Powered By Blogger

Saturday, December 31, 2011

Ismaaa, Laaaily, Sintaaa, Safiraaa, Indaaah, Rifaaa, Faizaaa, Andraaa, Ichaaa. Semoga kita masih bisa ngewarteg bersama :D #eh. Semoga kita bisa berkontribusi bersama-sama lagi :D sekarang bukan hanya di smavo..

Ibu, Pahlawan Sepanjang Masa | dakwatuna.com

http://www.dakwatuna.com/2011/12/17587/ibu-pahlawan-sepanjang-masa/

Impian ini, impian itu, jadi satu.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Ayaaaaah dengarkanlah… (bukan lagu ya pemirsa^^) hari ini aku mencoba menyatukan berbagai impian hasil dari celetukan ideku sendiri. Ternyata ada hal yang sangat ingin aku wujudkan untukmu ayah. Aku ingiiiiiiiiin sekali bisa mempersembahkan sebuah galeri untuk memajang lukisan-lukisanmu, ayah… lukisanmu terlalu indah untuk hanya dipajang sendiri, atau hanya di simpan di gudang.

Selanjutnya untuk ibu… sungguh aku ingin sekali kau berhenti mencari nafkah, bu. Biarlah kau di rumah, biarlah aku dan kakak saja yang lelah. Namun apa daya aku belum bisa bekerja, walaupun labelku masih MAHASISWI tapi no excuse, bukan? Toh aku juga bisa bekerja mencari nafkah. Tapi ibu menuntut kualitas pendidikanku dulu… walau begitu, akan kuusahakan pelan tapi pasti kau harus bekerja di rumah bu. ^^ Masakanmu sungguh luar biasa, aku ingin membuatkan sebuah usaha catering untukmu… agar orang lain juga bisa merasakan nikmatnya masakanmu. Satu lagi, ibu… dulu kau pernah membawaku pergi ke ranah kelahiranmu, sayangnya ketika aku masih di dalam tubuhmu. Kini, aku telah lahir kan bu! :D aku ingin melihat Payakumbuh langsung, bu. Bersamamu :D kau rindu sekali kan buuuuuu. ^^

Terakhir untuk kakakku, I wanna travel around the world with ya sist!!! Really :D Also make our parents happy and proud of us!!! Together lhoooo. :D

Aaaand the last but not least, aku ingin ingin ingin sekaliiiii ayah, ibu, kakak, juga aku bisa menapakkan kaki di tanah suciMu, yaa Rabb. Juga tak lupa yang satu ini, menabung amal dari sekarang untuk bisa memberikan tiket ‘Menuju Jannah’ kepada kedua orang tuaku.

 

Aamiin Allahumma Aamiin…  


“Umrah ke umrah menghapuskan dosa-dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali surga.” HR. Muslim

“Barangsiapa berhaji ke Baitullah dan dia tidak berbuat keji dan fasiq, maka ia pulang sebagaimana waktu dilahirkan ibunya (diampuni semua dosanya).” HR. Muslim

Wednesday, December 28, 2011

My name, is it Du'a?

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Nama sama dengan Do’a. Mungkin maksudnya lebih ke pengharapan kali ya? Ketika sepasang suami-istri mengetahui bahwa mereka telah dikaruniakan amanah berupa jabang bayi dari Allah SWT, pasti hal yang satu ini menjadi bagian yang tidak kalah penting untuk dipikirkan. Mereka mencari-cari arti terbaik dibalik sebuah nama, untuk diberikan kepada anaknya nanti. Tentu dibalik nama terbaik yang mereka pilih, ada sebuah harapan tertentu di dalamnya. Misalnya, ketika sepasang suami-istri memilih nama Muhammad… para orang tua pasti ingin anaknya mempunyai perangai seperti Rasul kita tercinta, berakhlaqul karimah. (Aamiin) Atau contoh lain untuk nama anak perempuan bernama Aisyah, sudah jelas orang tua anak tersebut berharap agar anaknya nanti bisa menjadi wanita yang cerdas seperti Aisyah R.A. (Aamiin)

Namun, ada juga orang tua yang menamakan anaknya sesuka hati tanpa ada harapan dibalik itu. Pokoknya yang penting keren. Kalau yang ini aku tak mau menyebutkan contohnya. Naah, jadi bisakah nama disamakan dengan do’a? Aku rasa itu innamaal a’maaluu binniyyaat. :) Karena ada yang hanya sekedar memberi nama, mengikuti artis favorit, sampai yang hanya terdengar oke. Kembali lagi, itu semua kebebasan setiap orang tua dalam memilih nama bagi anaknya.

Banyak juga nama yang supeeeeeeeeeeer indah, dari nama kawan-kawan, adik-adik kelas, hingga kakak tingkatku. Sampai-sampai aku terinspirasi menggunakan nama mereka sebagai nominasi nama calon anakku nanti. ^^ heheh tapi gak semuanya loh… Salut untuk orang tua mereka yang hebat memilih nama terbaik bagi anak-anaknya.

What about me??? MILKA ANGGUN apa sih artinya? Suka’ susu, luh ya? Pasti pada bilang getoh… tapi EMANG iya sih, I love MILK, then I love MY SELF. :D

Dan sampai pada suatu hari ketika aku berada pada masa awal kelas tiga SMA, guru Bahasa Indonesiaku meminta perkenalan diri kami (warga ips 2) masing-masing sembari menyebutkan arti nama. Tibalah giliranku, “Nama saya Milka Anggun. ‘Anggun’ karena mungkin orang tua saya menginginkan saya menjadi wanita yang anggun. Lalu ‘Milka’ maaf bu saya tidak tahu. Karena kata ibu saya itu nama pemberian Alm. Kakek saya, dan ibu saya tidak sempat bertanya. Hehe.”  Jawabku apa adanya saja. Sumfeh deh malu >_< udah 17 tahun menjabat nama Milka, tapi ngga tahu maknanya. Hmmm, jadi PR!!! Keluh hatiku, SAAT ITU.

