Bismillah
.
Kamis, 1801'18
.
Manfaat belajar Sejarah, apa saja?
.
Sejarah mungkin menjemukan bagi sebagian orang, sebab keberadaannya tepat di masa lalu. Jika pun dipelajari, fungsinya dibatasi sebagai Informasi saja.
.
Sayangnya, sejarah seyogyanya bukan hanya dianggap sebagai ma'lumat (informasi) belaka, namun juga mesti dikaji. Untuk apa? Agar dapat memperbaiki masa depan dari kesalahan di masa lampau.
.
Historiografi (pembabakan sejarah) merupakan hal yang dianggap rumit dan kurang menarik umumnya. Padahal, bidang ini amatlah menantang. Pembelajar sejarah tidak kalah menarik dari pengenyam ilmu eksakta, sebab hafalannya bukan hanya rumus, tapi juga nama tokoh, siapa yang berperan sebagai antagonis--protagonis, kemudian tempat, kotanya, tahun, tanggal, bulan, dsb saling berkaitan satu sama lain.
.
Termaktub 5w + 1h yang terjawab di sana meski adapula yang masih menjadi misteri dan perlu digali kembali faktanya. Dari semua itu, puncaknya adalah pada "How", analisa sejarah yang masing-masing pembelajar berbeda satu sama lain. Analisa itu milik masing-masing, bergantung pada pola pikirnya.
.
Kita lihat banyak sekali buku yang ada, permisalannya buku mengenai seorang tokoh. Kita sama-sama menggali sejarahnya, sama-sama mencari faktanya. Namun, boleh jadi berbeda dalam mengambil analisa.
.
Masih ingat nama pengkhianat ulung yang mengakhiri kerajaan islam terbesar, Ottoman? Ya, Kemal Pasha / Kemal Attaturk / Kemal Effendi.
.
1. The Young Atatürk: From Ottoman Soldier to Statesman of Turkey (George Gawrych)
.
2. Mustafa Kamal Ataturk: Penegak agenda Yahudi (Abdul Latip Thalib)
.
Dari judulnya saja kita bisa melihat bagaimana kedua analisa tersebut jauh bedanya. Dari sajian fakta sejarah yang mungkin sama, namun analisanya bertolak belakang. Buku nomor satu mengagumi negarawan ulung bernama Kemal Pasha, buku kedua menganggap Kemal sebagai budak pesuruh yahudi. Hmm..
.
Kriteria people these days terhadap sejarah ini dapat dikelompokan, sbb:
.
1. Amnesia Sejarah, phenomene these days. Lupa akibat tak acuh dengan sejarah, masa bodo dengan kisah masa lalu. Sengaja maupun tidak sengaja.
.
2. Mabuk Sejarah, romantisme historis. Mereka terlalu kagum dan mengagungkan masalalu. Biasanya para guide sejarah, amat rinci mengurai sejarah, terlalu mengagung-agungkan hingga pesimis dengan masakini.
.
3. Sadar sejarah, most of muslims. Mereka adalah ummat yang menyadari dan memahami serta menyiapkan diri untuk MEMAMPUKAN diri tuk membangkitkan kejayaan di masa lalu.
Seperti kelompok insan yang bangga akan kejayaan Islam di masa Rasulullah hingga tegaknya Konstatinopel, di mana Islam meliputi 2/3 daratan lautan dunia, serta 3 samudera. Kemudian dari sana, kita berusaha memantaskan diri, menjadi salah satu bagian yang membangkitkan kejayaan Islam di masa kini dan nanti. Till jannah. Aamiin..
.
Menarik sekali ya guys, di mana posisi kita?
.
Untuk belajar sejarah, banyak yang bingung harus mulai dari mana. Namun Ust. Salman mengarahkan untuk mulai dari yang terdekat *ehjansalahfokus.
.
Dari yang ringan-ringan, yang terdekat (proximity), maksudnya kedekatan jaraknya dengan hidup kita. Kita muslim, maka tapaki sejarah Islam dari awal perjuangan para nabi, turunnya wahyu, dst. Kita Indonesia, maka jejaki pula sejarah para pahlawan kita, pahlawan muslim, dst. Kita suku Jawa, maka khatamkan segala sejarah yang berkaitan dengan para wali, dst.
.
Bahas sejarah Indonesia saja tiada habisnya, dari Sabang sampai Merauke, luas ujung ke ujungnya, itu sama dengan London ke Moskow (from UK till Rusia). Betapa Allah takdirkan kita sebagai anak orang kaya bukan, tanah menghampar luas.... *bersyukurrr
.
Bagaimana dg rujukan bacaan dari bliau?
Kuncinya, jika dapat sumber bacaan dari orang Fasik, maka wajib tabayyun (konfirm) dulu apa benar fakta sejarah yang dia angkat?
.
Parameternya, lihat para penulis muslim yang hidupnya berlandas Al Qur'an dan As Sunnah.. jadikan buku mereka sebagai rujukan pertama dan utama.
.
Allahu a'lam bishawwab.. #semogabermanfaat
.
Inspirasi pagi Ust. (Kang) Salman Iskandar
Pepatah Yunani kuno berkata: "Scripta Manent, Verba Volant". Yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang bersama hembusan angin.
Thursday, January 18, 2018
Kenapa belajar Sejarah?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment