Powered By Blogger

Monday, July 18, 2022

Menyesal Berumah Tangga?

Bismillah

MaasyaaAllah. Terakhir menulis ternyata tepat beberapa hari sebelum menikah 🙈
Bukan, bukan tak sempat. Hanya tak kepikiran, karena memang platform yang sedang Hype ya Instagr*m jadi lapak ini terabaikan. Hiks.

Hari ini memasuki tahun kedua (lebih 4 bulan) usia pernikahan dengan beliau, ka Fatur, suaminya miku dan bikunya Tisam.

Sudah bercampuuur sekali varian rasa yang ada dalam rumah tangga kami. Kebahagiaan. Keseruan. Kenyamanan. Kesedihan. Kekesalan. Kekecewaan. Semuanya sudah kami rasakan. 

Alhamdulillah, semua mereda dalam waktu yang terbilang tidak lama. Tahun pertama pernikahan, takdir Allah menuntun kami untuk saling memahami emosi satu sama lain. Bekerjasama memecahkan masalah. Menentukan tujuan pernikahan. Pun di tahun yang sama, Ibtisam belum diizinkan hadir di tengah-tengah kami (sungguh tahun yang penuh penantian, serta belajar menerima dg ikhlas).

Dengan segala warna yg ada dalam pernikahan ini, hingga hari ini saya merasa tidak menyesali apapun. Tidak merasa keliru telah memilih untuk hidup bersama beliau. Tidak terbesit sama sekali.

Saya meyakini, konflik akan selalu muncul dalam tiap rumahtangga. Setiap orang pasti punya ujian besar, tapi tidak semua orang menunjukkannya, begitupun kami.

Kami percaya, sebaik-baik penyelesaian adalah selesai dengan 2 kepala. Suami & istri. Kamipun selalu memperbaharui tujuam jangka pendek - menengah dalam rumahtangga kami. Mengadakan rapat-rapat kecil untuk saling mengingatkan.

Ya, saya menikmati semuanya. Dari senyuman & tawa hingga air mata. Kami menikmatinya demi mengupayakan kata SaMaRa. Bi idznillaah.

Tak hentinya kami bersyukur bahwa kami telah diperkenalkan, dipertemukan, dan dipersatukan dalam rumah tangga ini.

Setahun berlalu. Tepat di usia pernikahan yang kesatu. Ibtisam hadir dalam rangka menaati perintah Allah untuk hidup & bertumbuh di dalam rahim miku. MaasyaaAllah..

Tiga puluh delapan minggu yang terasa amat singkat & sangat nikmat. Dari mulai makan yang tidak selera, mual, muntah, sensasi terbakar di lidah, mood yang berubah-ubah di trimester pertama. Timbangan yang terus ke kanan di trimester kedua. Hingga tubuh yang kian hari kian muncul keluhan ini & itu pada trimester ketiga.

Alhamdulullah. Allah tuntun saya untuk menjalani semuanya dg ringan hati. Saya amat sangat mensyukuri setiap 24jam yang terlewati bersama Ibtisam semenjak janinnya hadir dalam rahim ini.

Ibtisam Qayyima pun kini berusia tujuh bulan... (bersambung)