Pulangnya aku kembali bertanya-tanya pada ibu, tapi jawaban yang sama seperti waktu itu aku dapatkan kembali. Ibu tidak tahu…  Aah aku jadi rindu kakeeek, seandainya waktu itu aku bukan bocah cilik sebelum kakek meninggal, pasti aku akan bertanya, “Kakek…… arti nama aku apa siiiih???”  seandainya aja lho, ngga mungkinkan di replay waktunya. ^^

Pada usia tujuh belas tahun akhirnya aku mengetahui arti namaku sendiri.  Dikasih tau sama Kang GOOGLE. :D Nama ‘Milka’ artinya…bla…bla…bla… NAH, pertanyaannya. Apakah nama ‘Milka’ itu merupakan sebuah do’a??? :)


Boleh cop-pas:

Milka itu…

Jenis kelamin: Female

Asal: Nama Ceko, Cekoslovakia, Czesh

Arti: Rajin, tekun

dan

Jenis kelamin: Perempuan

Asal: Alkitabiah

Arti:  - Ratu

          - Istri raja Nahor

          - Anak raja Zelafehad

 

 

Selalu ada kisah disamping pertemuan kita

Bismillahirrahmaaniirrahiim.

                Tepatnya hari selasa malam 27 Desember 2011 kemarin, aku bersama kedua sahabatku, Icha dan Andra JJM (Jalan-Jalan Malam) hanya bertiga saja, karena Sinta tak bisa ikut :(. Kami sudah berencana dari minggu lalu untuk menyaksikan film Hafalan Shalat Delisa bersama di Arion, jadi Andra yang notabene berdomisili di Bojong harus menginap di kosanku dan Icha @ jalan Pemuda III .

                Kami memilih jadwal yang tayang pukul 18.45. Namun sayangnya metro (mini) #eaa nomor 03 yang kami tumpangi memutar jalan hingga memakan waktu sekitar 10menit hanya untuk sampai ke Arion saja. Pukul 18.45 teng kami sampai di TKP, namun untuk menuju bioskopnya lumayan memakan waktu lagi, lokasinya di pojokkan lantai paling atas, plus harus naik tangga lagi. Great.

                Alhamdulillah pukul 18.55 kami membeli tiket untuk tiga orang dan mengambil posisi di seat F. Melewati pemutaran film sekitar 5 sampai 7 menit. Dan sungguh karakter Delisa sangat mengagumkan seperti yang ada di novel. :’) walau filmnya tak banyak sesuai dengan harapan. As usual.

                Setelah bernangis bombay-ria kami bertiga bergegas pulang karena waktu suda menunjukkan pukul 20.30 malam. Aku, Icha, dan Andra langsung menuju tempat menunggu mobil jemputan kami (metro 03). Tiba-tiba (ini nih klimaksnya) ada seonggok, oh tidak~ maksudku ‘seorang’ lelaki berbaju kuning berlogat melayu. Ya, lelaki Malaysia yang tinggal di KL a.k.a Kuala Lumpur. Dia mengucap salam dengan sopannya, “Assalamu’alaikoom...” kami bertiga spontan terkejut, “Wa’alaikumussalam... ya??” jawab kami. “Saye nak minta tolong, ke kelape gading ha saye naik ape?” jawabnya panik. Kami bertiga asli penghuni bojong dan sekitarnya, jadi mana gaul di Jakarta nan luas ini. Setelah lelaki itu menjelaskan panjang lebar mengenai segala hajatnya untuk pergi ke kelapa gading secepatnya,  Andra mencoba bercakap-cakap #eaa dengan bahasa inggris, tapi orang itu malah nyeletuk bahasa indo-melayu. Pusinglah kami dibuatnya. Andra pun bergegas menuju abang bajaj dan bertanya soal kelapa gading, tapi si orang melayu itu malah tak peduli dan ketika abang bajajnya menawari ia untuk diantar ke Kelapa gading, ia malah menolak. Aku dan Icha juga sempat menyuruhnya untuk bertanya ke sekuriti saja, tapi dia malah beralasan, “Tak nak lah, die sibuk begitu-begitu...” sambil memperagakan gaya pak polisi yang sibuk mengatur keluar mobil masuk Arion. Aneh sekali jawabannya, dan aku mulai curiga. :P

                Tak lama kemudian datang seorang lelaki berlogat indo datang dan ikut membantu si lelaki melayu itu, dengan akrabnya (aneh bagiku). Seketika itu pula lelaki melayu tadi banyak mengoceh. Pertama, dia bilang dia senang bertemu dengan kami yang notabene saudara muslimahnya. Kedua, dia bersumpah-sumpah bahwa dia minta bantuan kepada kami dan dia bilang dia tidak berbohong. Ketiga, lelaki indo yang ikut membantu si lelaki melayu tadi sepertinya lebih berapi-api menawarkan jasa, dan kami malah digiring ke KFC. Andra, Icha, dan lelaki indo tadi bergegas duluan, aku mengikuti dari belakang, namun tampaknya si lelaki melayu melihat kecurigaanku (maklum, wajahku itu tipe wajah transparan. Ketika bahagia, lelah, sedih, bosan, mudah terlihat, jeleknyaaa.) Nah, lelaki melayu itu malah bertanya, “Tak apeu kan? What’s ur name?” tanyanya, “Milka” jawabku sekena’nya. “Apeu???” balasnya “Em-Ai-El-Kei-Ei.” Jawabku sekena’nya lagi, aku malas, bayangkan saja waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam. Lalu dia malah memperkenalkan namanya dan bertanya banyak hal lagi.

                Kemudian tibalah kami di KFC, aku malas sekali, kecurigaanku sudah dipuncaknya, terbukti bahwa Icha pun sudah mulai curiga, kenapa minta di anter ke Kelapa Gading malah ngajak makan bareng??? weirdo. Lelaki indo dan lelaki melayu itu malah menyuruh kami duduk, saat itu pun muncul ide bohong dalam benakku, “Oh... So sorry, we should go home now! (sambil nunjuk-nunjuk jam), my mother’s waiting for us!“  sambil menunjuk ke lantai bawah. Dua orang itu mengiyakan dan mempersilakan, serta memasang tampang heran. Dan reflek aku menarik pelan Andra dan Icha. Kami bergegas turun, keluar Arion, mengabaikan metro 03 dan mencari abang bajaj, menawar harga (masih sempat saja) dan capcus ke pemuda III. Seketika itu pula Icha melihat kedua lelaki kuning itu sudah ada di depan Arion. Alhamdulillah masih dilindungi Allah SWT...... Alhamdulillah... satu lagi. Untung Arion masih ramai.

