Powered By Blogger

Wednesday, January 25, 2012

Posisi wenak :P

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Posisi nyaman atau wenak yang biasa dipanggil 'pe-we' adalah tepat kurasa dengan keadaanku sekarang. Posisi jadi MABA, jadi adik tingkat. Bagaimana tak enak, aku punya banyak sekali kakak tingkat yang siap membimbing adik-adik tingkatnya yang masih awam tentang dunia perkampusan, jumlah merekapun lebih dari jumlah jari tangan dan kaki.:D

Bahagianya diperhatikan, dibimbing, dijaga... Oleh mereka yang notabene aktivis kampus yang segudang pengalamannya.

Jikalau kutengok tahun kemarin, rasanya aku sedang nyaman-nyamannya menjadi kakak kelas di SMA ku. Kini berputar kembali, giliranku menjadi adik kelas lagi. Dan aku mulai nyaman dengan posisi ini.. Senang bisa banyak berkumpul dengan mereka yang gaya berpikirnya dewasa :D semoga ketularan positifnya... Aamiin.

Sekian.
Tunggu cerita pengalaman hidupku yang lain, kawan :)

Sunday, January 22, 2012

Uang buruk rupa

Bismillahirrahmaanirrahiim.

 

Kenapa uang di Indonesia itu kalau rupanya sudah tidak menawan alias buruk masih laku saja? Ada yang sudah kusam tak karuan, lecek, butek, apek (siapa juga yang mau cium), dicorat-coret nomer telepon, dibubuhi nama pribadi, DMBL (Dan Masih Banyak Lagi). Sudah sering kali aku mendapat kembalian atau bayaran dengan uang yang buruk rupa. Pernah dulu nekat uang yang sudah robek aku selotip kembali… tapi ibu dan kakak selalu mengajarkan, simpan saja uang buruk rupa itu, jangan digunakan kembali atau nanti dikumpulkan dulu lalu bisa ditukarkan ke Bank. Ya, aku nurut saja… walau setengah hateee. #eaa

 

Tapi bagaimana ketika mendesak, kawan? Apalagi jumlah uang buruk rupa itu tidak sedikit??? Kadang aku bingung, kalau sudah mendapat uang buruk rupa itu… kalau digunakan lagi, khawatir mendzalimi yang lain… tapi aku juga sedang butuh. Akhirnya sempat aku memakai taktik klasik. Kalau mendesak nih, uang yang sudah robek digulung-gulung saja, dilipat-lipat ketika mau digunakan, atau ditumpuk uang yang masih bagus, dan lain-lain. Please don’t try this at anywhere, anytime!!!

 

Tapi sadarlah aku sekarang, tak bisa lagiku gunakan taktik itu… pertama uang tersebut nominalnya tidak besar (well, tetap saja dibutuhkan)  kedua, ada bagian yang hilang dari uang tersebut. Jadi, simpan saja di tempat aman, jangan sampai terpakai. Tega sekali orang yang memberi uang ini kepadaku, membuat uangku jadi berkurang seribu.

Heheheh :P

Mulai sekarang kritisilah kembali uang yang kita terima, masih layak pakai atau tidak. KAlau sudah tidak layak, ingatkan baik-baik orang tersebut kalau uangnya sudah buruk rupa, lalu tukarlah. :D

 

Kalau punya uang buruk rupa yang serupa #apasih. Dokumentasikanlah :D berbagi tu indah, apalagi foto-foto unik. ^^

Tuesday, January 17, 2012

Halal, engga, halal, engga, makan, engga, makan, engga. CEK DULU AH!

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum. Bonjour readers!!! Seperti judul yang telah diusung, yaitu “Halal, engga, halal, engga, makan, engga, makan, engga. CEK DULU AH!” maka penulis merasa judul ini perlu ditindak-lanjuti alias dibahas lebih jauh (sedikit). Adakah yang pernah makan donat lembut bernama J.Co??? atau roti enak bernama Breadtalk???
 
