Powered By Blogger

Friday, November 7, 2014

Dekat

Bismillah

Lagi. Kematian berada di sekitarku. Hanya tinggal menghitung berapa langkah lagi, berapa langkah lagi izrail yang menghampiriku.

Untuk ibunda ka echy, kakak tingkat tersayang di kampus hijauku.
Allahummaghfirlaha warhamha wa'afihi wa'fu'anha..

Sunday, October 19, 2014

Best I ever had

Kata mereka, para organisatoris itu kerjaannya sibuk sendiri.
Kata mereka, kaum organisatoris itu suka lupa diri.
Kata mereka, anak-anak organisatoris itu lulusnya lama sekali.
Ya, itu sih kata mereka :)

Menurutku, organisasiku ya hiburanku.
Sebab menurut situs http://kavie-design.indonesianforum.net, "Hiburan adalah segala sesuatu – baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku – yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih."

Itulah hiburan, menjadi pelipur lara di kala sedang merana. #tsaah
Ditambahkan lagi dari situs tersebut, "Pada umumnya hiburan dapat berupa musik, film, opera, drama, ataupun berupa permainan bahkan olahraga. Berwisata juga dapat dikatakan sebagai upaya hiburan dengan menjelajahi alam ataupun mempelajari budaya. Mengisi kegiatan di waktu senggang seperti membuat kerajinan, keterampilan, membaca juga dapat dikatagorikan sebagai hiburan. Bagi orang tertentu yang memiliki sifat workaholic, bekerja adalah hiburan dibandingkan dengan berdiam diri." Dan mungkin memang aku masuk ke dalam kategori "orang tertentu" yang memiliki sifat suka bekerja tadi, yang mana kerja merupakan hiburan dibanding berdiam diri.


Organisasi bagaikan tempat wisata yang mampu menghibur segala duka dan menghapus segala penat. Organisasi bagai wahana yang mampu mengalihkan aku dari titik jenuhku selama hidup di kampus. Sebab ruang belajar bukan hanya berada dalam kelas kuliah, namun juga ruang-ruang kegiatan organisasiku hari ini. Meski terdengar ringan, organisasi sebagai hiburan, namun ada banyak hal yang harus diperjuangkan selama hidup bersamanya. Bukan hanya tentang mendapat manfaat darinya, namun juga memberi manfaat melaluinya.

Memilih organisasi haruslah dengan cinta, hingga rela mengorbankan waktu, materi, hingga tenaga yang kita punya. Tidak menuntut banyak, namun banyak memberi . Tidak berbicara banyak, namun banyak bertindak. Itulah sosok para pejuang hebat, yang bekerja ikhlas mengurusi apa yang jelas bukan untuk kemaslahatan dirinya, bekerja keras tanpa sepeser gaji yang diberikan, kerja totalitas meski serbuan kata sarkasme keluar dari mulut para penonton mereka. Betapa istimewanya organisasiku.

Aku hanya kagum pada keikhlasan mereka dalam berbagi, keberanian mereka dalam memberi apa yang mereka miliki. Sebab ikhlas dan berani adalah dua hal yang berat untuk dieksekusi pada kenyataannya. Karena ikhlas adalah bersih & murni, tak banyak menuntut, tak banyak menyalahkan orang atau keadaan, tak banyak mengungkit segala amalan yang pernah dikerjakan.
Karena be·ra·ni dalam KBBI merupakan sikap yang mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.


Kawan. Celotehanku ini bukanlah sekadar rangkaian KATA, lihatlah dengan sek-sa-ma dan inilah realita! Bukanlah dalam ruang kuliah kutemukan pejuang hebat yang gemar berbagi, bukanlah di kantor-kantor kita temukan pejuang hebat tanpa digaji, bukanlah di sekolah ditemukan pejuang hebat yang berani lulus lebih dari tenggat waktu yang diberi. Namun dalam organisasiku hari ini aku berani angkat topi bagi para pejuang organisasi, sebut saja kaum organisatoris. Bukalah KBBI, maka akan kau temukan bahwa makna istimewa adalah sesuatu yang khas, hal yang lain dari pada yang lain. Maka kini aku semakin mantap untuk berkata bahwa itulah segelintir keistimewaan dari organisasiku hari ini. Keistimewaan itu terletak dalam diri para pejuangnya.



