Powered By Blogger

Sunday, April 26, 2015

Meet and Greet MTM UNJ 2015

Bismillaah

Majelis Tinggi Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta
2015

hem. seakan nama itu berat sekali jika dibaca hehe. ada hal menarik yang harus tertulis dan dibagi di sini. ya, momen kumpul bersama mereka, para pemain dalam MTM UNJ 2015.
and this is the story begin...

minggu, 19 April 2015, hoaaahm. minggu adalah hari di mana banyak orang yang memilih keluar rumah untuk pergi bersama orang terkasih, mengisi waktu dengan segala kebaikan, atau bahkan tinggal di rumah semata hanya untuk rehat dan bercengkrama bersama keluarga tercinta. dan saya memilih opsi pertama, keluar bersama orang-orang terkasih. eyaaa

taman Suropati ramai sekali pagi itu, ada para lansia yang sedang duduk tenang menikmati udara pagi, anak muda ber-earphone yang berlari-lari kecil mengelilingi taman, anak-anak bayi yang sedang berjemur dijemur oleh orang tuanya di bawah sinar mentari pagi, hingga kami yang datang dengan rapi untuk menjalin silaturahim.

satu persatu berdatangan hingga genap jumlah kami yakni 12 orang. kami mengawali pertemuan dengan bermain, Uno balok bukanlah permainan yang biasa kala bersama mereka. lingkaran kami begitu ramai, tertawa-tawa karena saling menunjuk siapa yang paling tua untuk memulai permainan, hingga bersorak gembira karena berhasil memindahkan balok atau bahkan menjatuhkannya. yang paling memancing perhatian khalayak ramai adalah sosok artis dalam lingkaran kami, bang ipul (nabil). teriakannya mampu mengundang orang-orang secara berkala untuk ikut menikmati permainan kami. 

"Ini dari komunitas mana adik-adik?" tanya seorang lelaki paruh baya bersama segerombolan anak-anak yang digandengnya.

"ini kami dari mahasiswa legislatif kampus pak, mtm unj, lagi kumpul main aja pak hehe" jawab kami saling menimpali. "ooh.. ya.. ya.." kata si bapak sambil tersenyum lebar. tak lama kemudian masih ada saja orang-orang yang menghampiri menikmati permainan kami.

hingga akhirnya lelah menghampiri, kami memulai agenda awal yang telah kami rancang, saling kenal lebih jauh, atau dalam bahasa yang lagi famous-nya : ta'aruf. saling kenal nama sodara, panggilan, alamat, tempat-tanggal lahir, hobi, cita-cita, mafa, mifa, persis seperti biodata SD yang selalu ditukar dengan file-file unyu. bergantian kami memperkenalkan diri dan menyebutkan ulang profil mereka yang telah memperkenalkan dirinya. yang paling berbekas itu bagi saya ya tentang cita-cita kami, ada yang ingin jadi Dosen, Pengusaha, Mapper, Peneliti, Penulis, hingga Psikolog. Aamiin :')

setelah perkenalan, kamipun rehat untuk mengademkan hati di masjid sunda kelapa guna melaksanakan sholat dzuhur, kemudian setelah shalat kami melanjutkan agenda dengan dengan makan siang bersama dalam menu yang berbeda-beda. dan di sesi inilah, terdapat Misteri Rahasia Harga Seporsi Ketoprak yang belum terungkap (yok pecahkan misi ini diUpgrading berikutnya) hehe cc: Pulung Kunto Toton. Setelahnya, kami bertukar kado yang disepakati minimal seharga 10.000 rupiah dan setiap dari kami harus mengambil gulungan nama untuk tahu kado siapakah yang akan menjadi kami miliki eyaa. satu hal yang cukup menarik bagi saya, perbedaan yang terasa ketika pernah aktif dieksekutif dan kini dilegislatif. kala berada dieksekutif, yang kami lakukan setelah mengambil gulungan nomer/nama kado biasanya tak pernah ada pergolakan dan kami langsung saja bertukar. namun lain halnya ketika berada mereka para legislator, setiap mendapat gulungan entah mengapa ada saja yang meminta ditinjau kembali (PK) dengan berbagai alasan, penguatan, dsb, meminta menukar kembali gulungan-gulungan nama/nomer sampai dirasa "pas". hehe khas mereka.