                Biasanya di Bogor mau jalan jauh terus pulang malam, tingkat paniknya masih dilevel 1-2. Tapi ini di Jakarta, cuman di Arion. Paniknya udah dilevel 5. MasyaAllah... gak dulu deh ke Arion, ngeriiiii. Intinya, la femme a besoin d’homme... ya, wanita membutuhkan seorang laki-laki untuk menjaganya secara fisik minimal. Kami yang bertiga saja hampir dijahati, apalagi ketika kami dalam kondisi sendirian? Oooh tak maulah membayangkannya. Ajaklah ayah, kakak, atau adik lelaki jika kita ingin bepergian sendirian ke tempat yang kurang dijamin keamanannya. Walau memang itu bukan satu-satunya solusi karena tak sedikit wadah yang memfasilitasi seorang wanita untuk bisa menjaga dirinya, Putri Gading contohnya. Semoga Allah SWT selalu menjaga seluruh saudari fillahku di seluruh dunia dan juga aku. Aamiin Yaa Rabb.

Yaa Rabb jangan sampai ada korban selanjutnya. Aamiin allahumma aamiin. 

Sunday, December 25, 2011

Emosi Rasa Nano-nano

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Setidaknya ada tiga poin penting yang ingin kubahas hari ini. Motivasi posting kali ini lebih terkait pada pelibatan berbagai emosi.. Kesal. Sedih. Haru.

Mengapa kesal?
Emosi ini timbul akibat barusan menonton berita dari salah satu stasiun tv swasta. Tagline berita: 'Tragedi Kemanusiaan Mesuji', PAS ketika si host sedang meminta testimoni dari beberapa warga yang pernah mendapat kekerasan. Namun sayangnya salah seorangnya lagi kulihat sudah pink-sun (pingsan). Seorangnya lagi adalah ibu-ibu RT, beliau bercerita ketika beliau hampir disiram air panas sembari terisak, bisa kurasakan luapan emosinya kala itu, tak lama kemudian beliau menyusul kawannya alias pink-sun. :(
Host pun berpindah tempat ke tenda pengungsian warga, kemudian kembali meminta testimoni seorang ibu tentang keadaan hidupnya setelah digusur oleh para perusahaan. Singkatnya ibu itu bercurah hati bahwa di sana warga tak punya pemasukan, untuk makan saja harus jadi buruh serabutan. Di kala malam tiba, nyamuk datang menyerang, turunnya hujan disertai angin kencang pernah menerbangkan terpal tenda pengungsian mereka, parahnya sekitar 750-800 anak2 di sana terancam putus sekolah. Yaa Rabb... :'(
Lalu sebagai penonton aku malah ikut emosi, tak bisa beri solusi. :( namun masih ada do'a.. :)

Yang kedua, mengapa sedih?
Pada tanggal 26 Desember 2011 ini, usia tragedi tsunami Aceh 2004 lalu sudah menginjak 7tahun, pemirsa! Dan yang perlu diketahui, Aceh masih dalam tahap rehabilitasi. Pemerintah masih melakukan pembangunan perbaikan. Dikira sudah beres, ternyata masih proses.. :(
Keep du'a. :)

Ketiga, mengapa haru?
Karena besok aku bersama kedua sahabatku ingin bersilaturrahim :D Incha Allah. "Barang siapa ingin dipanjangkan umurnya dan diperbanyak rezekinya, hendaklah ia mnyambung tali prsaudaraan."
(Bukhari-Muslim)
We're going to watch Hafalan Shalat Delisa ^^
Aamiin.
C'est tout, à bientôt readers!

Jadi anak shalih ya saayang. ^^

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Subhanallah, bocah berumur 6 tahun itu sedang menghafal qur'an.. :) terakhir kali aku menjaganya, ia masih kanak-kanak sekali. Kini ia sudah SD, ibunya bercerita bahwa di sekolah do'i juga menerapkan dhuha time tiap pagi.. Awesome.

Malulah aku kalau hal itu tak menjadi motivasi bagiku. Ibadahnya bocah umur 6 tahun itu sudah bisa dibilang baik, biar sedikit namun rutin. Semoga do'i jadi anak shalih n_n Aamiin yaa Rabb.

Ahmad Fairuz Abadi. :)

Saturday, December 24, 2011

Pipi tembem cuma sebelah?

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Judul postingan blogku kali ini memang agak aneh, apa aku yang keGRan? Ya pokoknya begitu. Beberapa hari terakhir ini, aku sedang gemaaar sekali melahap roti bakar coklat-keju saampai bersihsihsih bungkusnya. Sampai pada suatu hari... Gigi berlubangku berontak.
"Aah, makan yang manis-manis mulu! Si kuman pada demen tau!" ronta si gigi. Tapi aku tak peduli, mirisss. So, ngambeklah gigi berlubangku itu, dia malah bersahabat dengan si kuman. Tuk..tuk..tuk.. Gigiku seperti dipalu-palu. Daaaan, menyebabkan gusi terdekatnya bengkak. :(

Paginya saat sedang berkaca, "MasyaAllah sakit bener ini pipi sebelah kiri, oh no bengkaaak." keluhku pada diri sendiri.

Sampai kampus, kawan-kawan berkomentar. "Ya ampun mimil tambah chubby ajaaa :)" kata salah seorang kawan. Ini saaakit tauuk, kesahku dalam hati. Pun ketika sampai di rumah, ayah ibuku mengatakan hal serupa..

Mana ada pipi tembem cuma sebelah :P berasa abis di tojos orang, ini pipi napa jadi bengkaak. Syafakillah, Mil. :D
Hehe.

Thursday, December 22, 2011

Guys. SELAMAT HARI EMAK :D

Bismillahirrahmaanirrahim.

Alhamdulillah.. Yeah.. Hari ibu ini banyak hadiah yang telah kutunjukkan secara -tidak- langsung untukmu MAMA. Dari mulai buat cerpen tentang ibu, buat n baca puisi bahasa Prancis tentang ibu, sampe ret-coret di spanduk aliansi ungkapan spesial untuk ibu...

Ternyata aku bisa membuatmu mengharu biru hanya dengan cerpen hasil perbuatanku itu. Alhamdulillah... Something. :D

22 12 11.

Tuesday, December 20, 2011

Hai kau yang di situ!

Aku bukan kau.

Aku bukan dia.

Aku, ya aku.

Manusia yang sok tahu.

Tidak seperti kau.