Postingan ini didedikasikan untuk KOMBUN, karena di sana saya sedang belajar menjadi blogger bermanfaat dan menginspirasi.

Sunday, October 12, 2014

Ego

Bismillah

Meski berat, namun mencoba untuk jalani saja segala amanah yang datang menghampiri. Hingga sampailah saya pada titik ini. Sepertinya Allah ingin memperlihatkan "mereka" kepada saya, agar menjadi pelajaran. Pelajaran merendahkan ego dalam diri.

-Musim panas di bulan Oktober 2014-

Wednesday, October 8, 2014

So Soon

Bismillah

Hilang. Rasa kehilanganmu masih sama, tak ada yang berubah di sini, masih terasa sesak. Masih perlu berdakwah denganmu. Masih ingin berdiskusi denganmu. Masih ingin mencegah kemunkaran bersamamu.

Aku rindu kamu Zakiyyah.


"So Soon"


Every time I close my eyes I see you in front of me
I still can hear your voice calling out my name
And I remember all the stories you told me
I miss the time you were around

 But I’m so grateful for every moment I spent with you
‘Cause I know life won’t last forever

 

You went so soon, so soon
You left so soon, so soon
I have to move on ’cause I know it’s been too long
I’ve got to stop the tears, keep my faith and be strong
I’ll try to take it all, even though it’s so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone
Gone so soon


Night and day, I still feel you are close to me
And I remember you in every prayer that I make
Every single day may you be shaded by His mercy
But life is not the same, and it will never be the same
But I’m so thankful for every memory I shared with you
‘Cause I know this life is not forever

You went so soon, so soon
You left so soon, so soon
 

I have to move on ’cause I know it’s been too long
I’ve got to stop the tears, keep my faith and be strong
I’ll try to take it all, even though it’s so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone

There were days when I had no strength to go on
I felt so weak and I just couldn’t help asking: “Why?”
But I got through all the pain when I truly accepted
That to God we all belong, and to Him we’ll return, ooh

 

You went so soon, so soon
You left so soon, so soon
I have to move on ’cause I know it’s been too long
I’ve got to stop the tears, keep my faith and be strong
I’ll try to take it all, even though it’s so hard
I see you in my dreams but when I wake up you are gone
Gone so soon 

(Maher zain)

Sunday, October 5, 2014

Le plus grand groupe de rock d'Indonésie



              En 1972, les indonésiens connaissent déjà le rock par un grand groupe de rock d’Indonésie s’appelant God Bless. C’est un groupe de rock qui consiste de cinq personnes et qui est énormément célèbre pendant ses trois dernières décennies, comme le Rolling Stone Indonesia a dit que les chansons de God Bless sont mentionnées dans la liste de 150 chansons la plus entendues tout le temps.
              Tout d’abord, je voudrais mettre au point qu’en Indonésie, en raison de sa présence qui est plus tôt et sa qualité de musique, il n’existe jamais de groupe de rock qui peut rivaliser God Bless. D’ailleurs la parole de leur chanson a également influencé l’intérêt des gens, parce que leurs chansons ont souvent raconté le phénomène qui se passent dans la vie quotidienne ou bien racontent l’image de l’humanité intitulée Rumah Kita, Panggung sandiwara, et Balada sejuta wajah. Évidemment c’est différent avec celle de l’autre groupe de rock comme Kotak, Riff, SID ou bien GIGI qui raconte souvent sur la vie de l’amour. God Bless est un groupe de rock en 1972 qui existe encore jusqu’à maintenant si bien qu’il y ait tant de nouveaux groupes de rock d’Indonésie qui apparaissent tout le temps comme Slank, Netral, et Seurieus Band. Mais God Bless reste encore grand, fascinant, et énergique.
              Pour tout dire, God Bless est un groupe de rock de toute époque. Ce groupe est vraiment légende pour la musique rock en Indonésie, un grand groupe de rock qui est vivant pour jamais.

