Bismillahirrahmaanirrahiim…
In The Name Of Allah, The Most Gracious, The Most Merciful…
Dakwah tidak identik dengan keras, harus sangat berapi-api. Melainkan pelan, tapi pasti. Penuh semangat, dan tak pernah mati.
Mengalir saja bagaikan air yang menyesuaikan wadahnya. Bisa segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang, jajar genjang, kerucut, bermacam-macam pokoknya. Tergantung wadah yang akan diisi dengan air. Itu analoginya. Tergantung insan yang akan diisi dengan dakwah.
Tidak setiap insan bisa menerima apa yang insan lain dakwah-kan. Termasuk diri kita sendiri… jangan terlalu keras, nanti mereka bisa lari! Jangan juga terlalu pelan, nanti mereka bisa pergi! Hmm, terus gimana donk?
Ya itu tadi, sesuaikan cara penyampaian kita dengan pihak yang akan kita bagi ilmu kehidupan ini. Terkadang, cara menyampaikannya bukan cara yang kita paling senangi, tapi dengan cara yang paling mereka sukai.
Kayak aku nih, kadang buntuuuu banget kalo udah ngasih tau #teeet sensor#. Iya, kadang udah casciscus, tapi kagak didenger gitu deh… ternyata bukan dia yang salah, kayaknya ‘human error’ terletak pada aku! he he
Alhamdulillah, dapet bekal kehidupan dari banyak pihak… Terimakasih banyak. Mereka (yang tidak dapat disebutkan satu-satu) memberiku input yang insyaAllah bermanfaat, tinggal bagaimana nanti output yang akan aku hasilkan… bismillah dulu… coba dulu… katanya banyak batu… namun Allah pasti bantu… InsyaAllah.
Pada suatu hari, di sela liburan panjang semester ke 5 di SMA, tepatnya di siang menjelang sore hari… ceritanya aku lagi duduk di ruang tamu, sambil mngerjakan tugas membuat kamus pelajaran ekonomi-akuntansi. Biar ngga boring, turn on the radio donk! Trus stay tuned di gelombang radio islami gitu. Lagi nikmat-nikmatnya mendengar lantunan lagu2 nasyid permintaan pendengar, cuap-cuapnya sang penyiar, sampai iklan-iklan yang berlomba tampil berulang kali… Tiba-tiba, diselingkan dengan beberapa TIPS yang dibagikan oleh seorang ustadz. Top markotop! Tips Berdakwah!
Yang aku lakukan saat itu adalah, bukan duduk manis dan mendengar dengan khidmat. Tetapi dengan ragu, sembari takut terlewat tips dari pak ustadz, aku langsung buru-buru mengambil sebuah pena dan sebuah buku tulis pelajaran sosiologi. Ku buka lembar paling akhir, dan sesuai komando dari otak dan telingaku, si pena pun mulai menari di atas lantai kertas Sidu, menikmati dendangan suara sang ustadz.
Check it out bro en sist!
Tips Berdakwah: ting ting…
ü Pilih waktu yang pas, nyaman, dan tepat.
ü Jangan terpaku pada satu cara. Bisa lewat teman yang berpengalaman, referensi buku islami, referensi radio islami, dll.
ü Pilih bahasa yang baik dan sesuai…
ü Jangan hanya mengandalkan kemampuan berdakwah… Tapi juga mendo’akan objek agar menyadari hidayah yang Allah berikan padanya.
ü Banyak belajar berbicara, membaca, menulis dan mendengar dakwah.
ü Jangan cepat menyerah ketika melihat tantangan di depan mata. Dicoba dulu, diterima/tidak? Whatever… ikhtiar dan do’a dulu. Tidak harus diterima, namun berharap diterima… Tidak harus mengubah total sang objek, yang dapat merubah hanyalah dirinya sendiri dan Allah…
ü Jangan melihat keburukan mereka, terus tunjukanlah kebaikan2 kita… teruslah berbuat baik dengan tulus dan ikhlas. Siapa tahu mereka simpatik ^^v
ü Menyampaikan dengan tegas dan santun. Tawazun…
Kalo aku pribadi, biasanya pake rekomendasi lagu… apa gak pas di rumah, setel nasyid, munsyid, murottal sering-sering. Biasanya, bahkan seringnya hati seseorang akan tergerak ketika mendengar keindahan lirik maupun nada lagunya… Apalagi kalau liriknya mengenai kebesaran Allah, taubatan nasuha, dosa, maupun segala yang berbau-bau akhirat. Semoga Allah membuka pikiran dan pintu hati ayahanda tercinta, terimalah hidayah-Nya dengan lapang hati dan rasakan manisnya... Amin Ya Rabbal ‘Aalamin.
Nah… segitu dulu ya kawan-kawan, cerita yang dapat aku bagikan. Semoga dapat diambil ibrahnya. Ampuni segala kesalahan kata maupun penyampaian. Tentunya kekurangan ada pada diriku, dan kebenaran hakiki hanya ada pada Yang Maha Esa. Allah Subhanahu wa ta’aala.
Allahu wa rasulluhu’alam…
SubhanALLAH;-)
ReplyDeleteMimil. . . .
Aku masih menjadikan diri sendiri objek dakwah. . .
Ayo rifa semangaaap!!!
ReplyDeleteKita semua bergerak sebagai subjek pendakwah, dan objek yang didakwahi...
Dengan izin-Nya...
Dakwah beragam cara, yang penting menebarkan kebaikan. Man jadda wa jada!