Pepatah Yunani kuno berkata: "Scripta Manent, Verba Volant". Yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang bersama hembusan angin.
Monday, March 31, 2014
Siapa mereka?
Matahari sedikit lagi membenamkan dirinya, dan aku masih saja termenung sendiri dibukit rerumputan yang letaknya tak jauh dari gubuk kecil orang tuaku.
Selepas berbincang dengan kakek, rasanya sepanjang sore ini aku ingin membiarkan rombongan pertanyaan menghampiri isi kepalaku,
"Siapa ya mereka yang tadi kakek ceritakan itu?"
"Mereka yang siap mati, mereka yang sudah mati. Siapa sih mereka?"
"Seberapa berartikah bangsa ini bagi jiwa mereka?"
Aku berusaha mengingat siapa mereka, membayangkan luka mereka, keberanian mereka, semangat mereka, perjuangan mereka, hingga kematian mereka. Semakin berpikir, alisku semakin mengkerut. Namun sungguh, tak ada satu namapun yang kuingat hingga matahari benar-benar telah terbenam.
"Ah aku menyerah"
Seketika itu pula aku bangkit berdiri dan membersihkan rerumputan yang menempel dirok merah muda kesayanganku, kuputuskan untuk kembali saja ke rumah, aku berjalan sembari berbicara pada diriku sendiri.
"Aku mungkin memang tidak tahu siapa nama mereka, namun yang kuingat, mereka semua adalah PEMUDA".
Wednesday, March 26, 2014
La Lecture
La lecture est une activité de compréhension d’une
information écrite. Elle est comme des connaissances qui ne peuvent ni bouger,
ni parler. C’est avec elle qu’on peut tellement obtenir des connaissances, sans
limitation. Elle fait vivre nos pensées, elle fait libérer nos idées, elle crée
toujours des imaginations, et souvent elle nous fait droguée. Mais ce n’est pas
tout à fait exact pour les Indonésiens.
En 2012, le pourcentage de lire des Indonésiens est seulement 0,01% ou bien une
personne sur 10.000 qui aime lire, mais je pense que nous comme les étudiants, devons être inclut dans le 0,01%. En outre, savons-nous
qu’on peut découvrir le nouveau monde, vivre tout le temps, et élargir nos
horizons par la lecture? Plus loin, elle nous fait aussi entrer dans le monde
d’histoire, de la culture, de la civilisation, de la littérature, et de langue.
Avec celle-là, on se sent toujours vivant! Pourquoi? Parce qu’elle nous permet à voir ce qu’il existe dans le passé, et
prévoir le monde au futur.
La
lecture, elle est très enrichissante notamment pour nous, des intellectuels. Dans notre quotidienne, on doit avoir l’habitude de parler par connaissances,
comme le français a déjà dit, “Dites moi ce que vous lisez, je vous dirai
qui êtes-vous”. Et comme Rabellais qui a dit, “Une tête bien faite est une tête bien pleine”. La lecture, elle
est comme un repas pour ceux qui ont faim, et une boisson pour ceux qui ont soif.
Milka Anggun
Le cours de Rédaction I
Avec M. Usaha
Monday, March 17, 2014
Mimpi
Bismillah
Aku.
Ya, benar. Kalian benar kawan bahwa kini aku sedang bermimpi.
Namun, diriku juga benar. Bahwa aku pantas memiliki dia, impianku.
Kamu.
Bagai bulan, cahayamu meyakinkan, bahwa kamu benar ada. Namun sesekali aku merasa pekatnya malam begitu mengekangku, dan kamu tak selamanya mampu menerangi malam-malam itu, hingga pudarlah keyakinanku atas adanya dirimu.
Bagai matahari, sinarmu menghangatkan, membuat aku percaya bahwa kamu begitu dekat. Meski cahayamu kadang terasa berlebihan dan silaumu itu memaksaku untuk sesekali menatap picing keberadaanmu.
Aku dan kamu.
Sesekali kamu terasa begitu Dekat dan Nyata. Sayangnya sesekali juga kau terasa begitu berjarak.
Namun, bagaimanapun kondisimu, aku akan tetap memilih yakin akan kehadiranmu, akan terwujudnya kamu.
Ingin segera bertemu kamu, dalam waktu yang pantas dan berkah bagi-Nya.
Ingin menatapmu, memelukmu, mengeluarkanmu dari hanya sekedar pertemuan dalam lelap malam.
Siap menjemputmu, duhai MIMPI indahku.
Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Jika hari ini gagal, artinya kesungguhanku masih perlu diuji.
Semangat menggapai mimpi, Milka.
Buatlah Allah bangga, bahwa kamu adalah hambaNya yang mampu mengukir prestasi kehidupan di bumi cintaNya demi menggapai ridhoNya.
Buat agamamu bangga, bahwa kamu adalah muslimah yang senantiasa bersungguh-sungguh menjalankan dan menebarkan segala kebaikannya.
Buat Rasul bangga, bahwa kamu adalah umatnya yang senantiasa meneladani perbuatannya, mencontoh aklaqnya.
Buat ibu, ayah, dan kakakmu bangga, bahwa kamu adalah anak yang shaliha, yang meskipun banyak keburukan dalam dirimu, namun kamu bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan senantiasa bermanfaat bagi mereka.
Semangat, Mil, semangat.
Innallaha ma'ashabirin.
Milka Anggun
Mahasiswi semester VI
Bahasa Prancis, UNJ.
Aku.
Ya, benar. Kalian benar kawan bahwa kini aku sedang bermimpi.
Namun, diriku juga benar. Bahwa aku pantas memiliki dia, impianku.
Kamu.
Bagai bulan, cahayamu meyakinkan, bahwa kamu benar ada. Namun sesekali aku merasa pekatnya malam begitu mengekangku, dan kamu tak selamanya mampu menerangi malam-malam itu, hingga pudarlah keyakinanku atas adanya dirimu.
Bagai matahari, sinarmu menghangatkan, membuat aku percaya bahwa kamu begitu dekat. Meski cahayamu kadang terasa berlebihan dan silaumu itu memaksaku untuk sesekali menatap picing keberadaanmu.
Aku dan kamu.
Sesekali kamu terasa begitu Dekat dan Nyata. Sayangnya sesekali juga kau terasa begitu berjarak.
Namun, bagaimanapun kondisimu, aku akan tetap memilih yakin akan kehadiranmu, akan terwujudnya kamu.
Ingin segera bertemu kamu, dalam waktu yang pantas dan berkah bagi-Nya.
Ingin menatapmu, memelukmu, mengeluarkanmu dari hanya sekedar pertemuan dalam lelap malam.
Siap menjemputmu, duhai MIMPI indahku.
Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Jika hari ini gagal, artinya kesungguhanku masih perlu diuji.
Semangat menggapai mimpi, Milka.
Buatlah Allah bangga, bahwa kamu adalah hambaNya yang mampu mengukir prestasi kehidupan di bumi cintaNya demi menggapai ridhoNya.
Buat agamamu bangga, bahwa kamu adalah muslimah yang senantiasa bersungguh-sungguh menjalankan dan menebarkan segala kebaikannya.
Buat Rasul bangga, bahwa kamu adalah umatnya yang senantiasa meneladani perbuatannya, mencontoh aklaqnya.
Buat ibu, ayah, dan kakakmu bangga, bahwa kamu adalah anak yang shaliha, yang meskipun banyak keburukan dalam dirimu, namun kamu bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan senantiasa bermanfaat bagi mereka.
Semangat, Mil, semangat.
Innallaha ma'ashabirin.
Milka Anggun
Mahasiswi semester VI
Bahasa Prancis, UNJ.
Wednesday, March 12, 2014
Pemuda dan Pemilu
PEMUDA dan PEMILU
Tentang Pemilu
Tahukah kita bahwa Pemilihan
Umum (Pemilu) Presiden Indonesia akan diadakan pada tanggal 9 Juli 2014
mendatang? Dan sebagai pemuda, apa yang akan kita lakukan? Tak bisa dipungkiri
bahwa semakin bertambahnya waktu,
semakin banyak saja jumlah pemuda yang memiliki hak suara, terhitung ada
sekitar 40% suara pemuda (dari KESELURUHAN jumlah penduduk Indonesia) di Pemilu
2014.
Pada awalnya, pemilihan umum
Presiden di Indonesia hanya dikuti oleh lembaga legislatif. Namun sesuai dengan
perubahan UUD 1945 pada tahun 2002, pemilihan umum Presiden dapat diikuti juga
oleh Rakyat Indonesia. Hal tersebut diakui oleh negara sebagai bentuk dari
sistem kehidupan berdemokrasi, “Dari rakyat, Oleh rakyat, Untuk rakyat”. Pemilihan
umum langsung untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 2004, dan mulai pada
saat itulah rakyat memiliki HAK SUARA untuk memilih langsung presiden beserta
wakilnya untuk satu periode, yakni 5 tahun sekali. Di Indonesia, masyarakat muda
yang telah menginjak usia 17 tahun mulai mendapatkan hak suaranya dalam Pemilu.