Jawaban 1. Apaan tuh?? #djaja miharja. Belom pernah ah.
Jawaban 2. Hmm pernah sih, tapi cuma salah satu atau salah duanya ajaaa.
Jawaban 3. Hyaaa eyalaaah #ngeselin. Itukan makanan yummy semuaaaa. :D 

Mais, est-ce que vous savez??? Do you know??? Tau ngga sih LO??? Salah dua di antara mereka ada yang belum bersertifikat halal lho. :O Wah wah wah… sebagai ummat islam yang telah Allah atur hukum-hukum halal, haramnya. Kita harus serba aware, spesialnya atas apa yang kita makan (sesuai dengan pembahasan kali ini.) Sebelum membeli, puter-puter dulu deh kemasannya, apakah do’i ber-cap halal atau tidak??? Kayak beli buku gitu… ada cap best sellernya gak neh. Kalau ada, naaah oke, wrap it up! Bungkus! #eh udah dibungkus deng. :D Back to topic.

Yang manakah dua makanan belum bersertifikat halal dari tiga makanan yang tadi penulis sebutkan??? Ternyata ini masih hangat diperbincangkan loh di beberapa situs. Penulis mencoba mengumpulkan beberapa situs, dan mengecek-ngecek juga di situs milik MUI.

J.CO 
Awalnya penulis dapat dari situs:

katanya dalam kemasan produk J.Co Donuts masih terdapat tulisan “Prepared in compliance to halal standards”.

Dan pada situs terupdate:

http://ahmedfikreatif.wordpress.com/2011/05/03/j-co-donuts-coffee-insya-allah-sudah-halal/ (2011)

J.Co dinyatakaaaaan, alhamdulillah baru saja halal. Mau tau??? Mau tau??? Mau tau banget dari mana??? Cek di mari: http://www.halalmui.org/images/stories/pdf/daftar%20produk%20halal%20Maret%202011.pdf

Penulis udah nyari semua keyword buat si J.Co yang lembut ini, dan ada nama do’i dalam “Daftar Belanja Produk Halal”  milik MUI, berformat PDF tersebut.

Pertama, (08) Kelompok Minyak, Lemak dan Emulsi: J.Co Donuts & Coffee.

Kedua, (21) Kelompok Bakery Ingredient: JCo Flour, JCo Premix, J Crown Premix.

Namun penulis belum sempat me-nge-cek langsung ke kardusnya, jadi percaya boleh… tapi teliti lebih penting.

BREADTALK

Berita ini dari tanggal 08 april 2008, sampai sekarang. Belum ada konfirmasi lagi bahwa roti enak ini sudah dihalalkan. Jadi dulu BreadTalk sebenarnya sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI pada 22 September 2005. Namun sertifikat halal itu hanya berlaku hingga 22 September 2007. Dan belum ada perpanjangan lagi. Maka, dari situs yang penulis baca :

http://bimaa.wordpress.com/2008/04/10/waspadai-kehalalan-bread-talk-lagi-dari-okezone-dan-detik/

Majelis Ulama Indonesia meminta masyarakat khususnya umat Islam, untuk mewaspadai kehalalan roti BreadTalk, yang saat ini belum juga mengajukan perpanjangan sertifikat kehalalannya.  Dari pernyataan Kepala Bidang Sertifikasi Halal LPPOM MUI Muti Arintawati  (saat berbincang dengan okezone.com) dan juga Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI Nadratuzzaman Hosen (dalam keterangan yang diterima detik.com)

Dan dari anggota Komisi VIII DPR DH Al-Yusni:

Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak bisa memaksa produsen roti Bread Talk untuk memperpanjang sertifikasi kehalalannya. Karena belum ada legalitas yang mengatur agar MUI untuk melakukan itu.

“Karena belum ada UU-nya. Saat ini, pengajuan halal itu dilakukan sukarela. MUI tidak bisa melakukan pemaksaan, ”  ujarnya.

Menurutnya, kewenangan yang hanya bisa dilakukan MUI sebatas memberikan pernyataan kepada publik bahwa sertifikat halal yang pernah diberikan MUI pada September 2005 telah kadaluarsa, sehingga masyarakat mesti berhati-hati.