Milka Anggun IV BC – le group de rock

Haji Backpacker

Bismillah

10 Dzulhijjah 1435 H

Alhamdulillaah.. Setelah paginya telah menunaikan shalat idul adha, siangnya kakak tercinta dan saya berhasil menyaksikan film Haji Backpacker di salah satu xxi di cibinong. Filmnya begitu membekas bagi kami, kami banyak berdiskusi setelah menyaksikan filmnya, tentang poin negatif dan positif. 

Dari segi negatif, jika membandingkan dengan film luar negeri, ternyata kualitas animasi yang terdapat di dalam film tersebut masih kalah jauh, masih kurang 'real' seperti misalnya film Transformer begitu, di mana robotnya terlihat begitu hidup. Dilain sisi nilai-nilai religinya masih belum cukup totalitas, seperti banyak ditemukan makan dan minum sambil berdiri, ditambah menggunakan tangan kiri, dsb. That's all.

Dari sisi positif, film ini tidak memiliki banyak dialog, sehingga menantang kami untuk banyak berpikir tentang hikmah dari setiap adegan para pemain, latar yang diambil dari 9 negara juga begitu mengesankan pada beberapa negara, khususnya negara Tiongkok. Lebih dari itu, kami banyak menemukan nilai-nilai pencarian Tuhan yang begitu membekas. Bagaimana tokoh Mada mengumpulkan kembali kepercayaannya terhadap Allah SWT. Tidak bisa dipungkiri dalam realita hal itu masih banyak terjadi pada umat muslim hari ini, semoga film ini dapat menjadi bagian dari perantara hidayah-Nya pada kita semua. Ah, saya jadi teringat kembali akan proses pencarian Tuhan yang ayah saya lewati.. Insya Allah, pekan berikutnya, kakak berencana mengajak ibu dan ayah untuk menyaksikannya, mengambil ibrahnya, merasakan hikmahnya. 

Kemarin, salah seorang kawan telah menyaksikan filmnya, ialah Erricha salah seorang kawan BEM FBS saya hari ini. Menurutnya, film ini begitu keren dan sangat 'menyentil' dirinya yang masih suka "ngambek" pada Allah. Ya, saya pun, Cha :)
Kemudia ia mengutip perkataan Sophia, seorang tokoh muslimah yang diperankan oleh Dewi Sandra, kala ia sedang mengingatkan sahabatnya, Mada yang diperankan oleh Abimana.
 "Ketika Allah mengabulkan harapan-harapanmu, kamu merasa Allah mendukungmu. Ketika Allah tidak mengabulkan harapan-harapanmu, kamu merasa Allah meninggalkanmu. Dan kamu, merasa berhak untuk meninggalkanNya?" -cuplikan dari film Haji Backpacker

Kalau boleh saya menambahkan perkataan yang 'menyentil', saya akan mengutip monolog tokoh utamanya, Mada, saat ia berada di India.
"Seandainya saja aku bisa melihat-Mu, aku pasti akan mempercayai-Mu. Seandainya saja aku mampu mendengar langsung perkataan-Mu, pasti aku akan mengikuti perintah-Mu. Namun aku sadar, bahwa aku tak mampu menjadikan-Mu sesuai dengan kemauanku. Ya, inilah cara-Mu untuk menguji, seberapa tebal keimananku".

Haji Backpacker. Recommended!


