Bismillahirrahmaanirrahiim..
Arti membina bagi
saya.
Membina.. atau bahasa kerennya mentoring, ia adalah suatu
hal yang sempat saya khawatirkan setelah lulus SMA. Apakah saya siap, apakah
saya pantas, dan banyak lagi. Tapi saya juga berpikir, masa iya saya tega
adik-adik baru tidak merasakan indahnya pembinaan di SMA seperti saya dulu. Mana
mungkin saya menggugurkan pembinaan yang sudah susah payah dibangun kakak-kakak
terdahulu disekolah.. dan satu lagi, saya ingin bisa bermanfaat, ya minimalnya
saya bisa memberikan sesuatu untuk SMA tercinta, yaitu membantu membina di
sekolah. Pembinaan merupakan suatu hal yang sudah menjadi suatu kebutuhan
setiap umat. Bagaimana jadinya jika negara ini tidak ada yang membinanya? Bisa
jadi negara itu berantakan, kacau, ruwet, dll. Nah sama halnya dengan adik-adik
saya, baik yang di SMA maupun di kampus. Bagaimana seandainya jika mereka tak
mendapatkan pembinaan di ranah yang baru mereka jajaki? Hm, saya khawatir :D
Tidak ada yang menggaji,
lalu kenapa mau membina?
Setidaknya dengan membina, kita dapat membantu mengurangi
kemaksiatan2 yang terjadi dimuka bumi
ini. Saya pun belajar untuk tidak hanya mengomentari kelakuan2 minus masyarakat
muda jaman globalisasi, tapi ikut bergerak membuat adanya perubahan perbaikan
umat. Namun memang tidak secara signifikan. Dengan membina adik-adik di SMA dan
di kampus, saya juga belajar membina diri saya sendiri, berkaca pada setiap apa
yang saya sampaikan pada adik-adik, mencoba bahwa semua ucapan tidak hanya
untuk memperbaiki mereka tapi juga untuk saya sendiri. Masalah gaji, uang,
siapa yang tidak ingin mendapatkannya? Tapi pembinaan ini bukanlah sesuatu yang
bisa dibisniskan, cukup lelah ini dibayar dengan ridhoNya, that’s all.
Membina mereka? Kenapa tidak dari yang terdekat? Keluarga misalnya?
Berulang kali keraguan ini memang sempat hadir. Namun berulang
kali pula saya diingatkan, ketika saya membina yang lain.. yakinlah bahwasanya
Allah yang akan menjaga keluarga saya tercinta. Bukan masalah ego, tapi membina
yang di rumah memang tidak lebih mudah, selain masalah waktu, masalah usia pun
saya kurang oke. Maka berharap, berusaha, dan berdo’a semoga Allah memberikan
penjagaan pada hati-hati mereka agar senantiasa menikmati indahnya iman dalam
agamaNya. Berharap tetangga di sekitar rumahlah yang menjadi pintu peluang
hidayah itu terbuka, siapa yang tau kecuali Allah. Dan itupun benar terjadi, da’i
itu kini hadir menemani keluarga saya, lewat tutur kata dan perbuatannya, saya
membaca bahwa ia lah yang kini berdakwah di keluarga saya. Tanpa diduga, inilah
jawaban dari do’a selama ini. Yakinlah, Allah mendengar dan mengijabah do’a
kita selama itu sesuatu yang baik. Yakinlah, ketika kita tak mampu menjaga yang
di rumah, Allah pasti memberi pengganti
terbaik untuk “membina” mereka.
Membina adalah hal kecil yang bisa saya bagi di masa
muda ini dan ingin saya pertahankan. Selain itu saya ingin melihat
generasi-generasi yang hebat setelah saya. Seperti firman Allah.. kita semua
pasti tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah sesudah kita, bukan? :)
Q.S. Annisa (4) ayat 9 :
”Dan Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Kalau kata temanya Dauroh Mentor FBS 2012: "Semangat Membina, Lahirkan Generasi Rabbani!"
Terimakasih untuk mereka yang masih bertahan..
Fanny, Ivo, Sukma, Alifah, Dwita, Devi, Virgi, Age, Ulfi, Diah, Salsa, Zizi, Dewi, Nur, dan Shella.
Semoga Allah senantiasa mengikat hati kita dalam lingkaranNya. :)
Fanny, Ivo, Sukma, Alifah, Dwita, Devi, Virgi, Age, Ulfi, Diah, Salsa, Zizi, Dewi, Nur, dan Shella.
Semoga Allah senantiasa mengikat hati kita dalam lingkaranNya. :)
Posted 22nd September by Miruka Angguna
No comments:
Post a Comment