16/01/2023
Hari ini, alhamdulillaah. Allah izinkan miku mengulang silaturahim ke rumah ibuk di Bintaro. Kala itu status masih sendiri, kali ini diamanahkan-Nya membawa teman mungil dalam pangkuan.
Rumah ibuk.. sejujurnya terasa lebih senyap. Mungkin bisa dibilang idaman mak-mak, karena situasi rapi-aman-terkendali-mandiri, dsb-dsb. 😂
Sebab MaasyaaAllah, anak² ibuk sudah tumbuh besar. Semuanya sudah mengenyam bangku sekolah. Di sini justru jadi titik renunganku.
Dan ibuk sekali lagi mengingatkan, "Semua ini cepat, anak tumbuh besar dengan tidak terasa. Bahkan ini belum seberapa. Nanti bertambah angka usia, tambah pula kesibukan mereka di luar rumah".
Deg.
Mendengar ucapan ibuk, miku menerawang jauh. And deeply inside me kira² muncul emot begini :
🤧😥ðŸ˜
Membayangkan lelah hari ini, keriwehan sering terasa begitu panjang. Padahal semua ini berdurasi. Ada masanya mereka mendewasa, dan tidak lagi seutuhnya bergantung pada kita.
----------
Kemudian mendengar suara "Assalaamu'alaikum!!" khas ceria seorang Hanifah dari pintu masuk. Sekejap membuat Tisam mengejar sumber suara, tangannya menarikku bahkan hampir² ikut masuk ke kamar mandi, tak sabar mau melihat kaka Hanifah.
Kemudian sesaat Tisam dihadapkan dg kk Hanifah. Matanya benar berbinar & tak mengedip. Sembari screening, sembari dalam hatinya berharap diajak bermain oleh kk Hanifah. Selanjutnya bersikap caper ala² bayi dengan kata "hapa..hapah" menunjuk barang² di sekitar kk Hanifah berharap mendapat responnya. 🙈
--------
Kk Hanifah mengizinkan Tisam main ke kamarnya, kami disambut dengan ruangan yg Rapi. Sangat perempuan. Di atas kasurnya ada buku cerita.
"Siapa yang membacakannya untuk kakak?" tanya miku.
"Ayah, bergantian sama ibuk pas ayah isi halaqoh" jawabnya. Melihat responnya begitu antusias, sungguhlah terasa penuh tangki cinta dalam diri Hanifah 😊
MaasyaaAllah..
"Lantas spray di sana itu, untuk apa kak?" sambungku.
"Spray itu apa?" jawab kk Hanifah dg polosnya.
"Itu yang sSet..ssesT.. gitu kak bunyinyaa" jelas miku spontan yang alhamdulillah dimengerti kk wkwk
"Oh ini tu kalau kakak sulit dibangunkan, disemprot ini kakak lsg bangun! gini nih.." sambil memeragakan cara & ekspresinya ketika tersembur air wkwk membuat miku refleks tertawa dg tingkah cerianya
MaasyaaAllah. Bisa ditiru nih buat Tisam nanti, sambil memerhatikan botolnya (ini apa ya beli di mana) 🤣
Kemudian kakak menunjukkan hasil Rubik yang berhasil diaturnya menjadi sewarna.
"Boleh ngga kak diulangi lagi, kk milka mau liat donk.." pintaku penasaran.
"Jangan ini mau aku tunjukkin ke kakak (Haidar) kalau pulang nanti" jawab Hanifah sambil hati² meletakkan rubiknya.
MaasyaaAllah Sekali lagi (dan lagi) 😉 di samping kakak-adik pasti ada masa tengkarnya yaa, tapi di sini kelihatan kan Hanifah sayang sekali sama abangda Haidar (bonding success).
Last, but not least. Kubaca perlahan tulisan yang ditempel dekat meja merahnya. Tentang peringatan agar bersama menjaga kerapihan meja belajarnya. Sudahlah pokonya Two thumbs up for kakak Hanifah :)
Atas izin Allah, semua tentu ga lepas dari didikan ibuk & ayah. Baarakallahu fiikum :) miku belajar banyak hari ini..
No comments:
Post a Comment