Tentang Pemuda
Jika kita kembali ke masa lalu,
ada beberapa peristiwa-peristiwa bersejarah di Indonesia yang telah diciptakan
oleh para pemuda. Pertama, tanggal 28 Oktober tahun 1928, para pemuda membuat Sumpah Pemuda untuk menunjukkan pernyataan
sikap dan rasa nasionalismenya pada koloni-koloni Belanda. Berikut bunyi Sumpah
Pemuda, “KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH AIR INDONESIA. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG
SATOE, BANGSA INDONESIA. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA
PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA” (Djakarta, 28 Oktober 1928). Selanjutnya yang
kedua, pada tanggal 16 Agustus 1945 sebelum terlaksananya proklamasi, Chaerul
Saleh dan Wikana pergi ke Jakarta untuk bertemu Presiden Republik Indonesia
pada masa itu, Ir. Soekarno, kedua pemuda itu dan rombongan pemuda lainnya semakin
hari semakin gelisah. Mereka mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan negara Indonesia dihadapan
dunia. Namun, sungguhlah tidak mudah memperjuangkan dalam proklamasi
kemerdekaan Indonesia, kedua pemuda tadi bersama segenap teman-temannya harus
mengasingkan Ir.Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok demi menekan keyakinan
kedua orang tua itu, menjauhkan kekhawatiran akan pengaruh Jepang saat itu, dan
peristiwa perjuangan para pemuda ini dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok. Terakhir, peristiwa
bersejarah ketiga yang dilakukan oleh pemuda adalah demonstrasi besar-besaran. Guna
mendesak Presiden Soeharto untuk melepas jabatannya sebagai pemimpin Indonesia,
RIBUAN mahasiswa berkumpul membentuk border
yang kuat dalam menentang kekuatan diktator Soeharto saat itu, dan akhirnya
pada tanggal 21 Mei 1998 pun para pemuda dinyatakan berhasil, Soeharto
mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia setelah 32 tahun
rezimnya berjaya. Itulah segelintir sejarah luar biasa yang diciptakan oleh
para PEMUDA, jumlah mereka memang tidak banyak, namun pengaruh mereka sangat
besar terhadap bangsa Indonesia. Lalu bagaimana dengan pemilih muda yang kini berjumlah
40%? Apa bentuk konkrit PERJUANGAN
kita dalam PEMILU 2014?
Dalam Pemilu Presiden, yang
harus dilakukan oleh para pemuda adalah memaksimalkan partisipasinya untuk ikut
aktif menggunakan hak suara mereka. Dalam hal ini yang lebih penting adalah
para pemuda senantiasa memiliki KESADARAN untuk tidak menjadi kaum yang apatis,
karena Pemilu bukanlah perihal KEINGINAN untuk memilih, tapi perihal KEBUTUHAN
untuk memilih.
Di sisi lain pemuda memiliki
peran lebih untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
menggunakan hak suara dalam Pemilu, karena salah satu dampak negatif dari sikap
apatis adalah keberadaan pihak-pihak yang mengambil “keuntungan” dari surat
suara yang tidak digunakan tersebut. Akan terjadi banyak kecurangan yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan. Siapa tahu?
Maka gunakanlah, optimalkanlah, suarakanlah
HAK kita. Kita bukanlah golongan hitam atau golongan putih, pun kita bukan juga
pemuda yang PESIMIS. Perjuangkan HAK kita kawan, hak suara kita, hak memilih
kita. Tujuannya tentu agar dikemudian hari jika ditemukan kejanggalan dari
janji para pemimpin, kita mampu MENAGIH mereka.
Satu suara = Satu langkah menuju kebaikan Indonesia.
Gunakan hak suaramu, atau nikmati sesalmu selama 5 tahun kedepan!
