Powered By Blogger

Tuesday, December 31, 2013

A note from Naka

Catatan yang ditulis atas dasar hidayah, berbalut manisnya iman dalam Islam. Catatan seorang (yang kuanggap) adik, seorang muslimah yang belajar taat pada perintah Tuhannya, pada Allah. Berhijrah menuju kebaikan menjadi pilihan hidupnya kini. Dan apa yang kemudian ia rasa?
Temukan jawabannya dalam catatan ini.

"Hari ini berbeda dari kemarin
Waktu itu saya mengucapkan selamat natal kepada nasrani
Waktu itu saya bersedih kalo tidak jalan2 di waktu tahun baru
waktu itu saya senang merayakan tahun baru
Waktu itu saya acuh tak acuh ketika tahun baru islam
Waktu itu saya gelisah saat jomblo menjelang hari valentine

Hari ini berbeda dengan kemarin
Telah sirna rasa ingin menyebut selamat natal
telah sirna rasa sedih saat tahun baru
Menanti tahun baru islam
telah sirna kegelisahan dari kesendirian

Hari ini berbeda dengan kemarin
Datangnya kesedihan ketika melihat umat islam merayakan hal2 yang dibudayakan nasrani maupun romawi.
Apalagi keluarga sendiri ikut merayakan.
Datangnya kesedihan saat orang yg terdekat telah mengikuti budaya mereka.
Datangnya kesedihan saat tak ada yang mendengar kebenaran :'(

Hari ini berbeda dengan kemarin
hari ini adalah hari yang akan selalu datang dengan ketenangan karena masih dalam lindungan-Nya
hari ini adalah hari yang akan datang bersama kedamaian .

Hari ini berbeda dengan kemarin
Berbeda sejak aku terlahir di take a rest,
Hidupku seperti berputar.
Kebahagiaan dan ketenangan mulai hadir sejak aku mengenal take a rest.
terima kasih take a rest yang memberi ku motivasi dan kekuatan :')"
-Innaka Des

#Take a rest = Nama kelompok mentoring kami :)

Segala PUJI hanya milik Allah..

Lagi romantis



Pour: Qq, Nisa, Cornel, Falah, dan Salman.

Bismillahirrahmaanirrahiim.
     Memilih kalian yang belum saya kenali karakternya. Mempercayai kalian yang belum saya ketahui kinerjanya. Sungguh pilihan yang sulit dan objektif, pada awalnya. Mempertahankan kalian agar tidak berada di departemen lain, hanya karena rasa percaya. Mungkin bisa jadi ada yang menganggap bahwa penilaian saya salah dalam menempatkan kalian di sini, mungkin. Tapi berkat Allah dan diri kalian sendirilah, yang pada akhirnya membuat kalian pantas untuk mengemban amanah dalam departemen ini. Dalam dongeng kehidupan yang sebentar ini sungguh saya tak berhenti bersyukur dapat bertemu kalian di tengah-tengah perjalanan.
     Allah, DIA memang tidak pernah membebankan amanah melebihi kemampuan hambaNya. Bersama kita bisa melewati semua tantangan dihari kemarin. Yakinlah, kelak tiap tetes keringat, tiap tetesan air mata, dan segala pengorbanan selama ini yang akan berbicara dihadapanNya, mereka bersaksi bahwa kita berkorban hanya demi satu alasan, yaitu Kebaikan. Tidak akan ada hal yang tersia, karena semua pasti dinilaiNya. Jika memang ada kelalaian, atau ada kesalahan niat di dalamnya, semoga Allah maafkan. Selamat meneruskan perjuangan, selamat membentuk generasi-generasi hebat berikutnya.
Je vous aime grâce à Allah,
bise.

Milka Anggun (Ka. Dept PSDM Bem Jbp 2013)

Thursday, December 26, 2013

Subhanallah atau Maasya Allah?

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Secara umum, menyebut asma Allah dan berdzikir kepada-Nya ialah kebaikan tertuntunkan. Menyertakan Allah dalam tiap kejadian adalah niscaya. Dan tiap penyebutan nama Allah yang bermakna khusus tentu memiliki tempat sesuai tuntunan. Semisal; Istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun) diucap saat kita mengetahui ada saudara kita yang meninggal atau saat kita bermusibah. (semisal banjir, kebakaran, tanah longsor, kecelakaan, dll). Nah, bagaimana dengan ucapan “Subhanallah” dan “Maasya Allah”?