Thursday, September 25, 2014

Zakiyyah


Bismillah


Qs. Ali Imran : 185
Allahummaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu’anha.

Telah banyak menghabiskan waktu bersamanya, ia yang penyayang, lembut, dan penyabar. Banyak sudah bercerita dan berdiskusi dengannya, ia yang bersemangat dalam agenda kebaikan, ia yang total dalam pekerjaan, ia yang hangat dalam pertemanan. Ukh Zakiyyah. Uhibbuki Fillah.

Ukh Zakiyy yang jarang terlihat dalam agenda kampus
Sakitnya bukanlah sakit yang sekadarnya, sakitnya bukanlah sakit yang tiba-tiba. Berawal dari lambung, ya, maag. Awalnya saya memang heran mengapa Zakiyy sering sekali check up, meski tak sesering akhir-akhir ini. Beberapa bulan terakhir bersamanya ia banyak bercerita tentang penyakitnya, tentang ketidakmungkinan untuk lebih aktif lagi di kampus. Bukan karena sakit kemudian ia memilih tidak aktif di kampus, sungguh bukan :) alasannya jauh lebih mulia dari itu, “aku ga mau merepotkan mil ketika aku datang ke sini (BEM FBS), aku ga mau mereka liat aku yang lagi kesakitan..” ungkap Zakiyy. Saya hanya menjawab dengan senyum, tanda kagum terhadapnya.

Ukh Zakiyy yang tak pernah bisa hadir dalam rapat  pagi
Setiap kali ada undangan rapat atau syuro dipagi hari, jawabannya pasti sama, izinnya pasti sama, ya, tak bisa datang pagi hari. Namun yang paling saya kagumi adalah tentang ketidakhadirannya yang ternyata jauh dari keinginannya, ia tidak hadir pagi atas alasan yang berterima. Ya,  birrul walidayn. Berbakti pada orang tua. Membantu ummi setiap pagi, berprinsip untuk tidak pergi dari rumah sebelum ditinggalkan dalam keadaan rapi. Itulah ukh Zakiyy.

Ukh Zakiyy yang mudah khawatir
Wajahnya yang sering terlihat berpikir, sering mengajak berdiskusi, bersama kami mencari solusi. Ya, nyatanya ia khawatir akan permasalahan umat hari ini, memikirkan agenda kebaikan apalagi yang harus diselesaikan, ia berpikir tentang orang lain, bukan atas tentang hal yang menyangkut pribadi.  Lucunya, kala bercerita tentang dakwah, rasanya pikiran ini selalu “klik” dengannya. Maka masa yang cukup berat yang saya hadapi dalam medan dakwah "di sana" adalah bergerak tanpa bertukar pikiran dengannya. Sejauh ini, dialah partner dakwah terbaik yang saya punya, yang senantiasa itqon dan mau berpikir keras bersama-sama.

Ukh Zakiyyah.
25 September 2014
Ba’da isya tadi adalah hal terberat  yang saya lewati hari ini.
Saya merasa begitu yakin bahwa Zakiyyah pasti kembali menemani, zakiyyah pasti sehat seperti sedia kala. Maka begitu mendengar kabar kepergiannya yang begitu tiba-tiba, reflek saya gemetar, berusaha mencerna bahwa apa yang dikabari Dina (salah seorang kawan dekat dari jurusan bahasa Arab) adalah benar.
Ukh Zakiyyah, aku lupa mengucap kata ‘afwan dan jazakillah khayran jazaa padamu, atas segala kebersamaan kita dalam dakwah selama ini, kutitipkan banyak do’a pada-Nya. Kini Allah yang menjadi perantara do’a kami untukmu.

Ukh Zakiyyah, sekretaris umum BEM FBS 2014 kami, kami menyayangimu.

