Powered By Blogger

Friday, September 29, 2017

Kapan?

Pertanyaan "kapan" seringnya dinikmati oleh yang bertanya daripada yang ditanya. Sebab jawabannya kerap penuh dengan harap dan do'a.

Pernikahan. Bagi yang belum mengecapnya, akan menanggapi pertanyaan "kapan" dengan berbagai reaksi. Ada yang galau-galau harap, ada yang tenang tersenyum, hingga yang menjawab dengan pertanyaan sarkas, "tanya kapan nikah terus, tanya dong kapan mati?" makjlebb.

Entah berawal dari mana, namun paradigma yang terbentuk seringkali, "sendiri menyedihkan, berdua amat bahagia". Iya sih ada benarnya, namun sungguh tak selalu. Orang-orang yang bersyukur, akan bahagia pada keduanya. Sendiri maupun berdua.

Menurut hemat saya, menikah, bukan perihal 'kapan' dan 'di mana'. Melainkan, 'dengan siapa' dan 'bagaimana'.

Kapan (?)
Pertanyaan yang memang perlu disegerakan jawabannya, namun jangan sampai tergesa. Sebab waktu sudah menjadi rahasia Allah. Sebagaimanapun kita bersegera menggapainya, jikalau Allah belum ridho, maka akan sulit mendapatkannya.

Di mana (?)
Begitupun tempat, kita tahu bahwa walimatul 'ursy yang elegan, insyaaAllah adalah yang sederhana. Tak perlu dipusingkan biaya gedung/hotel/apapun itu. Sebab menikah di KUA, rumah, atau masjid saja sudah cukup. Terpenting adalah Sahnya, bukan Mewahnya.

Kini, mari fokus pada persoalan penting.

Dengan siapa (?) kita akan membina rumah tangga. Sebab, seseorang yang akan membuat perjanjian besar dengan Allah (mitsaqan ghalizan) lah yang akan menjadi pasangan akhirat kita kelak.

Keberadaannya boleh jadi ujian yang mendekatkan kita kepada Allah, atau bahkan justru sebaliknya (na'udzubillah). Maka inilah yang menjadi persoalan penting dalam membina rumah tangga islami, dengan siapa.

Persoalan berikutnya adalah bagaimana (?)
Tentu ada banyak sekali cara menjemput atau menemukan pasangan hidup kita. Ikhwan yang baik, tentulah menghampiri akhwat dengan cara yang ahsan. Entah langsung mengutarakan kepada kita, kepada perantara terpercaya, kepada orang tua kita, atau yang paling luar biasa orang tuanya ikut menghampiri kita.

Bagi saya, KADAR keseriusan ikhwan dapat dilihat sesuai dengan tingkatan paling sulit, yakni melibatkan pihak orang tua. Sebab mereka sadar, bahwa di dalam ridho (kebaikan) dari kedua orangtuanya, ridho Allah pun akan terjamin di sana.

Kini kembalilah kita luruskan paradigma menikah. Semua pertanyaan tidak perlu dijawab cepat. Semua akan terjawab (insyaaAllah) seiring berjalannya persiapan ruhiyah, fiqriyah, maaliyah, serta jasadiyah kita. Dan yakinlah, Allah tidak pernah meragukan ikhtiyar dan pinta hamba yang tidak pernah meragukan-Nya.

Jadi, masih sempat galau-galau?
Siapkan jawaban! :)

Regards,
M.A

Saturday, September 16, 2017

Rahasia

Bagiku
Air mata paling rahasia
Ialah sujud
Do'a paling rahasia
Ialah pejam
Pinta paling rahasia
Ialah harap
Sedu paling rahasia
Ialah sesak
Tinta paling rahasia
Ialah luka
Kata paling rahasia
Ialah rindu

Dan kau,
kaulah rahasiaku.

Miss you dad, as always.

Aliansi Pemuda Bogor Gemakan Galang Dana untuk Rohingya

RB, Cibinong - Ahad, 10/09/2017, isu dunia kini masih terus berputar di tempat yang tiada akhir. Palestina - Suriah - Rohingya, begitu seterusnya, seakan terjadi secara bergilir. Padahal semuanya terjadi disaat bersamaan, tanpa tombol 'pause'.
.
Kini Muslim Myanmar menjadi sorotan dunia, diduga ada rencana genosida terhadap sejumlah kaum Muslim di sana. Terbukti pada akhir Agustus lalu, konflik yang terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar kembali menjadi sorotan. Eksodus warga Muslim dilakukan oleh sekitar 200 ribu Muslim Rohingya, mereka melarikan diri ke Bangladesh.

Selain Bangladesh, negara seperti India, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pun menjadi tempat pelarian warga Muslim Rohingya. Aksi-aksi besar pun dilakukan di sejumlah negara termasuk USA dan Inggris. Lalu bagaimana dengan kita, negara berpenduduk Muslim terbesar?
.
Bersyukur warga Indonesia tak pernah absen dalam isu kemanusiaan, terlebih bagi ummat Muslim dunia. Bi idznillah. Sejumlah kota besar di Indonesia tak lelah berjuang, mengajak masyarakat agar tersadari dengan kasus Rohingya, sehingga dapat bersama-sama mengirim do'a dan menggalang dana untuk saudara-saudari Muslimnya.
.
"Mungkin rezim Indonesia tengah tertidur, tiada mampu menekan penguasa Myanmar, tapi tidak dengan kita!", ungkap salah satu orator dari Aliansi Pemuda Bogor.
.
Peserta aksi diperkirakan berjumlah 500 orang. Mereka berjalan tertib di sisi kiri jalan, membuka ruang bagi para pengendara. Beberapa perwakilan pelajar Bogor beriringan membentuk border, memegang spanduk besar bertuliskan, 'Penjajahan Dunia Harus Dihapuskan!'
.
Ustadz Agus Salim menambahkan orasinya selaku tokoh masyarakat Bogor, ia menyampaikan rasa haru melihat para pemuda yang begitu bersemangat menarik empati masyarakat, "amat sesuai dengan hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wassallam, kita ibarat satu tubuh, Muslim Rohingya sakit, kita pun ikut sakit!" seru beliau.
.
Aksi damai galang dana untuk Rohingya pun di ramaikan dengan Mars aksi yang nadanya sama persis dengan Mars Aksi Bela Islam.
.
(MA)

Monday, September 4, 2017

Thahira Kami

Thahira Kami
.
Padanya kami membangun cinta
Padanya kami menyemai rasa
Padanya kami menatap pesona
Padanya kami merajut asa
Padanya kami memakna usia
Padanya kami menjadi dewasa
Padanya kami menyebut Thahira
Padanya kami berguru
Padanya kami berilmu
Padanya kami meniru
Padanya kami menyemat haru
Padanya kami ingin bertemu
Padanya kami menyimpan rindu
.
Wahai wanita yang terlahir dari kelembutan ibunda Fatimah binti Zaidah
.
Wahai pesona yang memancar dari keteguhan dan syair cinta ayahanda Khuwailid bin Asad
.
Wahai wanita tersuci di kota Mekkah
.
Wahai mata yang kerap basah menghadap Kakbah
.
Wahai bibir yang gemar mengecup do'a pada kening mungil mujahid mujahidahnya
.
Duhai kasih yang berdenyut syahdu dalam nadi kekasih-Nya
.
Duhai memori yang menyimpan cemburu dalam hati si periang Aisyah
.
Duhai engkau bunda Khadijah, kisahmu kian semerbak syurga.
.
(17 Dzulhijj 1438 H, menuju Amazing Muharram)