Powered By Blogger

Monday, October 26, 2015

DEKAT

Setiap muslim dan muslimah jelas memiliki keistimewaan lima rukun Islam dalam hidupnya, dan kita pasti telah lebih dahulu mengamalkan rukun yang pertama.

"Syahadati `alaa illaha ilAllah wa anna Muhammadurrasulullah", persaksian tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Ialah awalan siraman positif bagi jiwa, yang mesti diresapi dengan khidmat guna menumbuhkan keimanan yang kuat.

Kita semua tahu, bahwa energi positif akan selalu hadir bagi kita yang senantiasa memiliki dzan (prasangka) yang baik, husnudzan :) Sebaliknya, energi negatif akan menghantui kita yang senang membiasakan diri dalam menaruh prasangka negatif di sembarang tempat, su`udzan.

Lalu, apa implikasi dari Syahadat terhadap Dzan dalam kehidupan setiap insan?

Syahadat yang membekas, akan melahirkan dzan yang positif dan jiwa yang senantiasa merasa tenang serta dekat dalam genggaman Rabb-nya. Tiada kecewa, tiada terluka dengan keputusan Rabb-nya, sebab sesaat setelah bersaksi --percaya-- bahwa tiada ilah selain Allah, maka saat itu pula ia percaya dan berprasangka baik akan segala ketetapan-Nya. Otomatis saja. Bukan hanya percaya kala bahagia, atau malah kecewa saat sengsara.

Kawan, kata 'kecewa' adalah teman dekat dari jiwa-jiwa yang bersandar pada manusia, benda, dunia, dan negatifnya prasangka. Berharap dan takut kepada selain-Nya, hanyalah menciptakan luka. Maka, memintalah, memohonlah, hanya kepada Allah ta`ala.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah DEKAT.
 Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran".
(Qs. Al Baqarah : 186)

Bahwa yang Dekat, justru seringkali yang tidak Terlihat..

Allahu a`lam

THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter: @RealYoungMuslim
#AyoMentoring


Monday, October 5, 2015

The Real Young Muslim Goes To UIN

MEMBUMIKAN ISLAM, DENGAN MENTORING

[Tangerang] -- Senin 05 Oktober 2015, bertempat di Teater Prof. Aqib Suminto (Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi) UIN Syarif Hidayatullah, LDK KomDa FDIK menggelar Talkshow Inspiratif dengan tema "The Second Chance, Let's Move Up!"

Talkshow yang digelar dengan tujuan memperkenalkan Mentoring ini, berjalan dengan lancar dan penuh antusiasme dari para audiens yang luar biasa, juga ditemani oleh moderator prestatif, Bagja Nugraha (Ketua LDK KomDa FAH 2012, Peserta Nanyang Technological University Model United Nations 2015 (Delegate of Malaysia, SPECPOL)).

Talkshow inspiratif kali ini menghadirkan dua orang narasumber yang senantiasa menggelorakan semangat #AyoMentoring, yakni Agus Budiyanto (Direktur Yayasan Indonesia Tangguh, Co-Founder Komunitas The Real Young Muslim) dan Almas Shabrina (Google Ambassador UIN Syarif Hidayatullah) yang menggantikan kehadiran Dadan  Hudanul Hak (Ketua BEM KM IPB, Peraih Beasiswa Aktivis Nusantara) karena sedang dirawat di rumah sakit. Syafahullah :)

Para narasumber memaparkan penjelasan apa itu Mentoring, mengapa harus Mentoring, bagaimana ikut Mentoring, dan banyak hal lainnya yang tentunya menghidupkan SPIRIT siapapun yang hadir di dalam ruangan tersebut untuk ikut kegiatan Mentoring. 

Mentoring, adalah tempat kita belajar bersama tentang agama, tempatnya mendengar dan didengar. "When you talk, you are only repeating what you already know. But if you listen, you may learn something new." Kutip ka Almas dalam perkataan Mahatma Gandhi.

Siapa sangka kawan, di balik segudang aktivitas mereka ternyata Mentoring mendapat prioritas di dalamnya. Mentoring sanggup meningkatkan Softskill mereka untuk senantiasa hidup Bermanfaat, Aktif, dan Prestatif. Serta selalu dekat dengan Ilahi Rabbi. Itu kuncinya :)

Mentoringpun menjadi tempat menempa diri tanpa menghapus potensi yang kita miliki, "Dulu, prinsip saya, meski urakan, shalat tetap tak tertinggalkan. Tampang boleh metal, tapi playlist murottal," jelas ka Agus Budianto menutup pemaparannya.

Acara ini berhasil diikuti oleh sebanyak 117 audiens dari berbagai kampus, kemudian diakhiri dengan do'a bersama dan Pendaftaran mengikuti Mentoring oleh LDK KomDa FDK.

Menarik, ya? :)

Bersiaplah! Siapa tahu sekolah atau kampusmu yang jadi tempat inspiratif berikutnya! 





THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter: @RealYoungMuslim
#AyoMentoring

Saturday, October 3, 2015

Membina

Bismillah

Saat kelahiran diharapkan, sedang kematian ditampikkan, rasanya adalah sebuah hal yang wajar bagi seorang manusia biasa.

Kelahiran para pemuda Islam yang taat kepada Ilahi serta kuat secara intuisi, merupakan dua jendela besar yang dapat membantu kita dalam mendapatkan udara segar dan pemandangan indah, di masa mendatang. 

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah."
(Qs. 03 : 110)

---

Dalam bahasa, kita mengenal kata kerja aktif dan pasif. Meski keduanya bekerja, tetapi tetap berbeda rasa. Setelah selesai 'dibina', seyogyanya lanjutkan tugas berikutnya, menjadikan 'bina' sebagai kerja nyata, 'membina'.

Membina, adalah salah satu cara dalam menampakkan rasa cinta kepada Allah ta'ala. Melahirkan generasi rabbani, bukan semata-mata tugas para perempuan, tetapi tugas tangan-tangan setiap insan. Membina bukanlah jalan terbaik, namun tentu jalan yang baik, untuk melahirkan pemuda-pemudi Islam yang apik.

Membina, bukan seberapa banyak kelompok yang dipunya, tetapi sebanyak apa mereka yang lahir menjadi para pelaku amalan surga. Seberapa banyak mereka yang bangkit jiwa dan raganya untuk terus menghidupkan agama dan bangsa.

Lahirnya pemuda-pemudi muslim yang kuat dan taat kepada Rabbnya, adalah impian setiap mukmin. Kelak, ketika sudah berdaya, mereka yang akan melanjutkan kerja nyata dalam melahirkan generasi-generasi lainnya, seterusnya dan seterusnya. 

Inilah sebaik-baik keberkahan dalam membina. Tiada henti, tak terputus, sepanjang masa. Melahirkan pemuda-pemudi yang senantiasa berdzikir dan berpikir dalam hidupnya.

...
"Dua tahun lalu, di Bitlis ini tidak terlalu banyak ulama. Ketika Ustadz Said Nursi datang dan tinggal di sini, para ulama itu berdatangan. Ada yang ikut mengajar ada yang malah berguru dan belajar," kata Ömer Pasya.  
 ---
"Karena itulah saya ingin membawanya ke Van. Dengan kehadirannya di sana, semoga lahir banyak ulama di sana. Saya harap kamu izinkan dia pergi" pinta Hasan Pasya (El Shirazy, 2014 : 261).
...



Wallahu a'lam

THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter : @RealYoungMuslim
#AyoMentoring