Yang bagi hatimu

DIA nomor satu.

Ya Allah…

Inilah aku hambaMu yang peragu.

Ketika diri tak mampu.

Malah berpaling wajah dariMu.

Gemarlah aku mengadu pada selainMu.

Alamak, ternyata buruk nian tempatku mengadu!

Kucari lagi.

Tak memuaskanku.

Kucari lagi.

Tak menghiraukanku.

Bukan urusan kami!

Jawab mereka menghempaskanku.

Lalu aku tambah pilu.

Lagi-lagi jadi malu.

Kembalilah aku padaMu.

Wahai Yang Maha Satu.

Wahai Yang Sayang Padaku.

Ampunilah hamba sang peraguMu.

Salam haru untuk Yang Maha Satu.


Iseng-iseng berhadiah 

Sunday, December 18, 2011

Sang pecinta firmanMu

Bismillahirrahmaanirrahiim.

 

Kisah untukmu wahai para qur’an lovers. Ini tentang kakak tingkat di kampusku, jurusan bahasa arab 2008. Beliau seorang pecinta dan penghafal qur’an… subhanallah, rasanya al-qur’an memang sudah menjadi emblem permanen yang menempel pada dirinya. Lagam tilawahnya sungguh indah, menegakkan bulu kuduk setiap orang yang mendengarnya. Serta tak ketinggalan makhrajul huruf plus hukum-hukum bacaan telah akrab sekali dengan bibir, lidah, maupun tenggorokannya. Aku kagum Ya Rabb… juga iri. :)

Beliau adalah orang yang agak tertutup dalam masalah pribadinya, pun jika beliau sedang bersedih, aku sulit memaknai raut wajahnya, sebab beliau gemar sekali menebar senyum. Namun hari itu aku bisa menangkap ada kesedihan dalam air wajahnya, well walaupun hanya sok tahu saja…  Lanjut, aku pun iseng bertanya saat melihat matanya yang berkaca-kaca, “Kakak kenapa? Jangan sedih dong kak…” sekali lagi, hanya iseng. “Hehe gapapa kok…” jawabnya sambil mengeluarkan sehelai tisu dari tasnya, lalu mengusap-usap matanya dengan tisu itu. “Yah… kak ada apa kak? Cerita aja yu kak…” timpalku agak sedikit panik karena ternyata dugaanku benar, beliau sedang bersedih. “Gapapa, aku memang biasa begini, sendiri aja ngga biasa diceritain…” jawab beliau sederhana. Seketika itu pula ia meraih mushafnya, ya mushaf cantik yang dicover dengan kain flanel berdesain buah semangka. Betapa intens kedekatan dirinya dengan kitab qur’anMu Ya Rabb… aku paham, aku tahu sedikit tentang beliau orang yang seperti apa. Orang seperti beliau ketika memikul beban masalah ya hanya qur’an-lah pelipur laranya. “Kakak mau tilawah ya kak… kalo gitu, aku pamit duluan ya kak, semoga masalahnya cepat selesai, assalaamu’alaikum…” aku mengakhiri. “Iya nanti insyaAllah aku nyusul ya, wa’alaikumussalam…” balasnya. Sungguh hatinya tlah terpaut dengan kitab suciMu ya Rabb. Satu lagi kawan, satu lagi pelajaran berharga yang nyata, yang langsung tampak dihadapanku, dan dapat kuserap hikmahnya. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs. Ar-Ra’d: 28) Untuk mencurahkan segala isi hati memang lebih tepat hanya pada Allah. Dan hanya dariNya-lah semua solusi permasalahan bermunculan.

 Beliau juga seorang ustadzah tahsin di kampusku, baik dari sebuah lembaga maupun sukarela saja. Tak hanya berhenti sampai di situ, beliau juga melahirkan generasi adik-adik penghafal al-qur’an… sungguh akhwat shalihah yang bermanfaat, sangat. :)

Aku kagum padamu, kak. :)

Nurlaila Sarah, namanya.

 

SEMANGAT, BERMANFAAT!!!

Friday, December 16, 2011

Beasiswa Indonesia untuk Palestina: Kedokteran Spesialis.

Semoga mereka (pemuda Palestina) after have studied here, bisa kembali mengabdi di sana. Palestina tercintah...

News:
Salah satu dampak atas blokade Israel atas pendudukan Zionis di Palestina di Gaza melalui perjanjian Camp David dan tindakan sepihak adalah terhambatnya Pembangunan infrastruktur.
Salah satu contohnya adalah pembangunan gedung baru di kompleks Shifa Hospital.
Sulitnya akses masuk bahan-bahan bangunan dan alat berat ke Gaza menambah minusnya pembangunan dan terbengkalainya gedung baru tersebut dan gedung-gedung lainnya. Misi Kemanusiaan BSMI yang sudah berjalan sejak 2009 dan medio Juli-Agustus 2010 kemarin memilih inovasi membangun kapasitas SDM penduduk Gaza. Sebagai bentuk kongkritnya adalah Program Beasiswa Bagi Dokter-Dokter Palestina. Perlu diketahui bahwa Perguruan tinggi khusus pendidikan dokter dan spesialis tidak ada di Gaza-Palestina. Sehingga, semua tenaga medis khususnya calon dokter mengambil pendidikan mesti keluar Gaza. BSMI memilih program beasiswa dikarenakan visibilitas dan reliabilitas ketercapaian sangat memungkinkan dibandingkan
program lain. Dan Program BSMI ini merupakan jangka panjang tidak sebatas sekali atau dua kali. 2 dari 10 target mahasiswa awal asal Palestina kini mengambil studi di FK UI dan FK UGM mengambil neurologi dan anestesi.

www.bsmipusat.org/index.php?option=com_content&view=article&id=52%3Amahasiswa-palestina-persiapan-ukdi&catid=15%3Aproduk&lang=in

Thursday, December 15, 2011

Yang baru emang lebih seru.

Bismillahirrahmaanirrahim.