Ada 2 yang mengikatnya; tuntunan Qur’an-Sunnah dan kebiasaan dalam Bahasa Arab.

Al-Qur’an menuturkan; Subhanallah
digunakan dalam mensucikan Allah dari hal yang tak pantas. “Maha Suci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan, dll.” Ayat- ayat berkomposisi ini sangatlah banyak. Juga, Subhanallah digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.

“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: “Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikat itu menjawab: “Maha Suci Engkau (Subhanaka).
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka:
bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”. (QS 34 : 40-41), dihinakannya Allah tersebab kita: Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah (Subhanallah), dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”(QS 12 : 108) dll.
Bukankah ada juga pe-Maha Suci-an Allah dalam hal menakjubkan? Uniknya, Al-Qur’an menuturnya dengan kata ganti kedua:
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keaadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau (subhanaka), maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS 3: 191).
Atau kata ganti ketiga yang tak langsung menyebut asma Allah: “Maha Suci (Allah) (subhana), yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 17 : 1, dll).
Sedangkan ia juga terpakai pada; me-Maha Suci-kan Allah dalam menyaksikan bencana dan mengakui kezhaliman diri: “Mereka mengucapkan: “Maha Suci Rabb kami (subhana), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” (QS 68 : 29), menolak fitnah keji yang menimpa saudara:
“mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Rabb kami), ini adalah dusta yang besar.” (QS 24 : 16).

Bagaimana Hadits-nya?
“Kami apabila berjalan naik membaca takbir, dan apabila berjalan turun membaca tasbih.”
(HR. Imam Bukhari, dari Jabir ra.).

Jadi “Subhanallah” dilekatkan dalam makna “turun”, yang kemudian sesuai dengan kebiasaan orang dalam Bahasa Arab secara umum; yakni menggunakannya untuk mengungkapkan keprihatinan atas suatu hal kurang baik di mana tak pantas Allah Subhanahu wa ta’ala dilekatkan padanya.

Bagaiamana simpulannya?
Dzikir tasbih secara umum adalah utama, sebab ia dzikir semua makhluq dan tertempat di waktu utama pagi dan petang. Adapun dalam ucapan sehari-hari, mari membiasakan ia sebagai pe-Maha Suci-an Allah atas hal yang memang tak pantas bagi keagungan-Nya.

Bagaimana dengan “Maasya Allah”?
QS. 18 : 39 memberi contoh: “Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “Maasya Allah, laa quwwata illaa billah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan,” ia diucapkan atas kekaguman pada aneka kebaikan melimpah; kebun, anak, harta. Sungguh ini semua terjadi atas kehendak Allah; kebun subur menghijau jelang panen; anak-anak yang ceria menggemaskan, harta yang banyak.

Lengkapnya; “Maasya Allah la quwwata illa billah”, kalimat ke-2 menegaskan lagi; tiada kemampuan mewujudkan selain atas pertolongan Allah.
Pun demikian dalam kebiasaan lisan
berbahasa Arab; mereka mengucapkan “Masya Allah” pada keadaan juga sosok yang kebaikannya mengagumkan.

Simpulannya; “Maasya Allah” adalah ungkapan ketakjuban pada hal-hal yang indah; dan memang hal indah itu dicinta dan dikehendaki oleh Allah.
Demi ketepatan makna keagungan-Nya dan menghindari kesalahfahaman; mari biasakan mengucap “Subhanallah” dan “Maasya Allah” seperti seharusnya. Membiasakan bertutur sesuai makna pada bahasa asli Insya Allah lebih tepat bermakna.
Tercontoh; orang Indonesia bisa senyum gembira padahal sedang dimaki. Misalnya dengan kalimat; “Allahu yahdik!”. Arti harfiahnya; “Semoga Allah memberi hidayah padamu!” Bagus bukan? Tetapi untuk diketahui; makna kiasan dari “Allahu yahdik!” adalah “Dasar gebleg!”
Jadi, mari belajar tanpa henti dan tak usah memaki.