So, hati-hati readers! :)



Well, well… penulis hanya ingin share aja. Spesialnya untuk sobat muslim/ah tercinta…:) Penulis gak akan menghalangi readers untuk menyantapnya, tapi TUNGGU makanan tersebut berlogo HALAL tentunya.  naaah, sekarang yok mari teliti sebelum membeli. “Halal, engga, halal, engga, makan, engga, makan, engga. CEK DULU AH!”  jadi moto hidup kita selama berbelanja. Kalau mau juga, udek-udek deh ini PDF milik MUI :) cek di:

http://www.halalmui.org/images/stories/pdf/daftar%20produk%20halal%20Maret%202011.pdf

 biar makin mantap pas lagi belanja atau pas mau makan sesuatu…:)

Walau tidak semua makanan berlogo halal dari MUI, tak apa. Yang penting lihat logo HALALnya ya pemirsa. ^^

Moga bermanfaat. Cauuuuu~



Sunday, January 15, 2012

Innalillahi...

Bismillahirrahmaanirrahim.

Berkurang sudah jatahku. Bertambah sudah dosa-dosaku. Innalillahi... Berapa banyak maksiatku selama 17 tahun belakangan ini, uncountable. Faghfirliy yaa Rabb. Getar-getir hati ini menginjak usia 18 tahun. Semoga.. Semoga Allah senantiasa memberi barokah di setiap usiaku. Usia yang semakin pas untuk bertaqarrub padaMu yaa Rabbi...


Alhamdulillah ada barokah Allah yang lain di hari miladku ini. Tepat hari ini ka Indah (kabim di jurusanku) telah mendapat label sebagai seorang istri dari ka Zain.:) Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fii khair...

Tuesday, January 10, 2012

Jangan ambil ladangku.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

“Dakwah adalah satu kata, beribu cara, banyak cara ketika diri mendapatinya dan ketika diri membaginya. Dakwah adalah satu kata, berjuta medan, beragam medan ketika diri terjun berjuang untuk menyebarkannya. Sungguh dakwah merupakan amanah bagi seluruh umat Islam di dunia, di pelosok manapun kita berada, di ranah manapun kita tinggal. Sejak awal dakwah telah sudah menjadi sebuah hak, kewajiban, maupun kebutuhan kita sebagai ciptaan-Nya.” ( dakwatuna.com –Mewarnai Objek Dakwah)

Semua ummat islam adalah seorang da’i sebelum menjadi apapun. Kita bertugas menyebarkan ilmu dienNya, penyeru kebenaranNya. Pun halnya dalam agama lain, mereka juga ditugaskan sebagai penyeru atas agamanya masing-masing. Mereka pun tak kalah bersemangat dalam menyerukannya. Maka, adakah diri ini masih lemah??? Ya, masih. Apa faktornya??? Diri ini sendiri ternyata.


Akhirnya si lemah ini pun, men-charge ulang baterainya. Baterai semangat, bergerak, bermanfaatnya. Dan voila! Seiring berjalannya waktu… setelah melewati masa-masa penyesuaian, penempatan diri. Hati ini mulai legowo dan berusaha keras untuk berjuang. Karena ada satu alasan yang terasa menyuntik raga ini. Apa alasan itu??? alasannya adalah Tiket surga demi berjumpa denganNya.

Dalam circle di Masjid baittul muttaqin kala itu, murabbiyahku pernah berkata, “Meskipun kita tidak dijamin masuk surga, namun Allah selalu memberi kesempatan pada kita untuk mendapatkan tiketnya!” sangat menyentuh ragaku yang lemah kala itu, raga yang penuh keluh. Seketika diri ini memainkan logikanya. Muluk saja jika diri ini mau mendapat tiket surga dengan cuma-cuma, kecuali aku pergi ke Gaza sana, berjuang menjadi syahidah. Lalu usaha ini dimulai dari mana???