Alhamdulillah... Semoga hari ini berkah dimataNya... Aamiin. Kenapaa hayoou? Soale, ada lebih dari 1 hal baru yang kudapat, hari ini.:)
Tadi pagi berkesempatan hadir di dialog bersama dekanat fbs, siangnya alhamdulillah bisa join comdev :D COMMUNITY DEVELOPMENT, bagi yang belum tau, kegiatan itu berbentuk bakti sosial, hari ini para bocah kecil (mulai dari paud, tk, and sd) Ada lomba meeewarnai. :D (FYI, saya juga ikutan lho. Asli deh.. ngeri menaang. Tapi untungnya ketawan kalau gambar yang saya warnai itu hasil buatan mahasiswi, bukan para bocil, so tenang aza, saya ga menang kok :D)
Satu kata, SERU. Kalo dua kata, ALHAMDULILLAH SERU. Nah kalo tiga kata, ALHAMDULILLAH SERU, SERU. Well, forget it, ga penting. :P

Sore harinya ba'da ashar, awalnya saya bersama kawan saya, Dhila, berencana pulang ke rumah. Kosan, bagi saya. Namun, tidak jadi, dikarenakan saya baru ingat kalau ada Kajian Rutin LDK UNJ. Dan, hadirlah saya di sana bersama kawan saya itu. :) tak dinyana, 10 orang pendatang pertama mendapat mushaf, FREE. Subhanallah, gembira bukan maeen. n_n
Menjelang adzan maghrib, saya, kawan saya, dan beberapa kakak tingkatpun bersiap ifthor jama'i. Alhamdulillah.. Ukhuwah yang indah. Semoga hingga jannahMu yaa Rabb. Aamiin

Kamis, 15 Desember 2011

Monday, December 12, 2011

Jadi guru Te-Ka :D aaaw mau banjeeet ^^ Aamiin ya Allah.

Memutar kembali memori itu.

Bismillah



Pada masa-masa kenaikan siswa SMA ke tingkat 2, kala itu tentu masih harus melewati penjurusan sesuai dengan minat dan bakat. Kebetulan di sekolah hanya ada dua program, yakni IPA dan IPS. Suatu hari ada seorang anak remaja berumur 16 tahun yang mantap sekali memilih jurusan IPS karena tiga alasan. Pertama, ia tidak suka pelajaran EKSAK. Kedua, ia adalah penghafal yang ulung (menurutnya). Ketiga, hanya dijurusan IPS-lah yang memfasilitasi pelajaran bahasa kegemarannya, bahasa Prancis.


Sekitar bulan Februari, 2010. Ketika itu ia sedang duduk berdua dengan kawan barunya yang datang dari Riau, mereka banyak berbincang tentang banyak hal yang mana salah satunya mengenai pelajaran bahasa,“Mil, tolong ajari aku bahasa Prancis ya... aku belum pernah mempelajarinya.” Ucap kawan barunya meminta dengan malu-malu. “InsyaAllah, oke! hehe” jawab anak siswi itu cengengesan tanda sepakat.


Tak lama kemudian pelajaran dimulai, seorang guru kesayangan yang begitu enerjik dan cantik memasuki ruang kelas kemudian memberi mereka instruksi untuk membuka buku tugas bahasa Prancis. Ketika sang siswi bersama kawan barunya tadi sedang asyik berbincang melanjutkan obrolan yang terputus tadi, Madame (panggilan untuk guru bahasa Prancis) datang menghapiri mereka. “Eh ayok kita kerjain lagi tugasnya!Ada madame tuh” kata si siswi mengajak kawannya. Tetiba Madame mendekat dan menyampaikan pesan, “Mil, bimbing kawan barumu ya.” kata sang Madame sambil tersenyum,  dengan binar mata yang mempercayakan anak Riau itu pada sang siswi.


“Oke Madame, siap InsyaAllah…”  balas si siswi semangat dan menangkap amanah yang seketika Madame titipkan, syukur siswi itu memang gemar dengan bahasa Prancis. Kemudian Madame kembali mengitari setiap meja di ruang kelas kala itu, bertanya dengan sabar hal-hal yang tidak dimengerti terkait tugas mereka. Hingga sampailah lagi guru tersebut dimeja siswi yang gemar dengan bahasa Prancis tadi. “Iya Madame, kami sedang belajar bersama :D hehe” kata siswi itu membela diri. “Eeh bukan atuh.. Madame mau kasih kamu info.” Kata guru itu tertawa kecil dan sedikit lebih mendekat kepada siswinya. “Saya ada info lomba bahasa Prancis nih Mil, kamu mau ikutan enggak?”  Timpal guru gaul nan enerjik itu menawarkan.


“Waaaaaw!!! Mauuu bangeettt Madame!” Jawab siswi itu girang seketika. Meski dalam hati dan pikirannya sedikit bimbang karena menulis adalah kegemarannya, sedang berbicara hal yang tidak banyak dikuasainya. “Tapi... lombanya berbentuk apa Madame? Saya mah ngga bisa ngomong Madame :(”


“Tenang, jadi bentuk lombanya itu membuat artikel, nanti dikirim ke Duta besar Prancis, karena pihaknya yang mengadakan lomba juga dalam rangka merayakan hari berbahasa Prancis sedunia. Nanti kamu dan beberapa teman akan saya ajak. Buat tulisan tentang Negara Prancis ya?? Bisaaa??” Tantang guru tersebut.


“InsyaAllah saya coba! tapi ngga dipresentasiin kan ya Madame?? Hehe”


“Tenang aja, lomba nulis kok, hehe. Tapi menulisnya dengan bahasa Prancis ya, minimal kamu buat satu halaman.” Kata beliau sambil tersenyum senang sebab ada siswinya yang menyanggupi tawaran yang tidak banyak menginginkannya. Kemudian siswi tersebut berpikir ulang dan hanya menjawab dengan senyuman lebar, seakan masih ada keraguan dengan kompetensi dirinya.


Selama beberapa minggu, siswi tersebut bekerja keras. Mencatat beberapa tema menarik yang terlintas dibenaknya, kemudian menentukan satu tema yang paling pas, mengumpulkan banyak referensi bacaan, kemudian berusaha merangkai kalimat demi kalimat dalam bahasa Indonesia yang selanjutnya akan ia terjemahkan ke dalam bahasa Prancis, terakhir ia baru  menentukan judul dari tulisannya. Ya, itulah kebiasaannya, terbiasa membubuhkan judul ketika telah menyelesaikan tulisannya. Setiap melanjutkan perjuangan dalam menyelesaikan tulisan, ia pasti bekerja hingga larut malam, wajahnya terpaku di hadapan layar komputer tua pentium tiga dengan memangku dua kamus mungil berwarna biru dan oranye, yakni kamus bahasa Indonesia-Prancis dan Bahasa Prancis-Indonesia. Namun ternyata ia tidak sendirian, sebab dalam diam ibunya menemani meski hanya duduk di ruang tamu. 