kini, perut telah terisi dan kado telah dalam genggaman. kemudian  kami lanjutkan dengan sesi yang paling ditunggu dan dinanti, ya sesi diskusi. sejauh ini apa saja yang kami rasa dalam lembaga legislatif kampus. apa yang kurang dan apa yang perlu diperbaiki. apa harapanku dan apa harapanmu. apa kekuranganku dan apa masukanmu. hingga diskusi tentang ke arah manakah MTM UNJ 2015 akan sama-sama kita bawa...

di tengah-tengah diskusi hangat dan akrab, tawa dan tangis tercipta di sana, empat bulan ternyata bukan waktu yang lama bagi kami untuk dapat merasakan dinamisasi yang begitu hebat. tak lama, kami berdua (siapa hayoo) menarik diri dari diskusi untuk mempersiapkan permainan yang akan kami lakukan setelah diskusi.

16 pita merah dan 16 pita kuning kami tebar ke empat titik di taman Suropati. membagi rekan-rekan ke dalam dua kelompok yakni Kuning dan Merah. meminta mereka menemukan pita di manapun yang mereka lihat, ada yang di batang pohon, di kelopak bunga, di atas daun, di permukaan tanah, di balik kotak suara, hingga di dekat tempat sampah hehehe. bebaas, temukan sebanyak-banyaknya. di tengah-tengah instruksi yang telah diberikan ada saja negosiasi yang tercipta, di akhir permainan ada saja proses lobying yang dilakukan :") dasar legislator ketje.

klimaks permainan kami adalah dibagian permainan Lompat Tembak, betapa pecah tawa kami kala bang ipul (nabil) mengeluarkan ekspresi terbaiknya dengan begitu profesional dan penuh totalitas :") hingga sakit perut kami dibuatnya.

terakhir adalah pendinginan. kami menutup permainan dengan saling menilai diri melalui selembar kertas putih yang digilir bergantian. menuliskan penilaian kami kepada saudara selingkaran. dan setelahnya agenda kami ditutup dengan berfoto keluarga bersama..

thanks to:
Andy Nabil Eha Kunto Dien Inayah Pulung Toton Nesya Ulfah Indah.












Alhamdu..lillah..

Dusta

Bismillaah

Seringkali kita berdusta atau bohong pada diri kita sendiri, baik disadari ataupun tidak. Merasa yang "paling" padahal belum tentu. Sebab nasib manusia hanya Allah yang tahu.

Kadang kita merasa menjadi orang yang paling tidak beruntung sedunia,
namun tidakkah kita menengok mereka yang bersusah payah berdagang di bawah terik matahari?
ada yang memikul tumpukan batu ulekan dengan pundaknya, menopang jamu dengan bahunya, mengangkat kursi bambu dengan otot tangannya, mengangkut jemuran besi, meja belajar, kiloan buah hasil kebun sendiri, dsb.

Kadang kita merasa menjadi orang yang paling merana sejagat raya,
tapi tidakkah kita coba melihat mereka yang mengais rezeki diwaktu kita beristirahat tenang di dalam rumah?
ada yang berjualan kue putu dengan mengayuh sepeda, ada yang berjualan sekoteng dengan dipikul, ada yang berjualan nasi goreng dengan dorongan gerobak, menjual roti, menempuh jarak yang jauh demi sesuap-dua suap nasi.

Kadang kita merasa ketika harus sekolah atau kuliah adalah momen yang paling membosankan, tidakkah kita malu melihat anak-anak lain seusia kita yang sedang berjuang membantu orang tuanya mencari nafkah, disaat kita duduk tenang di dalam kelas, disaat kita bercengkrama bersama kawan sekolah menghabiskan waktu hanya untuk bercerita dan belajar bersama.

"Maka nikmat Tuhanmu mana lagikah yang engkau dustakan?"

faghfirliy ya Rabb..

Tempat itu

Tempat itu bukanlah tempat yang didambakan setiap insan, dicita-citakan saja tidak. Yang ada (mungkin) hanya mau tidak mau.
Meski tak indah rupanya, tak banyak kenikmatan di dalamnya, tapi langkah harus terus dipaksa pergi menuju tempat itu. Meski tak populer namanya, tak terlihat kerjanya, namun kata ikhlas terasa lebih hidup tersebab hal itu.

Semua suasananya pernah terasa begitu asing. Ya, awal menempatinya saja seakan sedang datang ke tempat tak berpenghuni, pertemuan pertama saja dibuka oleh tangisan haru. Kontras. Ada kesedihan tersebab ketidaksesuaian, namun ada pula kebahagian karena persaudaraan.
---
Hari ini,
persaudaraan terasa lebih manis, namun bukan hanya karena melewati canda tawa, tapi karena banyak melewati duka cita bersama.