For Your Information:
Di negara Prancis, masyarakat
yang APATIS terbagi menjadi tiga golongan, yang pertama adalah l’abstention, golongan yang benar-benar
tidak peduli pada Pemilu dan tidak mendatangi TPS yang sudah disediakan di
daerahnya, mereka tidak ingin tahu apa-apa, tidak ingin ikut campur sama
sekali. Yang kedua adalah le vote blanc,
yaitu golongan yang mendatangi TPS, mengambil surat suaranya, namun tidak
memilih calon sama sekali, membiarkan kertasnya tetap “bersih”. Kemudian kertas
kosong tersebut dimasukan ke dalam kotak suara, merekalah kaum yang datang
untuk tidak memilih. Dan yang ketiga adalah le
vote nul, yakni mereka yang mendatangi TPS dan menyoblos, namun suara
mereka tidak akan SAH, mengapa? Karena mereka akan melanggar tata cara
pencoblosan yang SAH dengan sengaja. Entah itu mencoblos semua calon, atau mencoblos
diluar kotak calon, dsb. Merekalah kaum yang hadir, menggunakan hak pilihnya,
namun tujuannya tetap sama, mubazir. Itu di Prancis, tentu tidak sama dengan Indonesia,
kan :)
MILKA ANGGUN (Mahasiswi Semester VI)
Universitas
Negeri Jakarta
Tuesday, March 11, 2014
Ikhtiar
Bismillah
Lomba Francophonie 2014
Komik bertemakan "Peristiwa Jalanan"
Untuk-Nya
Untuk Ibu, ibu, ibu, ayah
Untuk Kakak
Untuk Semua yang kucintai :)
Lomba Francophonie 2014
Komik bertemakan "Peristiwa Jalanan"
Untuk-Nya
Untuk Ibu, ibu, ibu, ayah
Untuk Kakak
Untuk Semua yang kucintai :)
Monday, March 10, 2014
Tentang Muslim' Show
Siapa yang sudah pernah melihat ini??
English version
French Version
Komik MUSLIM' SHOW!
(Entah mengapa ada tanda petik setelah huruf "M" nya)
Btw, komik yang (bagi saya) super JLEB dan luar biasa ini telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa! Namun, tahukah kita dari mana sebenarnya asal komik ini berada??
YAP! (emang udah dijawab, mil -_-)
Dari negara PRANCIS.
MaasyaaAllah..
Pertama kali tahu komik ini, saya super duper merinding kagum!
Pertanyaan yang muncul dalam benak saya kala itu, "Kok bisa? Ini bener komik Muslim dari negara Prancis?"
Komik ini diilustrasikan dengan humor yang ada dalam kehidupan para muslim dan muslimah sehari-hari, khususnya dalam beribadah. Hal yang biasa dibahas adalah bagaimana para muslim/ah mempraktikkan agamanya, yaitu ISLAM, terlebih mereka yang berada di negara barat. Beribadah di tempat kerja, menggunakan kerudung di tempat umum, shalat berjama'ah sebanyak lima waktu di masjid, hiburan yang tidak sesuai dengan syari'at Islam, sekolah dan anak-anak muslim di Prancis. Semua digambarkan dengan jelas dengan dalam balutan HUMOR dan fakta. Menarik, bukan!
Setelah bertahun-tahun dirasa sudah banyak hal yang didapat melalui guru, buku bacaan, film, dosen jurusan bahasa Prancis, dosen native, musik, yaitu pengetahuan seputar kultur, kebiasaan, dan kehidupan di Prancis, tetap saja bagi saya yang notabene adalah seorang muslim, masih terasa kurang lengkap jika tidak mengetahui kondisi agama Islam di negara tersebut. Sudah menjadi kebiasaan semenjak SMA dulu untuk terus mencari informasi terbaru tentang saudara/i muslim di sana, bagaimana perkembangan agama Islam di sana, bagaimana perjuangan beribadah di sana.
“Kita akan merasakan perjuangan kita ini sempit apabila kita memikirkan bahwa kita yang memulai perjuangan dan kita yang mengakhirinya; tetapi apabila kita memikirkan bahwa perjuangan ini bukan kita yang memulainya dan bukan kita yang mengakhirinya, maka ketika itu pula terasalah bagaimana luasnya perjuangan kita, serta bagaimana luasnya keluarga (muslim) kita. Karena keluarga kita bukan keluarga yang diikat dengan keturunan darah tetapi oleh kesatuan Aqidah. Laa Ilaha Illallah Muhammadurrasulullah."
-Sayyid Quthb-
Maka ketika hati, lisan, dan tindakan kita telah sama berlandaskan syahadat kepadaNya, saat itu pulalah jiwa ini telah terikat, tanpa memandang warna kulit, suku, maupun wilayah. Bagi saya, mereka adalah keluarga, mereka adalah saudara. Allahu Akbar.Betapa bahagianya saya mengetahui komik ini telah beredar. Semoga Allah senantiasa berkahi..
