Bismillah.
Sudah dengar kabar kan kawan-kawan tentang banyaknya
hal yang dipolitisasi? Dari mulai Pendidikan, Korupsi, sampai Kesehatan. Itu
menunjukkan bahwa hari ini kita tidak
bisa tidak ikut campur pada ranah perpolitikan. Sebagai masyarakat yang
baik, tentunya kita harus mengikuti perkembangan bangsa dan negara melalui
instrumen penting yang satu ini, Politik. Namun, sebelum ikut masuk ke dalam
perpolitikan, kita harus cerdas dulu teman-temans. Lewat apa? Lewat “Pendidikan Politik” tentunya... Voila!
Apa itu PENDIDIKAN?
Pendidikan menurut M. Al-Hadi Afifi, “Usaha yang
sadar, dan disertai dengan pemahaman yang baik untuk menciptakan
perubahan-perubahan yang diharapkan pada prilaku individu, dan selanjutnya pada
prilaku komunitas di mana individu itu hidup.”
Lain lagi menurut Ibrahim Ishmet Muthawi’, “Pendidikan
adalah proses membangun kepribadian manusia secara integral. Di antara aspek
kepribadian manusia itu adalah aspek Politik dan Sosial.”
Itulah tugas Pendidikan,
proses membangun kepribadian dan pemahaman yang baik pada manusia.
Lalu apa itu POLITIK?
Plato
dan Aristoteles menyatakan secara
frontal, “Manusia adalah wujud yang hidup,
mereka adalah binatang (memiliki
naluri) yang berpolitik. Politik adalah sifat
khas manusia”.
Menurut Ismail
Ali Sa’d secara bahasa, “Siyasah (Politik)
à As saus à
Ar riasah (Kepengurusan), Saasal al amra
à Qaama bihi (Menangani urusan).” Jadi,
berpolitik adalah ketika kita melakukan suatu hal yang membawa maslahat bagi sekumpulan
orang.
Selanjutnya menurut Rifa’ah Rafi’, “Mengkaji, mendiskusikan,
dan memperbincangkan urusan negara juga disebut POLITIK.”
Singkatnya menurut pandangan barat, “Politik adalah Seni mengatur negara”.
Lalu bagaimana Imam Syahid Hasan Al Banna memaknai Politik? ? ?
“Sesungguhnya
seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali jika ia menjadi seorang
politikus, mempunyai pandangan jauh ke depan dan memberikan perhatian penuh
kepada persoalan bangsanya. Keislaman seseorang menuntutnya untuk memberikan
perhatian kepada persoalan-persoalan bangsanya.” Itulah beliau yang bersih dari paham
sekularis, tidak memisahkan perihal aqidah dan politik.
Intinya yang harus kita pahami adalah Politik itu lebih luas maknanya dari hanya
sekedar kekuasaan dan partai-partai politik. Mari saling
mencerdaskan, jangan berbetah diri dalam sempitnya pemikiran kita akan politik:)
Berikut adalah tiga poin penting agar menjadi cerdas
dalam berpolitik...
1.
Sosialisasi Politik. Bagaimana cara mencerdaskan diri tentang
perpolitikan? Adapun metode-metodenya sebagai berikut.
Secara global ada dua metode, yang pertama adalah metode
Pendidikan politik tidak langsung (Indirect
political learning). Ia bisa kita dapatkan secara struktural melalui
Organisasi atau Asosiasi kemahasiswaan (Badan
Eksekutif atau Legislatif). Namun bisa juga didapat secara kultural saja,
berdasarkan kesadaran kita sebagai individu
akan kebutuhan berpolitik.
Yang kedua adalah metode Pendidikan politik langsung
(Direct political learning). Yang ini bisa kita dapatkan melalui pembelajaran politik jalur formal (sekolah)
dan nonformal, bisa juga dengan meniru cara hidup tokoh-tokoh para pemimpin
(gaya berbicara, gaya kepemimpinan, dsb). Yang terakhir kita bisa memahami
nbagaiman berpolitik dari pengalaman
pribadi dalam partisipasi politik.
Have a nice try!
2.
Kesadaran Politik. Apa saja karakteristiknya? Bagaimana cara
mendapatkan kesadaran akan berpolitik?
Berikut
adalah empat karakteristik orang-orang yang sudah memiliki kesadaran politik:
Memiliki pandangan yang komprehensif (menyeluruh),
Wawasan yang kritis, Rasa tanggung jawab, dan Keinginan untuk menyelesaikan
problematika sosial. Sudah adakah karakter tersebut dalam pribadi kita?
Semoga, sambil belajar yuk.
Nah,
ada cara-caranya nih agar kita bisa mendapatkan sikap sada politik...
- Kita mendapat arahan langsung dari pemimpin atau
orang-orang yang mengerti politik
- Mempunyai pengalaman dari partisipasi politik
- Memiliki kesadaran dari belajar sendiri, seperti
membaca koran atau menonton berita di tv
- Mengikuti dialog-dialog kritis dengan tokoh-tokoh
politik atau orang yang mengerti politik
- Melewati metode-metode sosialisasi politik (yang
di atas tadi)
3.
Partisipasi Politik. Bagaimana karakteristiknya dan apa saja
bentuk-bentuknya? Check this out!
Karakteristik
dari Partisipasi Politik adalah dalam diri kita terdapat Hasrat untuk berperan aktif (menggunakan
hak suara atau bahkan mencalonkan diri saat pemilu), Memiliki lebih dari sekedar kemauan untuk belajar tapi juga
membutuhkan, Mendiskusikan persoalan-persoalan politik dengan orang lain,
Bergabung dengan organisasi-organisasi mediator.
begitu teman-temans.. Karakter apa saja yang sudah
kita miliki hari ini ya? #TalkToMySelf
Berikutnya adalah bentuk-bentuk dari Partisipasi Politik:
- Mengikuti kampanye politik
- Mengikuti aksi atau demonstrasi (demi mempengaruhi
kebijakan pemerintah menuju kemaslahatan masyarakat). No anarchy, of course
- Memperbaiki lingkungan dan memberi pelayanan
masyarakat
- Join the party atau pressure group (secara aktif
atau standar partisipatif)
Naah... Segitu ilmu yang baru saya dapat dari
bukunya Dr. Utsman Abdul Mu’iz Ruslan. Keren sekali, membuka wawasan kita akan
pentingnya mengerti POLITIK. Masih ingat kan, Politik itu lebih luas maknanya dari hanya sekedar kekuasaan dan partai-partai
politik. So, sudah tidak punya alasan lagi nih untuk ber-alergi-ria terhadap
ranah perpolitikan. Karena kita sudah sama-sama paham dan tahu akan pentingnya
kesadaran dan partisipasi politik. Tidak susah kan teman-temans? ? ?
Mari mencobaaa :)
No comments:
Post a Comment