(dirangkum dari kultwit pada linimasa Salim A. Fillah rahimakallah).

Wednesday, December 25, 2013

Outing Mentoring Jbp

Bismillah.
Inilah lingkaran kami di dalam UI, hari di mana saling berkisah tentang Ukhuwah Islamiyah. :)


Selamat ya, kalian telah dipersaudarikan..
2012&2013

Tuesday, December 24, 2013

BEM JBP 2013

Bismillah.


Di sanalah saya belajar, menuntut banyak ilmu. Khususnya ilmu sosial. Organisasi pertama yang secara tidak langsung mendewasakan dan mengajarkan arti tanggung jawab, arti amanah sesungguhnya. 

Organisasi yang menciptakan senyum terindah dan pipi yang basah, karena air mata. BEM JBP.
Hari ini secara formal kerja kami telah selesai, keterikatan struktural kami akan lepas. Namun tak ada perpisahan bagi kami, hari ini kembali berkumpul keluarga kecil rekan perjalanan setahun belakangan. Badan Pengurus Harian BEM JBP 2013.
Persaudaraan ini begitu hangat. Walau tidak cukup dekat tapi senyum mereka selalu lekat dalam ingatan. Merekalah saudara-saudariku yang telah tergores namanya dalam rekam jejak BEM JBP 2013 :)

Dipimpin olehnya yang santai, terlihat cuek, konyol, bahkan sempat menjadi rivalku ketika menjadi calon ketua BEM JBP. Rasanya menyenangkan walau kadang juga membuat jengkel. Lebih dari itu, ia adalah sosok pemimpin yang fleksibel, kooperatif, bertanggung jawab, dan peduli pada rekan-rekan BEMJ yang dipimpinnya. jeng Zihni namanya.
Kemudian memiliki sekretaris yang bisa dibilang.. Baweeeel sekali #ups. Hobi ngomel juga karena kelalaian kami. Namun terlebih dari itu, ia sosok yang sangat perhatian pada kami, pada BEM, sabar menghadapi kami yang lalai secara administrasi. Dialah, ibu Dara.
Ada lagi yang tugasnya megang uang. Jutawaaaan! Selow but sure. Hobi pake baju serba hitam, dan sering lupaan. Tapi dibalik itu tahukah kita? Ia sanggup menyelesaikan SPJ sendirian, sabar menghadapi kami yang menunda-nunda pembayaran uang kas. Pun hanya ia yang bisa menyetir mobil, menjadi tebengan kami. Dan.. Yang kamera handphone-nya selalu jadi sasaran terempuk untuk foto-foto. Namanya, cici Ranti.
Selanjutnya ia yang mungil dan terlihat kalem, sering mengamati kami. Hobi tersenyum dan tertawa. Tapi diam-diam dia juga 'gila' seperti kami. Huaaah. Senangnya punya kestari yang rapi luar biasa! Yang semangat mengingatkan kami untuk sapu-pel-pokoknya beres-beres Sekret Bem. Yang menyediakan kertas-kertas untuk Proposal-LPJ atau RK-LK kami. Yang mencetakkan cap Bem dengan logo terbaru kami. Kalau bukannya, siapa lagi?
Dialah, ibu Meli.
Lanjut pada ia yang berkaca mata lebar, stay cool, sunda abis, dan punya aksen yang bagus saat berbahasa Prancis. Danus never die. Tiap bertemu ada saja yang ditawarkannya. Makanan, barang-barang, dll. Wajahnya juga senantiasa terlihat di acara-acara besar, setia berjaga di bawah tenda demi mencari nafkah untuk BEM JBP. Siapa yang manaj kalau bukannya, bu Icha.
Beralih ke sosok yang sering panik, suaranya lantang, dan moody-an. Namun ia sosok yang cerdas, kooperatif, mau belajar, dan perhatian. Si pendidiknya kru Pendidikan, yang kerjanya tak henti sebab jarak prokernya berdekatan. Siapa dia? Bu Wuri, namanya.
Kemudian bertemu dengan sosok yang ramai, francophile, lopeh banget sama Prancis, keen on dunia jurnalistik dan seneng tampil. Hobinya ngelawak dan mengeluh. Di samping itu dia adalah sosok yang selalu mencairkan suasana, bersemangat, dan kooperatif. Lihat saja buletin QuoiDeNeuf. Pasti kau temukan namanya, Fahmi hendriawan.
Sekarang bertemu dengan karakter yang cuek banget, transparan, suka ceplos saat bicara, dan rada tomboi. Sosok yang semangat bergerak, mudah mobile, peduli sosial, dan mau belajar. Ia berusaha dengan maksimal dalam menampung minat dan bakat yang ada di JBP. Dari bernyanyi, menari, main bola. Siapa dia? Erdina, namanya.
Satu lagi yang rada tomboi dan cuek, ditambah gaya bicaranya kritis, juga rada manja. Namun ia adalah pribadi yang perhatian, fleksibel dan yang memiliki relasi yang cukup luas. Yang seringnya dengan tanggap memberi info terkait advokasi mahasiswa pada kami. Novia namanya (seringnya kupanggil ia dengan sebutan bébé).
The last but not least. Hobinya tersandung atau terjatuh, sensitif dan feminin. Lebih dari itu ia sosok yang perhatian, lucu, dan penyayang. Yang secara dadakan bersedia menjadi pengganti penanggung jawab departemen rohani sebelumnya. Terima kasih ya bu Dita.
Oia sampai lupa.
Ada satu lagi, ketua pasukan Psdm.
Milka: ... (monggo isi sendiri) ...