Meski M. Bllondin bukanlah seorang muslim, tapi maasyaaAllah ia ikut membantu kelancaran terbitnya komik yang dibuat oleh sahabat muslimnya, yakni M. Allam dan M. Karim. Berbeda itu tidak selalu negatif, bukan :) Sayangnya, komik ini diboikot di negara Prancis itu sendiri, komik ini hanya dapat beredar di toko buku kecil, yakni toko buku muslim di sana. Meski begitu, masih banyak hal yang perlu disyukuri, toh buku ini mendapat respon luar biasa dibanyak negara, salah satunya di negara Indonesia :)
Islamic Book Fair, Senayan, pada hari minggu, tanggal 09 Maret 2014 adalah hari peluncuran komik Muslim' Show untuk Indonesia. Berbekal niat yang kuat, berangkatlah saya sendiri ke sana, mencari komik yang telah saya harapkan sejak lama. Ketika sudah berada digenggaman, tahu dong rasanya bagaimana? Senang bukan main :D
Public Lecture, Institut Kesenian Jakarta, pada hari senin, tanggal 10 Maret 2014 juga merupakan ajang silaturahmi antara Norédine Allam, Greg Bllondin dan Karim dengan penggemarnya di Indonesia. Wuri, Novia, dan saya, kami pergi bertiga diiringi dengan gerimis hujan, dan dinginnya udara pagi hari. Setelah mereka memaparkan kisah, ide, konsep mengenai komik Muslim' Show yang telah mereka buat, mereka pun membuka sesi pertanyaan, kritik, dan juga saran seputar komik Muslim' Show. Terakhir ditutup dengan sesi foto bersama, dan penandatanganan komik peserta, sama halnya dengan yang mereka lakukan di IBF pada hari sebelumnya. Setiap pembeli komik Muslim Show' pasti akan merasa sangat bahagia dan bangga, justru bukan karena tanda tangan mereka, melainkan karena karikatur wajah pembeli yang digambarkan di atas komik Muslim' Show. Ils sont très gentils :)
Saat komik kami bertiga yang ditandatangani, kami tak mau melewati kesempatan untuk dapat berbincang dalam bahasa Prancis, dan mereka menyambutnya dengan sangat baik. Lagi-lagi, nama saya rasanya begitu membekas bagi orang eropa -_- bagaimana tidak, Milka adalah sebuah brand coklat di benua eropa. "C'est comme le nom du chocolat!"
Beberapa Pengertian Mengenai Komunikasi
Tugas Makalah Mata Kuliah Komunikasi Antar Budaya
Beberapa
Pengertian Mengenai Komunikasi
Milka
Anggun (2315110018)
Jurusan
Bahasa Prancis
Universitas
Negeri Jakarta
Dosen Pengampu: Jimmy Ph. Paat
PENDAHULUAN
Tugas makalah ini akan membahas mengenai pengertian komunikasi.
Mengapa dirasa perlu membahas pengertian komunikasi? Karena sebelum melangkah
lebih jauh ke dalam mata kuliah Komunikasi Antar Budaya, sebagai mahasiswa saya
perlu terlebih dahulu memahami beberapa pengertian komunikasi dari beberapa sumber
buku bacaan yang berkaitan. Berharap selepas membaca buku-buku yang berkaitan
dengan komunikasi, saya mampu memahami beberapa pengertian komunikasi secara
teoritis, agar kedepannya dapat diaplikasikan secara praktis.
ISI
Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai komunikasi:
Saya mengambil pengertian komunikasi yang pertama dari sebuah buku terjemahan
berjudul Komunikasi Antarmanusia atau dalam bahasa inggrisnya adalah The Interpersonal Communication. Menurut
Devito (2011), “Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih,
yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh
tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik”[1]. Artinya, komunikasi
adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, sebut saja
mereka adalah si pengirim dan penerima
pesan. Devito juga menambahkan bahwa tidak menutup kemungkinan jika
sewaktu-waktu terjadi hambatan ketika si pengirim dan penerima pesan sedang
berkomunikasi. Lebih dari itu, komunikasi terjadi dalam suatu konteks tertentu,
memiliki pengaruh tertentu, dan mereka yang melakukan komunikasi memiliki kesempatan
untuk melakukan umpan balik.
