Pepatah Yunani kuno berkata: "Scripta Manent, Verba Volant". Yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang bersama hembusan angin.
Thursday, January 22, 2015
Selamat tinggal Pemuda
26 Desember 2014
Itulah akhir dari kehidupanku sebagai anak kosan hehe
Setelah tiga setengah tahun lamanya punya kamar di Jakarta, akhirnya ditinggal jua
Sebaik-baik tempat rehat, tentulah bersama keluarga
Sebaik-baik amalan dakwah, kumulai lagi dari keluarga
Semoga adanya jasad dan ruh ini di rumah semakin bermanfaat.
Aamiin
Selamat tinggal, jalan Pemuda yang penuh kenangan
Meninggalkan kerlap-kerlip Jakarta
Mendekap hangatnya bojong-cibinong-bogor-dan sekitarnya
Monday, January 12, 2015
Menjadi guru
Bismillaah
Berawal pada 7 Agustus
Berakhir pada 5 Desember
Di tahun 2014
Mengejutkan, hari pertama yang kami temui, pertanyaan singkat guru pamong kami membuat mata kami berlima saling menatap ragu. "RPP siap? Siapa yang masuk kelas hari ini?"
Hari pertama yang kami sangka sebagai hari halal bihalal ternyata telah berlalu. Kami salah perkiraan. RPP pun belum ditangan, kami begitu khawatir mengecewakan guru pamong kami. Nyatanya beliau menangkap maksud tatapan kami dan mengubah pertanyaan, "Baik kalau begitu siapa yang siap mengajar menemani ibu untuk hari pertama ini?" Refleks Toro dan aku langsung menawarkan diri, sedang Eka dan Annisa mengajar pada jam berikutnya, dan Fitri berjaga di tempat piket utama untuk hari pertamanya. Mantap.
Kami memanggilnya dengan Madame Tri, guru pamong terbaik dan tersabar satu-satunya yang kami miliki di sekolah tempat kami memenuhi mata kuliah Praktik Keterampilan Mengajar (PKM), yakni di SMAN 53 Jakarta.
Hari pertama observasi mengajar, kami memasuki kelas X IIS 4. Beberapa nama peserta didik yang aktif dapat cepat kuhafal, dan tentu selebihnya tetapku hafal seiring berjalannya waktu. Siangnya giliran Eka dan Ramsey yang memasuki jadwal kelas XII IPA 2.
Pembagian waktu mengajar kami sudah sangat rapi, namun kendala yang paling terasa adalah perbedaan karakter anak yang harus dihadapi dalam setiap kelas. Hari pertama mengajar tanpa guru pamong, kawanku langsung bertemu dengan kelas pilihannya, Eka dengan X IIS 1. Fitri dengan X IIS 2 nya. Ramsey dengan X IIS 3 nya. Toro dengan X IIS 4 nya. Sedang aku kebagian mengajar di XII IPA 1. Namun dikarenakan kelas XII masih menggunakan kurikulum KTSP 2006, maka aku juga harus mengajar di kelas X yang bergantian dengan kelas tetap kawan-kawanku tadi.
X IIS 1, X IIS 2, X IIS 3, dan X IIS 4, adalah empat kelas dengan karakter berbeda. Ada kelas yang aktif dan hormat kepada kami para calon guru, ada pula yang sebaliknya. Ada kelas yang begitu aktif dan interaktif, ada pula yang sebaliknya. Meski demikian, tentulah aku tak berhak menyamaratakan kondisi kelas yang ada, sebab setiap peserta didik dalam tiap kelas juga punya karakter yang berbeda. Luar biasa.
Aku banyak belajar, bagaimana memahami jasa seorang guru yang benar serius mendidik muridnya. Meski keras, tegas, bahkan sesekali marah, itu dikarenakan kecintaan mereka terhadap muridnya. Meski memberi tugas yang harus dikerjakan semalam suntuk, ulangan yang sering menumpuk, itu semua dilakukan dengan harapan kebaikan bagi peserta didiknya.
Aku seakan kembali diingatkan bahwa manajemen waktu adalah hal utama yang harus diperhatikan. Hadir ke sekolah sebelum murid datang, pulang dari sekolah setelah bel pulang sekolah berbunyi. Memikirkan media ajar terbaik agar murid tidak bosan belajar. Bermain peran, membangun situasi pembelajaran agar tidak menjadi hal yang menakutkan, melainkan hal yang sangat menyenangkan dan paling ditunggu oleh peserta didik. Tidak ketinggalan, menyederhanakan materi ajar yang dipandang sulit oleh mereka. Hmm :)
Thursday, January 8, 2015
Waktu berkualitas bersama Uni
Hari begitu mendung, hujan pun berlomba untuk jatuh ke bumi. Begitu deras hujan hari ini, genangan air pun semakin tinggi. Semua orang berlari kesana kemari mencari tempat berteduh. Namun demikian hujan juga ikut membasahi semangatku untuk tetap melewati hari ini bersama uni :)
Perjalanan dari stasiun bojong gede menuju stasiun bogor tidaklah lama, hanya sekitar 10 menit saja.
Selanjutnya kami menaiki angkutan umum 03 yang disambung dengan 01. Pemberhentian pertama kami adalah di daerah Taman Kencana, memasuki gang-gang yang terwarna dengan beragam kuliner nikmat. Apple pie, Ali baba, Kedai kita, Chocolava, D'fla, Makaroni panggang, Death by chocolate, dsb. Kawasan rindang dengan pohon-pohon tua yang amat besar dan kokoh. "Seperti di Bandung ya un rasanya", ungkapku pada si uni. "Sangat!", sahutnya.
Pilihan kuliner kami jatuh kepada Apple pie, hm menghirup aroma pie yang dipanggang saja rasanya ia begitu nikmat. Dengan suasana tempat makan yang khas yakni meja-meja kecil yang berderet dalam naungan (semacam) saung yang berada di kanan kiri jalan masuk kami ke dalam toko tersebut. Kami pun membeli Love apple pie, tentu saja bentuk pie nya seperti hati.
Setelahnya kami melanjutkan perjalanan menuju arah ciawi, kawasan Tajur, Bogor. Membeli hadiah untuk si papa, sendal elegan untuk dipakainya ke masjid :) untungnya sebelum berangkat uno dan aku sudah mengukur kaki ayah melalui sandal jepitnya hehe, lebih kurang ukuran 44. Setelah semua terbeli, kami melanjutkan perjalanan ke toko Mie Aceh Kurnia. Memesan dua piring roti cane susu dan keju susu, martabak telur, serta teh tarik, dalam cuaca sejuk setelah diguyur hujan rasanya ingin bersyukur tiada henti dan ingin menikmati cuaca kala itu sepaaanjang hari.
Alhamdulillaah..
Melewati waktu berkualitas bersama uni tersayang, bercanda bersama setelah sekian lama langkah jarang bercengkrama. Sebab rawamangun-bojong gede memisahkan kita *yuhuu
Semoga tetap akur ya un, kini dan nanti..
Terlupa
Bismillaah
Sejenak merenung, dan berpikir
"apa yang janggal ya?"
Kembali berpikir
Menerka
Ah. Perasaan saja mungkin
Dan..
lupa.
Keesokan hari, bahkan hampir setiap waktu
Rasanya masih sama
Ada yang janggal
Sejenak merenung, dan berpikir
"apa yang janggal ya?"
Kembali berpikir
Menerka
Ah. Aku tahu sekarang
Kita kurang ukhuwwah :)
Aku rindu dengan kata itu
Kata yang terlupakan
Astaghfirullaah..