Tentu saja lihat apa yang terdekat. Apa yang membutuhkan titik terang. Dan mana letak ranah yang kubutuhkan untuk berjuang mencari tiket surgaNya. Di sanalah berjalan. Berjalan. Dakwah berjalan... biarlah dibilang sendiri dan…… merasa sendiri. Tapi yakinlah, Allah bersama kita. Pejuang cintaNya. Diri ini terus menyuntik diri dengan kalimat, “Tiket surga, tiket surga hanya untuk orang-orang pilihan.” Aku mau jadi orang-orang pilihanMu yang mendapatkannya… 

Maka untuk tetap kuat dan bertahan, niat ini harus tetap lurus lillahi ta’ala. Beratkah? Well, ya. Tapi patut diaplikasikan. Ketika miring, harus diluruskan lagi. Ketika berbelok, coba diluruskan lagi. Kala menyimpang, atur luruskan lagi. Daaaaan seterusnya. Kak Eka juga pernah berkata bahwa, “Ruhiyah yang bagus itu, bahan bakarnya pergerakkan adik-adik.” Kalimat indah yang kesekian kalinya kembali terekam dalam otakku… baguskan ruhiyah, baguskan ruhiyah. Karena khawatirnya ketika ruhiyah ini melemah, diri ini malah mencari penguatan ruhiyah bukan dari ranah kebaikan, melainkan sebaliknya. Na’udzubillahimin dzaliik…

Satu lagi kawanku mengingatkan. “Semangatlah, jangan sampai ladang dakwahmu direbut orang lain. Tak rela bukan? Ya walau memang tak ada salahnya...” himbaunya. Lalu pikiranku menjawab, tapi bagaimana dengan tiket surga itu? apakah akan direbut orang lain juga? Aku merenunginya dalam-dalam kalimat itu.
Atau hal yang tidak diinginkan lainnya, bisa saja terjadi. Bagaimana jadinya ketika diri ini lemah dan banyak mengeluh? Bagaimana jika Ia jadi lebih mempercayakan orang lain untuk mengemban dakwah itu dibanding kita? Aku bergidik mendengarnya. Jangan sampai Allah kecewa… jangan juga rebut ladang amal itu. Bukankah Allah menyuruh kita untuk berfastabiqul khairat??? Begitu Allah menyuruh, diri ini harus mencoba yang paling semangat.
Hanya ingin menyemangati diri. :)
Semangat-semangat!!!

Sayang.

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Aku yakin benar kau orang yang baik. Karena kau tahu apa mauNya, apa perintahNya, juga apa laranganNya. Bahkan ada keinginan dalam jiwamu untuk menuruti segala inginNya. Namun, sayang seribu sayang jangan sampai hanya terlintas dilisan...

Percayalah bahwa hidayah itu telah Allah berikan pada tiap insan tanpa pandang bulu, lengkap beserta kunci pembukanya. Tinggal kita yang bergerak, menggerakkan hati dan pikiran untuk berusaha membuka hidayahNya. Aku menunggumu, kawan.:)

#inginistiqomahyaaRabb.

Sunday, January 8, 2012

Je suis vraiment nerveuse!

Bismillahirrahmaanirrahim..

Persiapan UAS Production Orale (speaking) tanggal 10januari nanti. Latihan cuapcuap, tulisnulis, et cetera... Yaa Rabb, sungguh nervous hambaMu kini, sangaaat. Latihan tanpa tahu tema yang akan dibicarakan nanti apa, hanya berspekulasi-ria saja. Semoga Engkau memudahkan urusanku Yaa Rabb, aamiin.

Saturday, January 7, 2012

Life's hard, heavy in Jakarta.

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Je-a-ka-a-er-te-a. Jakarta. Ibu jarinya #eh ibu kotanya negara Indonesia.. La capitale d'Indonésie kalo di Prancis-kan. Ibu kota yang justru setelanjang mata memandang banyak negatifnya. The Best of macet, The Best of polusi udara-air-tanah-cahaya-suara, The Best of sampah everywhere, pokoke masih banyak 'Award' buat Jakartaku.

Aku. Ngakunya lahir di Jakarta, tapi suer dari dulu ngga pernah care sama keadaan Jakarta. Dulu. Berbeda dengan kini yang lebih banyak tatap muka dengan Jakarta, kuliah di mari, ditambah ngekos= Akrab.