Suatu malam sang ibu merasa iba dengan perjuangan anaknya setiap malam, kemudian datang menghampiri dengan segelas teh hangat dan segengggam motivasi. Sosok lembut itu datang menghampiri kemudian berkata, “nak, tidur dulu sudah malam, besok dilanjutkan lagi. Bagaimana progres tulisanmu?” 


“Nanti saja bu, karangannya mau diperiksa lagi sama Madame besok, jadi harus kuselesaikan malam ini, besok tinggal diperiksa Madame deh, hehe…” 


“Oh ya sudah, tidak apa... memangnya kamu buat karangan temanya apa nak?”


“Hmm… kayaknya sih tentang sistem pendidikan di Negara itu bu…”


“Sistem pendidikan Negara Prancis??? Menarik… bagus ade… ibu do’akan yang terbaik yaaa.”


“Alhamdulillah bu hehe… oh iya bu, tapi jangan berharap banyak aku akan menang ya bu… aku hanya ingin berpartisipasi saja, kalau menang alhamdulillah, kalau tidak ya sudah… Aku takut ibu kecewa :)”


“Tenang sayang, ibu selalu mendo’akan yang terbaik buat ade...” Tutup sang ibu malam itu dengan penuh ketenangan dan senyum yang menyejukkan mata lima watt sang anak saat itu.


Seminggu, dua minggu, tiga minggu, terlewati sudah. Sampai sebulan tak terdengar kabar apapun. Tak ada kabar mengenai lomba itu, hingga sang siswi berpikir mungkin benar, ia memang hanya ikut lomba untuk mencari pengalaman saja, memang belum rezekinya. Namun ternyata dalam diam hati pasti penuh harap, ia dan tiga orang kawannya masih resah menunggu hasil pemenang lombanya. “Masa sih dari sekolah kita tidak ada yang lolos :D” kata salah seorang kawan menenangkan. Semua wajah melanjutkan obrolan yang sama sebab mereka sangat penasaran dengan pengumuman lomba yang tak kunjung terdengar.


Suatu pagi dihari jumat, selesai melaksanakan mengaji jumat, mereka kembali berkumpul dalam kelasnya masing-masing. Tak lama seorang siswa yang juga mengikuti lomba yang sama memanggilnya, “Mil, Mil!” panggilnya kepada siswi pecinta bahasa Prancis itu. “Katanya dari sekolah kita ada yang lolos tau tulisannya!” katanya berbinar-binar, “tapi rahasia ah, ga tau juga gue tadi bu dyah manggil gue pas lagi di bawah..” tutupnya dengan cengegesan. “Subhanallah! Selamat ya!” jawab siswi tersebut berbinar, meski berharap menjadi juara namun ia juga merasa bahagia, sebab ini lomba bahasa Prancis pertama yang mereka ikuti bersama-sama, sebab biasanya lomba yang mereka ikuti adalah bahasa Inggris. “Lah bukan Mil, bukaaan. Tunggu kabar dari Madame aja, gue gak tau!” katanya membela diri.


Sekitar pukul 09.00 pagi, sang Madame  memasuki kelas dan memanggil kedua siswa menuju mejanya di depan kelas. Sang siswi tersenyum sambil menebak-nebak bahwa benar kawan tadi yang mendapat rezeki kemenangan dari-Nya. Sang siswi juga sempat berpikir kembali, memutar kembali ingatan tentang perjuangannya selama sebulan ke belakang. Ia sadar betul, bahwa ketika mengikuti lomba, ia benar-benar tidak mengharapkan kemenangan, ia hanya meminta ridha-Nya, apapun yang terbaik. Ia bersyukur penuh pernah mengikuti lomba bahasa Prancis, sebab dimasa mendatang pengalamannya akan menjadi kisah pendewasaan dalam mengejar mimpinya. Dia sudah memegang gambaran bagaimana perjuangan yang lebih yang harus dilakukannya untuk menggapai prestasi dalam hidupnya. 


 “Tuh kan benar ia pemenangnya”, pikir sang siswi yang seketika buyar ketika melihat kawannya sedang asyik berbicara dengan Madame,  tak sabar siswi tersebut ikut maju sebab ia ingin memberi selamat pada kawannya tadi. “Selamat ya! Makan-makan dong :Dkatanya menyelamati siswa tersebut. Namun siswa itu hanya menjawab, “Ah bisa aja, kamu kali yang traktir kita! :D” katanya begitu sumringah, Madame hanya terdiam dalam senyumnya mengamati para siswa-siswinya begitu asyik berbincang. “Madame kita kasih tau aja nih ya?” kata dua siswa itu kepada Madame, dan beliau merespon dengan anggukan serta senyuman yang mencurigakan. “SELAMAT YA MIL, KAMU YANG MENANG DARI SEKOLAH KITA!” kompak mereka mengatakan hasil lombanya kepada siswi tersebut.

Tak ada kata lagi yang keluar dari bibir siswi itu selain lafadz hamdalah, “Alhamdulillaah..” kakinya lemas, matanya terpejam, tangannya menutupi wajah, hatinya penuh haru, pikirannya diserbu banyak pertanyaan, “Masa sih? benarkah? ini serius??”

Prestasi terbaik, bagiku bukan hanya ketika aku mampu mendapatkan hadiah dan piagamnya. Melainkan ketika aku mampu melawan ketakutanku dan ketika aku mampu belajar menerima kondisi apapun, baik itu menang atau kalah. 


Terima kasih ibu untuk do’amu yang begitu khusyuk kau panjatkan setiap saat, terima kasih guruku, Madame. Dua orang Mesdames yang tak pernah lelah memotivasiku dengan begitu hangat dan membekas dalam keseharianku. Sebaik-baik ibu, sebaik-baik guru,  merekalah yang menginspirasi, memotivasi, meneladani, bukan mereka yang banyak memberi instruksi.

Wednesday, December 7, 2011

Oui. :)

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Oui, Je sais.
Oui, Je ne suis pas parfait.
Oui, Je ne peux pas être parfait.
Oui, Je fais toujours les erreurs.
Oui, peut-être Je ne suis pas gentille.