Milka Anggun (kaderisasi BEM FBS 2014)















Wednesday, September 10, 2014

Terjemahan dari tugas Rédaction I (L'éducation aujourd'hui) -edited-



Pendidikan Hari ini

                 Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Hari ini di Indonesia, dalam Bab XA, pendidikan merupakan salah satu Hak Asasi Manusia. Kemudian dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1, dikatakan bahwa "Semua Warga Negara Berhak Untuk Mendapatkan Pendidikan." Dan didukung pula oleh Pasal 31 ayat 2 yang berbunyi "Semua Warga Negara Memiliki Pendidikan Wajib Dan Pemerintah Harus Membayar Uang Sekolah Mereka". Nah, dari potongan-potongan ayat dalam UUD 1945 tersebut, penulis ingin menarik satu poin penting, yakni pemerintah harus mengoptimalkan dukungan terhadap pendidikan anak bangsa melalui anggaran pendidikan sekitar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Mengapa penulis kembali menekankan hal ini? Sebab meski APBN telah mengalokasikan dana sebanyak 20% untuk pendidikan di Indonesia, pada realitanya anak Indonesia masih kesulitan untuk pergi ke sekolah.
                 Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keluarga miskin. Jumlah kemiskinan semakin meningkat setiap saat. Keluarga miskin yang memiliki banyak anak pada kenyataannya melahirkan kemiskinan baru karena tidak mampu memenuhi kebutuhan perut dan pendidikan anak mereka.
            Terkait dengan pendidikan anak, sebenarnya apa saja yang pemerintah lakukan dari alokasi APBN untuk  dana pendidikan yang hanya 20%? Sebab penulis merasa jumlah tersebut tidak optimal dalam meningkatkan jumlah kesempatan belajar di pendidikan formal bagi anak bangsa. Jika menilik dana pendidikan lebih lanjut, pada kenyataannya tujuan dana pendidikan tersebut bukan hanya untuk subsidi biaya pendidikan anak Indonesia, tetapi juga untuk dana tunjangan Sertifikasi Guru, ya, atas nama Meningkatkan Kualitas Guru yang –menurut penulis- sebenarnya hanyalah cerita bohong. Seperti yang disebutkan oleh anggota DPR RI H. Nurhasan Zaidi ketika bertemu sejumlah wartawan di Majalengka, “Nilai APBN untuk dana sertifikasi sebesar Rp 60,5 trilyun atau 16,3 persen dari anggaran pendidikan”.[1]
            Penulis tidak mendukung kondisi ini, sebab seakan menggambarkan bahwa pemerintah tidak benar-benar serius untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, penulis mengusulkan kepada pemerintah untuk memisahkan anggaran antara subsidi biaya pendidikan anak dan sertifikasi guru, atau paling tidak meningkatkan jumlah persen dana pendidikan dari APBN Indonesia.
Oleh: Milka Anggun
(Bahasa Prancis FBS UNJ 2011)


[1] “Program Sertifikasi Guru tak Tingkatkan Kualitas Anak Didik”. 11 September 2014. http://www.pikiran-rakyat.com/node/281904

LDR

Bismillah
Bon courage pour ce semestre!
Kuliah jarak jauh --> Redaction II bersama Madame Upi :)

Surat beliau:
"Bonjour mes chers étudiants,

D'abord je voudrais vous souhaiter "selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin" et bonne rentrée. J'espère vivement que ce semestre, nous pourrons bien travailler ensemble malgré la méthode de travail à distance que je vous impose. Cette méthode sera une nouvelle expérience pour vous et aussi pour moi en tant que professeur mais elle ne nous est surement pas inconnue. Nous connaissons tous l'Universitas Terbuka et quant à moi, il y a dix ans, j'ai fait une maîtrise de Fle par correspondance avec une université française. L'organisation de ce cours sera donc une combinaison entre les cours à distance puisque nous nous communiquerons principalement par mail et les cours traditionnels puisque nous respecterons la programmation définie par le département. 