Tempat ini justru semakin membuatku tertarik dan simpatik.
Bahagia mampu bersama mereka. Bersama orang-orang hebat, yang selalu berjuang membuat tempat ini menjadi lebih hangat.



16 April, dalam naungan krl commuter line menuju Bogor.

Monday, April 6, 2015

Apapun

Bismillaah

Apapun yang terjadi, rasanya hanya ingin tetap bersama mereka.
Belajar bersama, dewasa bersama, bersabar bersama.
Apapun yang terjadi, rasanya hanya ingin terbiasa.
Biasa terhadap apa yang sesuai dengan keinginan diri, atau bahkan yang tidak sesuai dengan keinginan diri.
Apapun yang terjadi, rasanya hanya ingin terus bergerak.
Terus menggali ilmu, terus beramal.
Apapun yang terjadi, rasanya tidak perlu berteriak.

Allah, all praise is to Allah.

Saturday, April 4, 2015

Berani Jujur

Bismillaah

Memutar kembali memori empat tahun lalu, menjalankan hal yang menjadi polemik abadi dalam dunia pendidikan, ya, Ujian Nasional yang selanjutnya kita sebut UN. Mengapa?
Sebab kelulusan seorang peserta didik terlalu sederhana hanya dengan melaksanakan UN.

Teringat sebuah kisah dari seorang alumnus universitas negeri di Depok, menjelang kelulusan SMA ia rela tak mengikuti UN. Bukan karena takut ujian, atau  takut tidak dapat melewatinya, bukan. Tapi karena hilangnya asas kejujuran dalam ujian itu. Baginya, UN hanya mencetak generasi yang lupa pada kejujuran. Ia berkata, "Yang saya tidak hormati adalah ketidakjujuran yang terjadi, bukan sistem yang ada."
Itu prinsipnya, lalu bagaimana dengan kita?

Setiap insan pasti memiliki prinsip hidup masing-masing. Termasuk menjunjung tinggi kejujuran, seperti yang telah dilakukan oleh siswa tadi. Adik-adik, percayalah "sop buntut" bukanlah segalanya. Percaya pada kemampuanmu, jujur pada hatimu.
Lalu apa sebenarnya kejujuran jika dimaknai?
*Menurut KBBI, kata "jujur" berarti lurus hati; tidak berbohong, tidak curang, tulus; ikhlas.
*Selanjutnya menurut Imam Ibnul Qayyim, "Iman asasnya adalah kejujuran (kebenaran)".
*Kemudian dalam bahasa Arab, Jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah).

Adik-adik...
tahukah kita, bahwa banyak kebaikan dalam kejujuran?
di antaranya adalah:
-semakin dekat kepada Allah, sebab senantiasa merasa diawasi
-semakin percaya pada diri sendiri
-semakin tenang, sebab jujur adalah hal yang benar
-semakin hebat, karena berani jujur itu hebat (tagline KPK)

Adik-adik...
Jujurlah pada Allah. Bukalah mata bahwa dunia adalah tempat yang fana. Kecurangan adalah bagian dari tipu dunia yang seakan terasa nikmat.
Ingatlah, sekecil apapun kejujuran yang diperbuat pasti ada balasannya, pun sekecil apapun kecurangan yang diperbuat pasti ada pertanggungjawabannya.

#Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
#Barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
(Qs. 99 : 7-8)

Bersamai Allah dalam UN-mu,
maka Dia akan menolongmu.
In syaa Allah..
Berdo'alah sepenuh hati, pelajari lagi setiap materi, kerjakan UN-mu sendiri, dan bersamai Allah sepanjang hari.

"Jujurku, kebanggaanku".
#BeraniJujur

Allahu a'lam.

©Miruka angguna

April

Oleh: ka Rahman Fadli

Ini tentang April...
Tanpa terasa 3 bulan pergi begitu saja...
3 bulan berlalu...
3 bulan tak akan kembali lagi.
Maka,
Cukuplah... jangan ditangisi... jangan disesali... biarlah itu terjadi.. biarlah itu berlalu...

Ini tentang April... yang tak ingin terjebak di masa lalu...
Ini tentang April.. yang selalu tegar menjalani hari2nya yg penuh warna...
Dan sekali lagi...
Ini tentang April... yang ingin memulai perjalanannya dengan banyak nuansa...

