Bismillahirrahmaanirrahiim..
“Tidaklah sama antara
orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa alasan yang jelas) dengan
orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.” (Qs. An-Nisa: 95)
Bulan tak nampak indah kala itu, gelisah, ada saja yang
mengganggu pikiranku. Tersadar aku bahwa
perjuangan ini memang tak pernah berada
di zona nyaman, terlebih mereka yang biasa menjagaku kini tak selalu memberikan
pundaknya untuk kubersandar. Berperang sendiri adalah jalan yang suka tidak
suka harus dipilih. Lalu pergilah aku bersama tekad, semangat, dan tujuan yang
berarah kepadaNya. Pergi menjaga hari yang
tergambar hitam pekat dipikiranku setahun lalu, hari yang akan selalu hadir
disetiap tahunnya. Bagiku hari ini adalah perubahan. Hari ini adalah cermin
dihari selanjutnya. Hari penentuan warna, akan tetap gelapkah atau berubah
menjadi cerah? “Semoga Allah menjaga,
menjagaku, menjaga hari kami dengan rona yang indah disisi dienNya.”
Sesekali kucoba menarik nafas panjang.. kemudian
menghembuskan kembali dengan lembut. “Allah
bersamaku, Allah bersamaku” kataku dalam kalbu. Tak sadar malam semakin
pekat, kuhentikan kegelisahan dengan menutup mata sejenak, mempersilakan ruh
ini untuk beristirahat sebentar saja.
Malam pekat berganti pagi cerah. Aku mengajak seorang kawan untuk pergi
menatap matahari pagi yang sinarnya menentramkan. Kami banyak bercerita,
sejenak mengalihkan kegelisahanku. Kegelisahan akan sesuatu yang masih menjadi
rahasiaNya. Kira-kira apa ya warna hari ini? Merah muda atau merah marun? Biru
langit atau biru pekat? Belum tau.
Hari ini matahari terasa menyenangkan, tidak seperti bulan
semalam. Angin berhembus tenang, dan Allah menurunkan berkahNya melalui hujan
yang mampir sebentar kemudian pergi lagi. Hari ini cukup bersahabat, berjalan
sesuai alur yang kurencanakan. Jika dianalogikan dengan warna, hari ini
berjalan dalam warna pastel . Menyenangkan:)
Rabb.. Merci.
Namun hidup memang tak pernah bisa seideal yang diharapkan.
Hari berikutnya tercium aroma yang tidak bersahabat, aku mulai khawatir. “Jangan, jangan hitam lagi” pintaku
dalam kalbu. “Tidak,kali ini tidak boleh ada lagi warna gelap” ya, aku
cukup gelisah. Sayangnya Allah
berkehendak lain, hari itu aku merasa kecolongan warna. Aku hanya melihat warna gelap saja.
-The End-
Dan berakhirlah tugasku dengan hujan tanda berkah dariNya.
Hikmah:
------------- Ini menandakan kelemahanku sebagai manusia
biasa, semua tak bisa ideal seperti yang diharapkan. Terlalu muluk untuk
langkah awal dengan hanya membayangkan warna pastel, padahal sejatinya
warna-warna gelap juga ikut bermain dalam kehidupan ini. Semua kuanggap sebagai
pembelajaran, kedepannya warna-warna gelap harus diganti dengan warna-warna
cerah atau softly pastel. Dan
warna-warna pastel yang ada harus dipertahankan dan diJAGA.-----------
Laa hawla wa laa
quwwata illa billah...
Posted 30 october 2012 by Miruka Angguna
No comments:
Post a Comment