Je vous enverrai un mail expliquant le déroulement du cours la semaine prochaine mais en principe le cours se déroulera comme suit :

- Vous recevrez chaque semaine un mail contenant le devoir et ses réglages : travail personnel ou groupe, sa date de remise, type de document, etc. 

- Ensuite, selon le type du devoir, nous discuterons tous ensemble votre travail ou je vous enverrai à chacun la correction de son travail (sans ou avec la note). Pour la discussion, j'ai créé un compte Facebook dont vous recevrez l'invitation d'ici vendredi. 

Pour cette semaine, voici la liste des choses que vous devriez faire et décider ensemble et me communiquer au plus tard le vendredi 12 septembre.

1. Nommez une personne qui va s'occuper la liste de présence pour classe A et B et qui va être intermédiaire entre moi et le département.

2. Nommez une personne en charge de chaque classe, elle sera mon interlocutrice qui m'informera votre décision et que je contacterai au cas de besoin. 

3. Décidez le jour et l'heure où nous allons nous retrouver pour la discussion.

4. Discutez sur ce cours et son déroulement, faites une liste des difficultés que vous pourrez avoir, des questions et des propositions que vous avez sur notre méthode de travail.

5. Faites un groupe de 3 ou 4 personnes.

En attendant vos réponses, je vous souhaite bon travail et vous remercie encore pour votre coopération. Qui ne tente rien, n'a rien, j'espère que nous réussirons cette expérience ensemble.

A très bientôt,

Upie"

Sunday, August 31, 2014

Mon père

Bismillah

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushaalihaat..
Semakin hari imannya semakin naik, ketaqwaannya semakin baik, bisa jadi membalap amalan harianku.

Semoga Allah mengistiqomahkan imanmu ayah, uhibbuka fillah.
Oia satu lagi, semoga Allah segera memberi kesembuhan bagimu..
Syafakallahu syifan ajilaan.

-Anakmu

Monday, August 25, 2014

Awal dan akhir

Bismillah

Ada masa di mana kita merasa berat untuk memulai suatu hal dan ringan untuk mengakhiri suatu hal tersebut.
Namun ada juga masa yang sebaliknya, dimana kita merasa ringan dalam memulai sesuatu dan merasa berat mengakhiri sesuatu tersebut.

Jika ditilik lebih dalam, sadarkah kita?
Bahwa sesuatu yang berat dimulai dan ringan untuk diakhiri adalah mayoritas kebaikan?
Pun sesuatu yang ringan untuk dimulai dan berat untuk diakhiri adalah mayoritas dari keburukan?

Pikirkan baik-baik dan sugesti diri :)
Inna ma'al usrii yusroo..

Fighting!

EdisiPraktekKeterampilanMengajar
EdisiTigaSetengahTahunKuliah

Tuesday, August 19, 2014

Sederhana

Bismillah

Amanah yang sederhana ||

Dalam hidup ini, semua tak pernah sama. Segalanya berbeda, beragam, berwarna.
Layaknya amanah yang masing-masing pundak miliki, beragam porsinya, ada yang besar ada pula yang sederhana.

Semakin hari seyogyanya kita semakin berusaha memaknai ragam amanah dalam hidup kita, sesederhana apapun itu. Sebab amalan yang seberat dzarrah pun masuk dalam timbanganNya, bukan?

Maka, masih pantaskah diri ini menganggap amanah yang sederhana sebagai hal yang sepele dan sia-sia? Tentu tidak. Jalani dengan bahagia setiap amanah yang kita punya, sesederhana apapun bentuknya.

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." Qs. Al zalzalah: 7

Belajar.. Belajar jadi muslim/ah yang 'itqan #yuhu

Fa idzaa faraghta fanshob wa ilaa rabbika farghab.

Friday, August 8, 2014

Saudara

Bismillah

"Ukhuwah tak perlu diperjuangkan, karena ia hanyalah akibat dari imaan".
(Ust. Salim A. Fillah, Dalam dekapan ukhuwah)

Sesungguhnya setiap mukmin adalah bersaudara.