Donc..
Pour L'honorable, ALLAH SWT. Rappelez-moi si je fais beaucoup d'erreurs.
Oui, rappelez-moi avec la manière que vous aimez.

(Pardonez-moi s'il y a beaucoup de fautes.)
SAMBUT! PERUBAHAN BAIK. :)

Tuesday, December 6, 2011

Apa Saja Yang Telah Kudapat

Bismillahirrahmaanirrahiim.

 

Tiga bulan sudah aku belajar di UNJ, tepat 05 Desember 2011. Ya, ada pertanyaan yang  muncul berulang kali dalam benakku, apa saja yang telah kudapat di kampus pendidikan itu? Sudahkah aku menjadi manusia yang bermanfaat? Sudahkah aku maksimalkan setiap ikhtiar? Kok rasanya biasa saja, feelnya kurang greget perkampusan ini.
Mengenai akademikku, setiap lima hari dalam seminggu dicekoki bahasa Perancis, seharusnya aku senang dan puas karena itu kan bahasa yang sangat ingin aku perdalam sejak jaman SMA dulu, tapi TANYA kenapa ini malah datar saja? Rasanya FLAT sekali diriku kini. Perasaan tiga tahun di SMAVO dulu hobinya pulang soreee, alasan terkuatnya ya karena tugas sekolah yang menggunung. Tapi juga sering karena syuro, ekskul, atau bahkan kumpul ria untuk hanya sekedar sharing bareng akhwati Asy-syifa. Rindu deuh.

Namun, masih ada hal yang patut disyukuri dooonk. :)



Aku tidak mau GALAU kawan, WALAU itu tidak dilarang. Tapi suer aku sedang butuh penguatan diri, apalagi di ranah individual yang bernama kampus. Kalau terlalu banyak waktu kosong bukankah itu tidak baik yayaya? Mengapa semangatku mengendur? Apa karena lunturnya motivasi dari kawan sejati?  Atau mungkinkah ini salah satu bentuk ketidakbersyukuran diri?

Sadarlah wahai diri, bahwa kehidupan duniawi tidaklah hakiki. Tak bisa dipungkiri kau cuma mampir di dunia ini. Jadi, teruslah berubah dengan memperbaiki diri. Semangattt yaaa!?!


Mewarnai Objek Dakwah | dakwatuna.com

http://www.dakwatuna.com/2011/11/16770/mewarnai-objek-dakwah/
Kerja ini belum berakhir :) semangat ini belum mati :D

Friday, December 2, 2011

Ya Quddus, jangan Kau biarkan aku merasa bersih dan suci padahal Engkau tahu betapa banyak perbuatan dan ucapanku yang Engkau benci... (Ary Ginanjar)

Tibalah Masa Jenuhku

Bismillahirrahmaanirahiim.

Aku mulai jenuh, kawan. Butuh rutinitas baru yang super sekali manfaatnya. Seperti jaman SMA dulu… Ah, tapi itu dulu. Sekarang aku butuh sesuatu yang menyibukkanku dengan hal yang baik, kawan, agar diriku juga jadi baik. Aku rela disuntik berkali-kali oleh hal baik agar kualitas ruhiyahku meningkat, maka inilah salah satu upayaku, searching in internet…

Dari situs: http://pksaceh.net/menata-ruhiyah-demi-dakwah/

Kiat membina ruhiyah

Ada beberapa kiat dalam rangka melatih kekuatan ruhiyah dalam diri kita.

Pertama, tajarrud ‘anid dunya. Mulai saat ini, pandangan hidup kita terhadap materi keduniaan harus diubah secara total. Bahwa materi keduniaan (harta benda dan kedudukan/jabatan) hanyalah alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan akhir. Sehingga kita tidak menghalalkan segala cara untuk memenuhi setiap keinginan.

Kedua, senantiasa menjaga diri agar tetap berada di jalan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya serta waspada terhadap godaan-godaan menggiurkan yang dapat memalingkan dari jalan-Nya.

Ketiga, memerangi syetan dengan segala tipu dayanya. Imam Al-Ghazali menempatkan syetan sebagai musuh utama manusia dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt. Syetan akan selalu menggoda manusia dengan berbagai tipu dayanya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar senantiasa berlindung dari godaan syetan yang terkutuk.

Keempat, membiasakan diri bangun di tengah malam mengerjakan shalat malam dan berpuasa pada siang harinya.

Kelima, meningkatkan muhasabah, muraqabah, mu’aqabah dan mujahadah dalam rangka meningkatkan ketaqwaan.

Keenam, sering bergaul dengan masyarakat –terutama masyarakat bawah– sehingga dengan sendirinya dapat merasakan penderitaan mereka. Dan berusaha dengan sekuat tenaga turut meringankan beban yang mereka alami. Wallahu a’lam bi ash-shawab.


Dari situs: http://www.almanar.co.id/artikel-asatidzah/faktor-penguat-iman.html

Memurnikan ibadah hanya kepadaAllah SWT.
Maksudnya adalah memberikan hak uluhiyah secara sempurna, berupa pengagungan, cinta, dan ketundukan secara mutlak. Untuk itu, ada tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu:

Tidak mencari Tuhan lain untuk diagungkan sebagaimana ia mengagungkan Allah.
”Katakanlah, apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu….” (al-An’am: 164)

Jadi, segala sesuatu yang oleh manusia dijadikan Tuhan harus digugurkan atau dihilangkan.

Tidak menjadikan selain Allah sebagai wali, sebagaimana Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak diberi makan?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik.’” (al-An’am: 14)

Konsekuensi tauhid menuntut seseorang untuk memurnikan cintanya kepada Allah dan tidak menjadikan pesaing yang ia cintai sebagaimana cintanya kepada Allah, sebab wilayah (cinta kasih, pelindung, dan loyalitas) hanyalah untuk Allah.

“Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Maha kuasa atas segala sesuatu.” (asy-Syura: 9)

Tidak mencari hakim selain kepada orangorang yang menaati hukum dan ketentuan Allah, sebagaimana ia taat kepada-Nya.
“Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka, janganlah kamu sekalikali termasuk orang yang ragu-ragu.” (al-An’am: 114)

Sebab itu, hak untuk menghukumi dan membuat perundang-undangan bagi hamba-Nya dalam urusan agama dan dunia mereka hanyalah Allah SWT semata.

