Pada hakikatnya, sang waktu akan terus berlari, lurus, tiada berbalik, apalagi menoleh, tiada rasa kasihan, tiada peduli, terhadap mereka yang berdiam diri.
Sang waktu, Allah ingatkan dalam berbagai tempat di dalam al Qur'an. Seperti "wad dhuhaa", "wal layli idza yaghsyaa", "wasy syamsi wadhuhahaa". Allah menekankan firmannya berulangkali dengan penanda waktu. Apalagi kehebatan sang waktu semakin bertambah-tambah dengan turunnya ayat "wal ashr," ya, demi masa.
Barangsiapa lalai dalam waktunya, sungguh waktu takkan berbalik kepadanya. Meski kita menangis, memohon, agar ia kembali barang satu jam saja, mustahil akan terjadi. Sebab sang waktu, adalah ratu. Ia berani dan penuh arogansi, ia meninggalkan siapapun yang lalai dan tidak peduli.
"Innal insaana lafii khusr,"
sungguh, manusia berada dalam kerugian yang nyata!
Lalu bagaimana cara agar tiada merugi? Maka surah Al ashr ayat tiga menjadi sebaik-baik penjelas bagi manusia tentang hal yang mesti dijalani, yakni "kecuali yang beriman dan beramal shalih."
Beriman, dan beramal shalih. Ialah hidup dengan kedalaman iman terhadap Allah, bersama dengan cahaya Qur'an dan tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam. Mengikuti akidahnya - ibadahnya - serta akhlaknya yang mulia, serta hidup dengan terus meninggikan ilmu dan menyeimbangkan dengan amal, melakukan segala sesuatu yang bernilai manfaat.
Percayalah kita tidak berlama-lama di dunia, sebab akhirat sudah mengikat, kita akan berada di sana dalam keabadian yang nyata.
Demi masa,
Demi matahari dan sinarnya dipagi hari,
Demi waktu matahari sepenggalah naik,
Demi malam apabila menutupi,
Demi Allah.. waktu terus berlari, dan tiada kembali.
Allahu a`lam
THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter: @RealYoungMuslim
#AyoMentoring
No comments:
Post a Comment