Ada hal yang baru tersadari, tentang ukhuwah hari ini.
Ternyata ukhuwah hari ini adalah buah dari ukhuwah yang dua tahun lalu kutanam dengan penuh percaya diri.
Allah lah yang mempertemukan kami, di mana pun kami berada.
Baik dalam keadaan dekat, bahkan jauh sekalipun, Allah tetap mempertemukan kami.
Tidak perlu usaha keras untuk bersaudara dengan seorang mukmin, semua berjalan dengan rapi seiring dengan ridho-Nya.  
Qodaarullaah.. 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat..
(Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya semua urusan menjadi baik)

08 Agustus 2014
22.31 WIB

Saturday, August 2, 2014

מילכה‎

Bismillah

Milka (bahasa Ibrani: מילכה‎ "ratu"; bahasa Inggris: Milcah) adalah putri Haran seperti yang dicatat dalam Kitab Kejadian Alkitab Ibrani. Ayahnya mempunyai putri lain, Yiska (=Jessica). Suaminya adalah Nahor bin Terah. Nahor mempunyai saudara yang bernama Abraham dan Haran. Haran, saudara Nahor, mempunyai seorang putra, Lot, yang kemudian ikut Abraham ke tanah Kanaan.

Tak ada satupun yang mampu menjawab arti nama Milka, kecuali ya mbah wiki ini.. Nama pemberian Alm.kakek :)

Jadi tertarik belajar bahasa Ibrani.

Tuesday, July 29, 2014

Diskusi Keimanan



Bismillah

01 Syawal 1435H, pukul 01.30 dini hari.

                Alhamdulillaah.. baru saja kami lewati percakapan seru dengan seorang lelaki kesayangan kami. Ba’da membersihkan dan merelaksasi diri dengan air hangat kami berkumpul di ruang tv, sambil menikmati susu hangat kami melakukan perbincangan sederhana dengan topik yang tidak pernah kami sentuh secara bersama-sama sebelumnya. Kami bercerita tentang Keimanan.
                Ia memulai diskusi dengan mengatakan bahwa Keimanan begitu luas bentuknya, begitu banyak cara mengekspresikannya, salah satunya ya lewat shalat lima waktu. Namun permasalahannya ia tak pernah sepakat dengan perilaku orang-orang yang meminta orang lain untuk beribadah seperti apa yang kita lakukan, baginya ibadah itu tentang Keimanan masing-masing, kesadaran pribadi.
                Berulang kali kami menekankan bahwa meminta orang lain untuk ikut beribadah karena kami cinta. ("Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (Tahrim 66:6)) Sekali lagi tidak, ia langsung tidak sepakat ketika kami tergesa membicarakan akhirat, sebab baginya perihal hari akhir adalah sesuatu yang belum terjadi dan belum terlihat.
                Kemudian ia kembali bercerita lagi dengan begitu tenang. Sejujurnya, meski lelah saya merasa menikmati diskusi kami malam ini. Ia bercerita tentang perjalanannya menyembah Allah. Bagaimana ia menjemput hidayah-Nya melalui tadabbur kitab suci al-Qur’an, bagaimana al-Qur’an menyentuh nuraninya, bagaimana al-Qur’an mengajak hatinya untuk bergegas menghadap-Nya. Menarik.
And this is how the story begin..