Berlepas diri dari orang-orang yang menyembah atau memberikan loyalitasnya kepada thagut (orang yang melampaui batas).
Berlepas diri dari thagut dan menyatakan diri beriman hanya kepada Allah SWT dapat menjadi barometer bertambahnya keimanan, sebagaimana ia telah berpegang teguh kepada tali agama Allah dengan kuat (al-Baqarah: 256). Hal ini juga yang akan membedakan seorang mukmin dengan orang yang sekadar menyatakan beriman, sedangkan keimanannya tidak terealisasi dalam bentuk pengingkaran terhadap segala macam bentuk kebatilan dan berlepas diri dari penganutnya.

Menghindari kemusyrikan dan berhati-hati darinya.
Mulai dari bentuk musyrik yang besar hingga bentuk musyrik yang kecil, yang tidak tampak di depan mata. Ia senantiasa membebaskan diri dari segala hal yang berbau syirik, dan pada saat yang sama mewaspadai jendela dan pintu-pintunya. Itulah sebabnya, Al-Qur’an memvonis Ahli Kitab dengan menamakan mereka sebagai musyrikin oleh karena mereka memberikan hak pembuatan syariat kepada pendeta dan rahib, lalu mereka menaati apa yang dihalalkan atau haramkan. Al-Qur’an menyejajarkan hal ini dengan penyembahan mereka terhadap al-Masih bin Maryam.

Meningkatkan ruhiyah.
Iman itu senantiasa bergerak naik dan turun. Seorang hamba, dalam melaksanakan tugasnya kepada Allah, juga pasti mengalami fluktuasi iman tersebut. Saat kei-manannya menurun, tentu saja berdampak terhadap aktivitas ibadahnya, seperti malas. Saat inilah seorang Muslim dituntut untuk senantiasa memperbaiki, dan meningkatkan kualitas ruhiyahnya. Jangan pernah ada kata malas dalam meningkatkan ruhiyah. Kemudian, ia mengupayakan membaca Al-Qur’an setiap saat dan berusaha men-tadabbur-inya, meningkatkan ibadahibadah sunnahnya, terutama shalat malam, dalam rangka mendapatkan energi yang lebih besar dari Allah melalui komunikasi dengannya di malam hari.

Kesehatan fisik.
Faktor yang terakhir ini juga tidak kalah pentingnya dalam menambah kekuatan iman oleh sebab dengan badan yang sehat, maka seorang hamba akan mampu melakukan aktivitas ibadahnya dengan baik pula. Ibadah akan terasa nikmat kalau fisiknya sehat dan kuat. Bila kondisi tubuh menurun, apalagi sakit, acapkali pelaksanaan ibadah mengalami “ketidaksempurnaan”. Bila ini terjadi terus- menerus, pastilah akan mempengaruhi amal ibadahnya dan selanjutnya berimbas kepada keimanannya.

Seorang Muslim sejati hendaknya menyadari pentingnya keimanan yang kuat pada dirinya, dan meneguhkan pendiriannya agar tetap pada aqidah yang benar sehingga apabila ia hidup pada lingkungan masyarakat sekitarnya, ia laksana gunung yang tinggi yang tidak mudah goyah oleh ombak dan gelombang yang besar sekalipun. Yakinlah bahwa pendirian dan iman yang kuat itu akan mengantarkan kepada kemampuan untuk memelihara amanah Allah.

“Abdullah bin Abas berkata, ‘Pada suatu hari aku berada di belakang Nabi Muhammad saw., lalu beliau bersabda, ‘Wahai pemuda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat sebagai berikut. Peliharalah perintah Allah, maka Allah akan memeliharamu, dan peliharalah larangan Allah, niscaya engkau dapati Allah selalu dihadapanmu. Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah pertolongan Allah.’” (HR Turmudzi).

Wallahu a’lam bish-shawab.

Maher Zain - For The Rest Of My Life | Official Music Video - YouTube

http://www.youtube.com/watch?v=PHbZ9SXHJwA&ob=av3e
For the Rest of My Life Lyrics

By: Maher Zain
I praise Allah for sending me you my love
You’ve found your home it’s here with me, and I’m here with you
Now let me let you know
You’ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along, oh
And there’s a couple of words I want to say
Chorus:
For the rest of my life, I’ll be with you
I’ll stay by your side, honest and true
Till the end of my time, I’ll be loving you, loving you

For the rest of my life, through days and nights
I’ll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I, I’ll be there for you
I know it deep in my heart
I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You’re my wife, and my friend and my strength
And I pray we’re together in Jannah
Finally now I’ve found my self, I feel so strong
Yes everything was changed when you came along, oh
And there’s a couple of words I want to say
Chorus:
For the rest of my life, I’ll be with you
I’ll stay by your side, honest and true
Till the end of my time, I’ll be loving you, loving you
For the rest of my life, through days and nights
I’ll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I, I’ll be there for you
I know it deep in my heart
And now that you’re here, in front of me
I strongly feel love
And I have no doubt, and I’ll sing it loud
And that I will love you eternally
Chorus:
For the rest of my life, I’ll be with you
I’ll stay by your side, honest and true
Till the end of my time, I’ll be loving you, loving you
For the rest of my life, through days and nights
I’ll thank Allah for opening my eyes
Now and forever I, I’ll be there for you
I know it deep in my heart

Thursday, December 1, 2011

Bocah kecil yang memalukan :P

Bismillahirrahmaanirrahim.

Karena ini cerita memalukan milik saya. #ahem. Jadinya no translate. :p
Quand j'étais l'enfant, j'ai été méchante. J'avais 7 ans. Dimanche soir, il y avait le spectacle des enfants. J'ai voulu le regarde, mais ma mère préparait le repas pour dîner. Quand ma mère a été dîné, je n'ai pas dîné parce que je n'avais pas faim. Et après, maman a été fâché.

Le spectacle commençait, malheureusement mon ventre a été sonné. Ah, non! J'ai eu faim. Et j'ai cherché maman pour demander la nourriture. Pas loin de moi, il y avait la femme avec le voile noir, ah! C'était maman. J'ai tiré le voile de maman, "Maman..maman.. J'ai faim! Je veux la nourriture.." Mais quand la femme me regardait, oh! Ce n'ai pas été maman. J'ai honte!! Puis, je me suis enfuise!

#Nb: 'maman' itu bukan nama orang ya, itu artinya 'ibu' :D
Sekian.