Ini tentang April...
Yang setiap harinya penuh kejutan... dan di setiap pekannya penuh momentum besar...
Wajar saja, bila kemarin tiba2 ada suatu pertemuan membahas kesepakatan yg belum terselesaikan...
Bahkan sampai saat ini pun masih belum terselesaikan secara pasti...

Memang inilah April...
Hari2nya penuh ketidakpastian... bukan karena tidak ada perencanaan, melainkan karena qt tidak mengetahui apa yg akan hadir belakangan...

Perjalanan ini, perlahan akan mulai menemui dinamikanya... makna kefokusan, kisah keakademikan, cita2 kelulusan, dan pemenuhan kerupiahan..
Yg semakin kuat..
Yang semakin hebat...
Yang semakin haus akan jiwa2 suci yg selalu ingin bermanfaat..

Maka,
Teruslah berkembang...
Teruslah tegar...
Layaknya ombak yg berani masuk ke daratan..
Layaknya karang yg berani memecah gelombang...

Lihatlah sore ini...
Yang selalu memberikan harapan saat mentari bersembunyi di peraduan...
Dan bumi membalasnya dgn rona jingga di atas lukisan senja... dgn rintihan hujan yg menghiasinya..

Karena ini adalah April...
Tetap bersiap siaga...
Tetap jaga entitas organisasimu, kapanpun... dimanapun...dan sebagaimanapun...


Friday, April 3, 2015

Akhirnya ini berakhir

Bismillaah

Depok, 03 April 2015

Pagi nan cerah, di kampus ternama.
Bersama salah seorang kawan  terdekat sejak sembilan tahun silam, dan seorang kawan SMA. Kami tidak sengaja bertemu di stasiun Bojong, menuju tempat dan agenda yang sama kami bercengkrama sepanjang perjalanan, tak lama hanya empat stasiun saja kemudian kami turun dari kereta. 

Sesampainya di masjid kampus, kami agak kebingungan sebab ramai sekali, di mana lingkaran kami akan terbentuk jika di kanan-kiri telah ditempati? Kami kira awalnya itu acara pengajian rutinan, ternyata walimahan. Hem, tetep f-o-k-u-s.
Kami memilih lantai dua masjid untuk membentuk lingkaran utuh, dan seiring menit berjalan, lingkaran kami semakin melebar. 

Hari ini terasa hangat, libur yang tiada dirasa keberadaannya. Ada walimahan di lantai bawah, ada rapat mahasiswa yang menggunakan hijab sebagai penanda, ada perkumpulan komunitas di selasar, dan ada lingkaran kami di lantai dua, semua beraktivitas seperti biasa. Hari ini terasa berbeda, murabbiyah kami seakan memberi pesan tersirat seakan tiada pertemuan lagi, pun beliau membawa jajanan yang lebih dari biasanya. Ada apa ini sebenarnya?

Pada sesi bertanya kabar, kupandang wajah teduh para saudari satu persatu. Ah, empat tahun melingkar dengan istiqomah itu tidak pernah kuduga, Allah, Allah-lah yang menyatukan kami. Betapa jauh jarak memisahkan, namun lingkaran ini tak pernah berubah. Mereka yang pergi pasti akan tergantikan, tak pernah terasa kurang. 

Kupandangi mereka dari tempatku duduk. Ah, empat tahun sudah. Asal sekolah kami memang sama, dan setelah kelulusan jarak memisahkan. Namun siapa sangka kami masih dalam satu lingkaran?
Ukhti itu, ia telah lulus dari PNJ, di sebelahnya ada ukhti yang sudah masuk tahun ketiganya di UI, di sisi kanannya ada ukhti yang sedang meneruskan S2 nya di Gunadarma, selanjutnya ada ukhti dari UGM yang sedang pulang ke cibinong, tak ketinggalan pula ukhti dari UIN yang sedang berjuang dengan skripsinya, dan seterusnya ukhti-ukhti yang sama sepertiku datang dari UNJ hanya berbeda tingkatan saja, hingga ukhti PNJ yang mengambil jurusan MICE dan ukhti satu lagi yang mengambil jurusan Sosiologi di UI. Begitu beragam.

Akhirnya, ini berakhir.
Mari berjalan menghadap guru yang baru. Bismillah.
Ini amanat dari murabiyyah tercinta, jalani saja semua karena Allah.
Asal sama-sama mencari ilmu, asal tetap bersama ukhti-ukhti itu.
Meski terasa kehilanganmu, kakak, terima kasih :)

Untuk Murabiyyah terbaik, E.P