Selanjutnya menurut Martin dan Nakayama (2010) dalam buku Intercultural Communication In Contexts.
“Communication, is as complex as culture
and can be
defined in many different ways. The defining
characteristic of communication
is meaning, and we could say that communication occurs
whenever someone
attributes meaning to another person’s words or actions.”[2], yang dimaksud oleh Martin dan Nakayama, komunikasi
merupakan hal yang rumit, bagaikan sebuah budaya. Sebab dapat
didefinisikan dalam berbagai cara. Mendefinisikan karakteristik dari komunikasi
adalah tentang sebuah makna, lebih dari itu kita juga bisa mengatakan bahwa
komunikasi dapat terjadi ketika kita dapat menghubungkan makna yang terdapat
dalam kata-kata atau bahkan tindakan seseorang.
Menurut Novinger
(2001) dalam bukunya yang berjudul Intercultural
Communication, A Practical Guide. “By nature, communication is a system of
behavior. And because different cultures often demand very different behaviors,
intercultural communication is more complex than communication between persons
of the same culture. All communication takes place in the matrix of culture,
therefore difference in culture is the primary obstacle to intercultural
communication”[3] Melalui
pengertian tersebut, Novinger menjelaskan bahwa secara alami, komunikasi adalah
sebuah sistem perilaku, dan karena budaya yang berbeda sering menuntut perilaku
yang sangat berbeda, komunikasi anatarbudaya menjadi lebih kompleks daripada komunikasi
antarmanusia dari budaya yang sama.
KESIMPULAN
Setelah
mengetahui beberapa pengertian mengenai komunikasi dari beberapa sumber buku
bacaan yang berkaitan dengan komunikasi, maka dapat saya pahami bahwasanya
komunikasi merupakan sebuah kontak atau hubungan yang tidak terjadi dalam ruang
hampa, melainkan dalam suatu konteks tertentu, yang memiliki makna tertentu. Serta
terdiri dari pengirim dan penerima pesan yang memiliki tujuan untuk saling mempengaruhi
melalui ujaran atau tindakan.
[1] Devito, J. A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Dalam J. A. Devito, Komunikasi
Antarmanusia (hal. 24). Tangerang: KARISMA Publishing Group.
[2] Nakayama, J. N. (2010). Intercultural Communication In Contexts.
Dalam J. N. Nakayama, Intercultural Communication In Contexts (hal. 94).
New York: The McGraw-Hill Company.
[3] Novinger, T. (2001). Intercultural Communication, A Practical
Guide. Dalam T. Novinger, Intercultural Communication, A Practical Guide
(hal. 4). United States of America: LIBRARY OF CONGRESS
CATALOGING-IN-PUBLICATION DATA.
Sunday, March 9, 2014
Kebiasaan Membaca Masyarakat Indonesia
Pesatnya perkembangan teknologi informasi
saat ini memungkinkan setiap orang mendapatkan akses informasi yang
diinginkannya. Agar perkembangan informasi yang ada dapat senantiasa
tertampung, minat dan kemampuan membaca menjadi sangat penting. Sebagai ilustrasi, Theodore Roosevelt membaca tiga buku dalam sehari selama di Gedung Putih dan John
F. Kennedy mempunyai kecepatan membaca 1.000 kpm (kata per menit)
(Soedarso, 1993:xiii). Bangsa yang maju umumnya adalah bangsa yang gemar
membaca, umpamanya bangsa Jepang, Amerika dan beberapa negara Eropa
lainnya. Mereka pun memiliki karya-karya besar yang kreatif, umpamanya
bermacam jenis mobil dari Eropa dan Amerika, komputer ataupun telepon
canggih dari Jepang (Rifameutia, 2003).
Pengertian lainnya tentang akses terhadap bahan bacaan adalah pustakawan dan guru yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang anak dan remaja serta tentang buku
dan bahan bacaan lainnya. Mereka adalah orang-orang yang harus dapat
memberikan rekomendasi tentang isi bahan bacaan yang sesuai dengan minat
anak. Anak dan remaja akan menjadi pembaca yang mahir apabila mereka
mendapat kesempatan melakukan aktivitas membaca. Tanpa akses terhadap
kepustakaan yang tepat, mereka hanya dapat membaca tetapi kebiasaan
membacanya tidak akan berkembang (Diem, 2000:27).