Kalian penuh warna, sahabat. Terima kasih ya, persaudaraan kita begitu hangat. Berkat kalian aku mengenal kekuatan disaat kelemahan datang menghampiri. Berkat kalian aku mampu merasa tenang dengan senyuman-senyuman tulus setiap kali aku melakukan kekhilafan.
Semoga Allah senantiasa memberkahi hidup kita semua.
Mohon maaaaaaf atas segala kesalahan lisan dan tindakan saya selama ini :)
Milka.

Monday, December 23, 2013

A note from Salman

Pesan Terakhir untuk PSDM 2013/2014
Pour : Kak Milka, Cornel,
Anisa, Falah dan QQ
Bismillahirrohmanirrohim..
Assalamu’alaikum ..
Terima kasih banyak telah memberikan saya arti berorganisasi,
memberikan saya banyak kesempatan untuk bisa berkontribusi dalam masyarakat.
Terutama sosok kak Milka bagaikan Ibu yangsabar dalam mengurus anaknya, dari mulai belajar merangkak hingga mampu berjalan dengan sendirinya.
Awalnya saya mengira bahwa saya
cenderung kedepartemen lain yaitu
departemen pendidikan. Namun, seiring berjalannya waktuketika saya terjun di departemen PSDM, saya sama sekali tidak menyesal. Saya bersyukur dapat dipertemukan orang – orang seperti QQ, Anisa, Falah, Cornel,dan Kak Milka. Kalian orang – orang hebat yang pernah saya temui.
Banyak hal yang saya pelajari dari kalian, kebersamaan yang sangat dekat salah satunya. Itu membuat saya selalu teringat canda tawa, suka duka bersama, hingga saya berpikir hanya kita yang sedekat itu.
Pengalaman yang tentu saja sangat berharga saling mewarnai satu sama lain, ibarat sebuat lukisan kalian adalah catnya, saya yang menggerakkan kuasnya dan kalian yang memperindah setiap goresannya. Batu – batu licin dan terjal telah kita lalui bersama, hal yang sangat lucu ketika saya terpeleset di batu tersebut, saya terjatuh dan sulit untuk bangkit. Kalianlah yang selalu sedia mengulurkan tangan dan saling mengingatkan satu sama lain. Aku sangat bahagia punya kakak dan teman seperti kalian.
Mohon maaf bila saya sedikit
berkontribusi diprogram terakhir tadi, yang seharusnya adalah puncak semangat kita semua.Sekali lagi saya sangat meminta maaf jika saya sering membuat kalian kesal atas keras kepala yang saya lakukan, semua itu tidak lain tidak bukan juga demi kebaikan. Hanya saja jalan yang saya ambil berbeda dengan kalian, Seperti kereta yang berbeda tetapi rute perjalanannya sama, Hal inilah yang mengajarkan saya untuk lebih bisa menyatukan pikiran dengan kalian.
Terima kasih Ya ALLAH yang telah mempertemukan saya dengan orang sehebat kalian. Terus semangat untuk saling mengingatkan dan selalu memperbaiki diri. Bon Courage !
8 décembre

