Powered By Blogger

Monday, November 16, 2015

Sang Waktu

Sang waktu. Bagaimana jadinya jika kita tak mampu menghormatinya, tidak menghargai keberadaannya, dan bahkan masuk dalam kategori yang melalaikan? na`udzubillahi min dzalik. 

Pada hakikatnya, sang waktu akan terus berlari, lurus, tiada berbalik, apalagi menoleh, tiada rasa kasihan, tiada peduli, terhadap mereka yang berdiam diri.

Sang waktu, Allah ingatkan dalam berbagai tempat di dalam al Qur'an. Seperti "wad  dhuhaa", "wal layli idza yaghsyaa", "wasy syamsi wadhuhahaa". Allah menekankan firmannya berulangkali dengan penanda waktu. Apalagi kehebatan sang waktu semakin bertambah-tambah dengan turunnya ayat "wal ashr," ya, demi masa.

Barangsiapa lalai dalam waktunya, sungguh waktu takkan berbalik kepadanya. Meski kita menangis, memohon, agar ia kembali barang satu jam saja, mustahil akan terjadi. Sebab sang waktu, adalah ratu. Ia berani dan penuh arogansi, ia meninggalkan siapapun yang lalai dan tidak peduli.

"Innal insaana lafii khusr,"
sungguh, manusia berada dalam kerugian yang nyata!


Lalu bagaimana cara agar tiada merugi? Maka surah Al ashr ayat tiga menjadi sebaik-baik penjelas bagi manusia tentang hal yang mesti dijalani, yakni "kecuali yang beriman dan beramal shalih."

Beriman, dan beramal shalih. Ialah hidup dengan kedalaman iman terhadap Allah, bersama dengan cahaya Qur'an dan tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam. Mengikuti akidahnya - ibadahnya - serta akhlaknya yang mulia, serta hidup dengan terus meninggikan ilmu dan menyeimbangkan dengan amal, melakukan segala sesuatu yang bernilai manfaat.

Percayalah kita tidak berlama-lama di dunia, sebab akhirat sudah mengikat, kita akan berada di sana dalam keabadian yang nyata. 

Demi masa,
Demi matahari dan sinarnya dipagi hari,
Demi waktu matahari sepenggalah naik,
Demi malam apabila menutupi,
Demi Allah.. waktu terus berlari, dan tiada kembali.






Allahu a`lam
THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter: @RealYoungMuslim
#AyoMentoring

Sunday, November 15, 2015

My First Trial - Panahan

Bismillaah

Sejujurnya mata pelajaran yang paling tidak saya senangi selain eksakta adalah olahraga.Olahraga terakhir yang saya tekuni saat kecil adalah badminton, tapi tidaklah lama, saya tidak pernah berlatih lagi, hanya sekadar main saja saat ada kegiatan menginap bersama rekan-rekan di kampus. Tetapi semenjak membaca keutamaan sebuah olahraga yang sangat dianjurkan rasul, baik dari segi hadits maupun kesehatan psikis dan biologis, saya mulai tertarik dengan olahraga tersebut, yap, panahan. Olahraga bagi fisik dan olahrasa bagi jiwa. Melatih Konsentrasi serta Menjaga Kesabaran. Ingin sekali menekuninya lebih dalam, semoga Allah beri kesempatan. One day!
 
Alhamdulillaah hari ini jadi first trial! bareng Nisa juli dan dede Dias, juga dede Fatih :)

Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun sepertinya ia nyaris bosan. Maka Uqbah berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda:

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (AHMAD – 16699)

Marilah kita memulai upaya persiapan tersebut dengan melakukan apa yang jelas-jelas telah dianjurkan oleh Rasulullah saw. Di antaranya ialah memanah. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (ABUDAUD – 2153) 

http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/nabi-muhammad-saw-menganjurkan-ummat-islam-memanah.htm#.VkiMCG5fky4 

 
 

Monday, November 2, 2015

Qadar Allah

Bismillah

Hanya mengingat, kembali mengingat.
Qadar Allah ta`ala yang tak disangka-sangka sebelumnya, musyawarah yang berjalan dengan lancar, dan aku tidak mengerti.
MADING MESTA, Majalah Dinding Media Smavo Kita, organisasi pertama yang langsung jadi ketua ditahun kedua. Innalillah..

Allah yubaarik fiina :)