Tentang segaris senyuman..
Aku yakin benar bahwa senyum itu MENULAR. Kayak gininih. :D
Tapi hari gene masih aadaa aja yang ga ketularan.. Banyaknya di Jakarta ininih. Walau ga semua, tapi tetap saja banyak.. Padahal senyum itu masih jadi hal yang dipentingkan lho sampai kapanpun dan pada siapapun.


Ada lagi nih, beberapa hari yang lalu, dikala tubuh ini sedang sangat letih dalam gerbong kereta yang amat sesak, aku berdiri di spot yang menyakitkan telinga dan memanggang hati. Di sebelah mereka, lelaki yang tiada lagi muda apalagi remaja, wajah keriput, suaranya lantang-lantang layaknya jagoan. Bercanda menjijikan dengan para wanita muda. Iyuh deh.. Dalam hati.

Usianya tiada lagi muda, tapi gaya bercanda antar sesama mereka sungguh tidak menunjukkan sebuah kedewasaan diri. Bibir ini pun basah dengan lafadz ta'awudz juga istighfar. Mengalihkan konsentrasi diri dari mendengar dan melihat mereka. Itu baru yang tua.
Yang muda? Dalam perjalananku ke Mangga Dua, kulihat anak-anak kecil berambut hitam ke pirang-pirangan sedang asyik menghirup Aibon yang memabukkan. Adik-adikku yang seharusnya kini mengenakan seragam putih-merah atau putih-birunya.

Ya memang. Aku hanya penonton. Hanya perekam kejadian. Tapi hatiku. Sungguh tak bisa menampik pisau yang menyayatnya. Mata ini memanas, melihat tontonan realita di depan mata.

Benar adanya bahwa hidup di Jakarta keras dan berat, beragam macam hal negatif dapat membawa diri. Siapapun... Tapi dua hal, Iman dan Prinsip. Ketika dua hal itu telah kencang terikat dalam hati, insyaAllah. Keburukan-keburukan itu tak maulah dekat-dekat. Karena ogah dengan kita yang keras dengan Iman dan Prinsipnya.

Aku bukan penonton yang kritis, apalagi punya solusi praktis. Namun nurani tak pernah bisa ditipu, ia terlalu peka dan kritis untuk dibohongi. Jadi, aku yang biasa-biasa sekalipun tentu bisa merasa. Walau hanya tertuang dalam tulisan.

Miruka Angguna

Monday, January 2, 2012

Iqra' bismirabbikalladzi kholaq.

Membaca adalah kaki kita. Makin kita gemar membaca, makin kita memperoleh kaki yang kokoh dan kuat. Makin kita membaca, makin hidup kita berkaki.
(SINDHUNATA)


Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sederetan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.
(JOSTEIN GAARDER&KLAUS HAGERUP)

Sebaik-baik teman duduk adalah buku "Khairu jalisin fizzamani kitabun"
(PERIBAHASA ARAB)


Ketika seseorang menjual buku, dia tidak sedang menjual benda seberat 12 ons yang hanya mengandung kertas, tinta, dan lem. Dia sedang menawarkan kehidupan yang sama sekali baru.
(CHRISTOPHER MORLEY)


Buku, bagiku, bagaikan cahaya. Ia senantiasa menyinari pikiran, perasaan, dan juga hatiku.
(HERNOWO)


Iqro' : Baca. :D
Itu perintah Allah.. Percayalah ia kan memberi banyak warna dalam kehidupanmu. Percayalah ia mendidikmu secara abstrak. Percayalah dari kosong, kau kan jadi berisi.
(ME)

Sunday, January 1, 2012

Blog pertama ditahun 2012.:D

Dengan menyebut namaMu, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Baru tersadari diangkot 32 kemarin. Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Ternyata semesta alamMu telah banyak memberi manfaat padaku.. Sungguh:) sudah waktunya aku yang banyak memberi padanya. Seperti firmanMu:) "Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." Qs. Al-anbiya: 170.

Semoga aku bisa lebih bermanfaat bagi alam semestaMu, manusia-manusia lain, hewan-hewan serta tumbuh-tumbuhan ciptaanMu. Aamiin.
Perencanaan untuk menata diri menjadi lebih baik bukan hanya ditiap awal tahun, tapi ditiap hari. Selama jasad masih bernyawa. Semangat Milka!