Sunday, December 22, 2013

Kerudung pertamaku

Bismillah.
Dengan jeans seadanya kupergi kemanapun ku mau.
Sore itu, h-1 kelas X SMA. Sekolahku memang sekolah negeri biasa, namun peraturannya maasya Allah. Wajib menutup aurat full kecuali muka dan telapak tangan bagi para akhwat. Kau tau?

Ibu kebingungan mencarikan kerudung. Kosong. Dalam lemari tak kami temukan kerudung yang putih bersih dan syar'i.
Bingung. Karena tak satupun dari kami berkerudung saat itu.
Pergilah ibu dan aku sore itu ke salah satu rumah tetangga yang katanya menjual kerudung. Sisa satu, warna putih, ukuran xL.
Cuaca mendung di luar sana. Tanpa pilihan kami membelinya, dan segera setelahnya kami pulang ke rumah sebelum diguyur hujan.
Sesampainya di rumah, "yaah kepanjangan ini.." keluhku berulang kali.
Beberapa minggu kemudian
"Assalaamu'alaikum, kenalkan aku Safira. Mulai hari ini kita mengaji bersama pagi setiap jum'at, sekarang aku tutor teman-teman :)"
Ujar perempuan yang wajahnya teduh. Kerudungnya syar'i dan putih bersih. Terlebih dari itu. Rapi!
MaasyaAllah, dia kawan segugusku ketika ospek kemarin. Dia sepantar denganku. Tapi kini dia tutorku.. Aku terus memandanginya, menyimak pembicaraannya dengan seksama. Aku terpana.
Keesokannya
Seperti biasa, aktivitas dhuha. Kami dianjurkan untuk melaksanakan sunnah shalat dhuha sebelum masuk kelas. Posisi tempat shalat akhowat ada di lantai dua. Selepas shalat, perlahan kuturuni anak tangga satu-persatu sambil membenarkan kerudung.
"Assalaamu'alaikum Milka :D" Ujar seorang perempuan berkaca mata, beralis tebal dan rapi.
"Wa'alaikumussalam :) euh? uhmm.." Responku sambil berusaha mengingat namanya. Namun kuyakin betul, belum pernah aku berkenalan dengannya.
"Aku Isma, kamu Milka, kan? Kawannya Safira? :)"
Ujarnya riang dengan penuh senyum.
"Nanti kamu ikut LDKR ngga, Mil? Ikut aja yuuk :)" Lanjutnya.
"Halo Ismaaa :) Iya aku temen ngaji jum'at Safira.. Hmm, iya insyaaAllah ya Isma.." Jawabku pada perempuan yang style-nya serupa dengan Safira. Wajahnya teduh senyumnya ringan. Tutur katanya menyenangkan. Lebih dari itu, ia mengenalku! Mengenal namaku! Girang sekali rasanya.
Inilah pertama kalinya aku kagum, pada mereka. Perempuan yang berwajah teduh, yang ketika bertemu dengannya selalu mengingatkan diri padaNya.
Ternyata Safira dan Isma berasal dari sekolah yang sama, Ummul Quro. MaasyaAllah.
Tiga tahun berlalu
Kelas XII SMA. Dengan kerudung putih bersih, rapi dan menutup dada. Tanpa keluhan. Itulah mereka kawan-kawanku yang dulu tidak berhijab. Pun begitu juga denganku.
Allah. Terima kasih. Merekalah perantara hidayah ini :)
Mereka sebaik-baik teladanku saat masa peralihan dari jahiliyah menuju hidayahNya.
Ini kisahku. Apa kisahmu? :)

Saturday, December 21, 2013

Mama

Bismillah.