Sumber:
http://portalminatbacasiswa.blogspot.com/
Menurut laporan Bank Dunia No. 16369-IND dan studi IAEA (International Achievement Education Association) tahun 1992 di Asia Timur, tingkat terendah membaca anak-anak dipegang oleh Indonesia
dengan skor 51,7, di bawah Filipina (skor 52,6), Thailand (skor 65,1),
Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5). Bukan itu saja,
kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya 30 persen. Data lain juga menyebutkan, seperti yang ditulis oleh Ki Supriyoko ( dikutip Yardi, 2003), disebutkan dalam dokumen UNDP dalam Human Development Report 2000, bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia
hanya 65,5 persen. Sementara Malaysia sudah mencapai 86,4 persen, dan
negara-negara maju seperti Australia, Jepang, Inggris, Jerman, dan
Amerika Serikat umumnya sudah mencapai 99,0 persen.
Menurut Masduki (1997: 36) faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa Indonesia sebagaimana yang telah diuraikan tersebut di atas antara lain: 1) kemampuan berbahasa Indonesia yang kurang, 2) minat baca yang lemah, 3) kondisi perpustakaan sekolah yang kurang menunjang, dan 4) dorongan orangtua yang juga lemah. Ketertinggalan Indonesia
dibandingkan dengan bangsa lain dapat diakibatkan karena kekurangan
membaca. Bayangkan, Indonesia yang jumlah penduduknya mencapai lebih
dari 200 juta jiwa, hanya menerbitkan sekitar 6000 judul buku yang
terbit setiap tahunnya. Sementara itu, Malaysia
menerbitkan 10.000 judul setiap tahunnya. Bandingkan dengan Jepang yang
menerbitkan sebanyak 44.000 judul, Amerika Serikat 100.000 judul dan
Inggris 61.000 judul (Utama, 2003).
Jika dibandingkan dengan masyarakat Barat dan Jepang, minat dan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia memang relatif lebih rendah. Menurut Tampubolon (1993:v), masyarakat Indonesia
umumnya masih berada dalam proses transisi dari budaya lisan ke budaya
tulisan. Kebiasaan membaca dan menulis masih belum berkembang sepenuhnya
pada anggota-anggota masyarakat. Kecenderungan mendapatkan informasi
melalui percakapan (dengan lisan) tampaknya masih lebih kuat daripada
melalui bacaan (dengan tulisan). Kecenderungan ini dapat dilihat dari
kenyataan bahwa minat baca di kalangan siswa dan mahasiswa relatif masih
lemah. Anjuran yang sering terdengar dari pihak pemerintah dan berbagai
kalangan pemimpin masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan
membaca adalah juga merupakan bukti kecenderungan di atas.
Minat
dan kebiasaan membaca yang baik menurut Tampubolon (1993: v), sebagai
bagian penting dari budaya tulisan, tak mungkin dimiliki dalam waktu
singkat. Pengembangannya makan waktu yang relatif lama, dan harus
sejalan dengan perkembangan pendidikan para anggota masyarakat pada
umumnya. Di samping itu, sarana-sarana pendukung, terutama tersedianya
buku-buku bacaan yang harganya terjangkau oleh masyarakat umumnya, dan
perpustakaan-perpustakaan di semua tingkatan daerah, terutama di
kecamatan dan desa, sangat perlu diusahakan. Dalam hubungan tersedianya
buku-buku bacaan dimaksud, motivasi untuk menulis (mengarang) bagi para
penulis buku perlu diperhatikan, khususnya berupa royalti yang pantas
dan diberikan sepenuhnya pada waktunya, serta pelaksanaan Undang-undang
Hak Cipta yang ketat dan tegas.
Pengembangan
minat dan kebiasaan membaca yang baik harus dimulai sedini mungkin pada
masa anak-anak. Orang tua, terutama ibu, dan guru-guru, terutama guru
Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, dan Sekolah Dasar kelas satu hingga
kelas tiga, mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam usaha-usaha
pengembangan ini. Pengembangan minat dan kebiasaan membaca harus dimulai
dari rumah (Tampubolon, 1993: v-vi). Sementara sekolah berkewajiban
untuk membina minat dan kebiasaan membaca yang telah dikembangkan di
rumah.
Telah
diuraikan di atas bahwa pengembangan minat dan kebiasaan membaca harus
dimulai sedini mungkin. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama
dikenal anak. Sebagian besar waktunya dihabiskan bersama keluarga. Oleh
karena itu tidaklah mengherankan jika anggota keluarga merupakan orang
yang paling berarti bagi kehidupan anak. Maka jelas keluarga mempunyai
peranan yang besar dalam pembentukan minat baca (Martini, 1995:3).
