak pakai) sebanyak mungkin yang akan diisi oleh TULISAN TANGAN pribadi, baik itu dalam menulis yel-yel, mars universitas, struktur  pengurus, struktur panitia, tanda tangan panitia, tanda tangan 100 orang MABA (Mahasisawa Baru), dan catatan2 lainnya.

2. Warna ciri khas setiap fakultas berbeda.
Awalnya sempat terpikir, "Semoga warna khas fakultasku MERAH  " #warna favorit#  Dan tahukah pembaca sekalian? Ternyata ketika aku membaca perintah sang panitia, 'COVER HARUS BERWARNA MERAH.' yessssss! got it! berbahagialah hati, mendapatkan keinginannya. Tapi... setelah tulisan kata MERAH... terdapat kata MUDA... jadi itu artinya warna kesenanganku gagal dipatenkan, MERAH MUDA alias PINK-lah pemenangnya. Karena fakultasku berlogo 
yang intinya ber-background pink, jadilah aku harus membawa segala sesuatu yang berwangi-wangi pink... 

3. Toga yang harus ditempelkan bendera negara dari jurusan masing2.
Ini bendera jurusanku, 





















kalau arab, 














yang Jepang,



















dan seterusnya...

4. Alhamdulillah di fakultasku semua muslimah wajib menggunakan jilbab, so aura smavo kembali hadir deh, hehe
Ini contoh pakaian yang harus dikenakan:
5. Nametag. 
 Well, ini baru tugas fakultas, belum tugas dari jurusan n_n

Jelasnya, sebanyak apapun tugasnya harus tetap semangat. bismillah inilah bentuk ikhtiarku, bentuk rayuanku untuk-Mu Allah, ridhoi aku untuk dapat menggenggam cita2ku, suatu hari nanti. Aamiin