Mama
Begitulah aku memanggil insan yang telah menjadi perantara kelahiranku melalui rahimnya.
Insan yang rela disita waktunya demi menyusuiku. Mengajariku banyak hal. Memasakkan makanan favoritku. Hingga bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Mama
Sosok yang memberiku ruang luas untuk belajar  banyak hal!
Sosok yang mengenalkanku pada dunia dan akhirat.
Sosok yang senantiasa menitikkan air mata.. diam-diam dalam setiap do'anya.

Mama
Mama
Mama

More than words :)

Save our GreenCampus!

Bismillah.

Wih malam minggu. Malam minggu begini paling enak berduaan dengan... #siapaya

...dengan keypad atau keyboard. Trus ngetik apa yang ingin dibagi dalam pikiran-pikiran yang tak terbendung ini :)

KISAH PEMILU KAMPUS HIJAU 2013

Pemilu kampus tahun ini benar-benar menyita waktu dan perhatian. Disadari atau tidak. Ujaran seperti ini mungkin terlontar, "ah, aku lelah", atau bahkan "ah, ya sudahlah". Begitu ujar sebagian mahasiswa.
Namun sebagian besar lainnya berkata, "Tidak! ini masalah. Dan harus diubah!".
Maka senyum ini pun merekah.
Disaat mereka yang apatis membuat pesimis, ternyata jauh di dalam kampus hijau ini masih ada yang membuatku optimis, meski mereka hanya berkomentar. Ini pertanda bahwa denyut politik kampus hijau masih ada.
Bagusnya lagi masih ada sebagian mahasiswa yanh memilih untuk menjadi penggerak (bukan penggertak) :)

Krisis kepemimpinan kampus hijau tahun ini, memunculkan banyak tanda tanya yang berputar-putar dalam pikiranku. Kudengar ada banyak pemain tidak ingin bermain lagi, alasannya bukan karena takut kalah. Tapi mereka takut MENANG.
Seperti lelucon ya?
Hingga muncul pertanyaan, di mana fungsi mahasiswa sebagai iron stock akan berlabuh? Fungsi mahasiswa sebagai cadangan pemimpin.

"Apakah generasi abad 21 kalah berani dibanding generasi abad 19 kemarin?"

"Apa kini situasi terasa begitu aman, terasa nyaman tanpa kegelisahan??"

"Apa kampus kini tidak butuh perbaikan?"

-monologku saja-

Selanjutnya lahir masalah baru, masalah klasik. Yang seharusnya kita sudah berdamai tentang ini. Pergolakan antar mahasiswa.
Ibarat nonton bola ketika para pemain maju, penontonpun riuh. Sebagian mengerti mengapa mereka harus riuh, sayangnya sebagian lain hanya ikut-ikut saja, termakan opini. Seperti nonton bola, bukan?
Terlebih rumus ini masih berlaku, pemain kalah-penonton ribut. Belum dewasa.
"Pertemukan pemain dan Wasit. Silakan buat dialog dan akhirilah dengan perdamaian" Ujarku dalam diskusi dengan beberapa rekan.
Kita, jika kita jadi pemain yang tidak puas baiknya kita memilih menuntut wasit dibanding menekan tim lawan atau mengajak penonton untuk turun menggertak :)
Jauh lebih dewasa dan tidak tergesa. Ya kan?

Ok kembali lagi.
Politik kampus hari ini, ah tidak paham banyak tentangnya. Dan tidak ingin mudah termakan gosip. Yang kupahami, aku bahagia. Mengapa?
Sebab masih ada rasa gelisah dalam diri ini dan diri-diri yang lain. Ya! Kami GELISAH akan kondisi kampus hari ini. Rasa yang patut disyukuri dan dijadikan motivasi guna melahirkan solusi.

Ini baru pemanasan, kawan. Baru miniatur sebelum bertemu dengan politik 2014 yang sesungguhnya.
Wahai jiwa-jiwa yang dirundung kegelisahan. Ini pertanda, bahwa ikatan kita melonggar! Mari kencangkan sabuk persaudaraan, cerdaskan diri, cerdaskan hati. Dekat pada illahi, dan perluas relasi.