Dalam
berbagai hasil penelitian, kegiatan membaca anak dan remaja antara lain
sangat dipengaruhi oleh keteraksesan mereka terhadap bahan bacaan.
Menurut Grey (1980) dan Morrow (1998), dikutip oleh Diem (2000:25) akses
terhadap bahan bacaan telah dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
yang akhirnya akan melahirkan anak dan remaja yang berpenampilan tinggi
dalam berbagai prestasi bidang ilmu di sekolahnya masing-masing.
Menurut
Krashen (1996) dikutip oleh Diem (2000:27) akses tidak hanya berarti
ketersediaan buku-buku dan berbagai bahan cetak lainnya, tetapi juga waktu yang tersedia bagi siswa untuk membaca termasuk penyediaan tempat
yang tenang dan menyenangkan untuk membaca. Oleh karena itu, waktu
untuk membaca secara mandiri (bebas) perlu disediakan secara periodik.
Sumber:
http://portalminatbacasiswa.blogspot.com/
Monday, March 3, 2014
Ibu
Bismillah
Siapa yang tak bahagia memiliki ibu sepertinya :) Senantiasa tersenyum akan segudang aktivitas anak gadisnya yang tak kunjung habis, serta tiada beban dalam memberi perizinan. Dengan ringan mengulurkan punggung tangannya untuk dicium dan ditempelkan didahi dengan penuh khidmat oleh anak gadisnya sebelum berangkat lagi. Oh ibu, walau sesekali kau kirimkan sms bahwa kau begitu rindu pada anak gadismu yang satu ini. Tapi aku yakin, tak ada yang melebihi luapan rasa cintaku ini. Rasa yang begitu menggebu dan menyesakkan saat tak bertemu. Ibu, aku benar-benar mencintaimu!
Siapa yang tak bahagia memiliki ibu sepertinya :) Senantiasa tersenyum akan segudang aktivitas anak gadisnya yang tak kunjung habis, serta tiada beban dalam memberi perizinan. Dengan ringan mengulurkan punggung tangannya untuk dicium dan ditempelkan didahi dengan penuh khidmat oleh anak gadisnya sebelum berangkat lagi. Oh ibu, walau sesekali kau kirimkan sms bahwa kau begitu rindu pada anak gadismu yang satu ini. Tapi aku yakin, tak ada yang melebihi luapan rasa cintaku ini. Rasa yang begitu menggebu dan menyesakkan saat tak bertemu. Ibu, aku benar-benar mencintaimu!
Les catastrophes en Indonésie
Indonésie
est un pays maritime et en plus, elle est un pays d’archipel. Il existe cinq
îles dans l’Indonésie, ce sont Java, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, et Irian
jaya. Elle est plein d’habitants, il y a environ 245 millions d’habitants en
Indonésie. L’Indonésie est un pays dans lequel il existe environ 400 montagnes
volcaniques, et 130 de ces 400 montagnes volcaniques sont actives. Puis, elle a
aussi deux saisons, la pluie et l’été. À cause de ces caractéristiques,
l’Indonésie vit permanence avec des catastrophes naturelles, comme une éruption
volcanique, un tremblement de terre, un glissement de terrain, des inondations,
et un tsunami.
On
sait bien que la cause de ces catastrophes naturelles est la condition géographique
et démographique de l’Indonésie. Pourquoi l’Indonésie connait un glissement de
terrain et des inondations? Parce qu’il existe la pluie. De plus elle a
beaucoup d’habitants, cela provoque la densité de la population. Il existe de
plus en plus des gens qui ne peuvent pas garder l’environnement, comme jeter
les déchets partout et construire beaucoup de bâtiments. En autre, les
montagnes volcaniques provoquent aussi des éruptions volcaniques. Le tsunami a
aussi été provoqué par la situation géographique de l’Indonésie qui consiste
cinq îles séparés. Par conséquent, c’est facile de trouver ces catastrophes
naturelles en Indonésie en raison de la situation géographique et
démographique.
Pour
résoudre ce problème, je pense que le premier pas qu’on doit préparer c’est les
connaissances des gens. On doit leur éduquer comment sauver notre vie quand il
y a des catastrophes naturelles qui vient tout d’en coup.
Le cours de Rédaction!
Avec M. Usaha
Avec M. Usaha
Subscribe to:
Posts (Atom)