Catatan yang bukan sekedar tulisan, tapi ujaran hati. Guna perbaikan kini dan nanti, karena sejatinya SEJARAH akan selalu berulang.

Chambre, 00.43


Saturday, December 14, 2013

BPH BEM

Diantara kita ada yang mendominasi, ada yang mengamati, ada yang mangayomi.
Setahun tak cukup bagiku untuk mengenal kalian. Setahun terasa kurang menjalin kekeluargaan di bem bersama kalian.
Setahun sudah.
Bekerja sama dengan BPH-ku yang menggerutu tapi tetap bekerja totalitas, ikhlas.
Semoga setelah setahun ini kita makin dewasa dalam bersaudara.
Di dongeng kehidupan yang singkat ini sungguh bersyukur dapat bertemu BPH-ku ditengah-tengah perjalanan.
Sayang kalian karena Allah.

Take a Rest

Take A Rest
Mereka yang memenuhi jumat soreku dengan senyuman. Dengan curhatan, hangatnya tatapan dan wajah-wajah penuh pertanyaan.
Take a rest-ku yang setiap hari menyapa dengan penuh kehangatan dan keceriaan. Kaka.. Bunda.. Apapun namanya.
Take a rest-ku semoga kita selalu dipersaudarakan ya.
Ini bukan nama kantin di Unj, melainkan halaqah kecil di jbp :)

PSDM

PSDM
Hampir setahun berlalu. Persaudaraan kita masih begitu hangat ditengah dinginnya keadaan. Walau kita pernah membeku, tapi kehangatan selalu saja datang mencairkan suasana.
Kembali bermanfaat di Pemilu.
PSDM-ku. Diantara mereka ada yang menjadi calon, ada yg menjadi TiSu, ada yang menjadi panitia KPU.
PSDM-ku. Mereka selalu menghangatkan dimanapun mereka berada.
Maaf ya selalu menderingkan malam kalian, karena malamlah waktu luang maksimal saya kala merenungi hari:)

Monday, December 9, 2013

Perbaikan, bukan perubahan

Bismillah.
"Allah akan memberi petunjuk kepada mereka yang memperbaiki diri mereka"
(Qs. 47 : 05)

DI MASA KECIL

Saya tidak pernah bermimpi..
atau bahkan berikhtiar penuh, untuk menjadi penyampai firmanNya. Bahkan saya pernah melewati masa-masa di mana saya tidak peduli dengan firmanNya. Namun semua kembali pada goresan penaNya, nasib sudah tercatat. Yang saya pahami setiap insan adalah seorang da'i sebelum menjadi apapun. Maka itulah mengapa saya senang bergerak, belajar, memperbaiki diri, memahami dan menyampaikan kembali firmanNya.

Saya tidak memiliki rencana untuk mempelajari, memahami, hingga menggemari dunia politik. Karena politik identik dengan hal yang kotor, hitam pekat. Namun karena itulah sebagai seorang pemuda saya memiliki rasa gelisah, hingga merasa memiliki kewajiban untuk memperbaiki diri dan mencoba membersihkan noda yang mampu dibersihkan.

Saya tidak bercita-cita untuk menjadi seorang pembelajar bahasa Prancis, yang saya ingat saya ingin menjadi seorang artis, penyanyi, atau bahkan seorang model. Namun melihat mereka yang begitu bermanfaat bagi orang lain, yang mampu mengajar, mendidik dengan iman dan akal. Menjadi sosok yang saya kagumi. Maka kembali lagi Allah memberi saya kesempatan untuk memperbaiki cita dan asa, hingga mengantarkan langkah ini menuju Pendidikan Bahasa Prancis - Unj.

Perbaiki diri dan lihat apa yang akan terjadi pada hidupmu dan hidup sekitarmu.

Tidak ada manusia yang paling putih bersih atau hitam pekat, yang ada hanya abu-abu. Manusia bukanlah makhluk yang pandai dalam menilai, karena sebaik-baik penilaian hanyalah milik Allah. Maka jangan pernah merasa menjadi yang paling putih bersih atau paling hitam pekat.
Semua dapat diperbaiki..
Biarlah Allah yang menunjukkan jalanNya.

Istighfar yang banyak :)