Disuatu pagi yang cerah
               Hari itu, kala iman sedang kacau, ia memilih untuk duduk-duduk sendiri di kursi rumah, memikirkan segala problema hidup yang dimilikinya. Di sebelahnya ada dua  buah kitab tertumpuk rapi yang terletak di antara kedua kursi rumah kami. Tiba-tiba saat itu juga ia tertarik untuk membaca kitab yang sudah tidak asing lagi bagi hidupnya, ya, kitab Injil. Ia membaca dengan saksama, beberapa lembar saja dalam kitab itu. Selesai dan ia masih belum puas. Ditutupnya kitab tersebut, kemudian ia beralih ke kitab yang satunya. Kitab paling sempurna yang pernah ada dimuka bumi, kitab suci al-Qur’an. Ia membaca dengan cermat dan penuh khidmat. Satu lembar.. dua lembar.. hingga tak sadar sudah lebih dari sepuluh lembar. Semakin lama semakin menarik! Semakin nyata! Semakin menggugah, semakin meneriakkan nuraninya, menampar keimanannya, menggoncang pikirannya yang kacau. Sampai-sampai ia tak sanggup lagi, hingga dengan reflek ia menutup kitab suci tersebut, kemudian beranjak dari kursinya dan pergi ke teras rumah. Berdiri, termenung sendiri. “Allaahu Akbaar... Allaahu Akbaar...”, pelan-pelan lafadz takbir terucap dari bibirnya. Tumpahlah air matanya kala itu. Ia menambahkan, “tahu bagaimana perasaan kala itu?”, kami merespon dengan gelengan dan seakan tak sabar meminta ia kembali melanjutkan ceritanya. “Rasanya dada seperti terhimpit sesuatu, ada hal yang begitu ingin meluap! dalam hati saat itu, yang tiba-tiba naik ke kepala dan mencerahkan otak yang sangat kacau hari itu”, lanjutnya sambil bergetar haru. Oh, Allah.. ternyata hidayah-Mu begitu dekat, ternyata lelaki kesayangan kami menjemput hidayah-Mu dengan begitu nikmat.
  
 ونزلنا عليك الكتاب تبياناً لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين : النحل/89


“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” 
(QS. An-Nahl: 89)

                Kemudian ia juga menambahkan bagaimana kisahnya selanjutnya, sesaat setelah kejadian mengharukan tadi. Ketika hati yang begitu sesak menuntut pembebasan qalbu menuju fitrahnya, ia menjabarkan secara rinci tentang bagaimana ia mengambil buku tuntunan sholat yang ada di atas lemari tua kami, bagaimana ia berwudhu sambil membaca tata cara wudhu yang diletakkan di hadapannya, hingga kemudian ia sholat sambil membaca do’a-do’a yang harus dibacanya sembari memegang buku ketika sholat. Tambahnya lagi, entah benar atau tidak yang ia kerjakan ia merasa tak peduli hari itu. Sungguh, yang ia ingat hanyalah keinginan yang sangat untuk menghadap Allah dalam keadaan suci, mengontrol ruh yang menggebu untuk berkomunikasi dengan-Nya. Itulah sederas-deras air mata yang ia punya dalam hidupnya, ya, ketika menghadap Tuhannya, Allah swt. Maasyaa Allah..
                Baru kami sadari begitu selama ini ia begitu berjuang dalam belajar menyembah-Nya, ber-Islam setelah hidup dalam keadaan nasrani. Ia begitu kesulitan, dikala sendirian, dikala wanita yang dicintainya sedang bekerja mencari keberkahan untuk sesuap nasi kami, dikala kakak dan dan saya masih begitu kecil. Ia berjuang sendiri mengajak ruh dan jasadnya untuk belajar beribadah padaNya. Allah..
                Ia mengaku bukan seseorang yang mendapat hidayah dari saudara, kawan, ustadz, atau siapapun. Melainkan tertarbiyyah langsung oleh Al-qur’an. Saya merasa betapa Al-qur’an memiliki pegaruh yang begitu kuat dalam hidupnya. Meski ia mengaku tidak mampu mempelajari huruf hijaiyyah, namun ia mengaku telah berkali-kali selesai membaca terjemahannya. Baginya sama saja, bahkan jauh lebih bermakna bagi keimanannya. Hingga ia mempertanyakan orang-orang yang selama ini mendewakan kuantitas dibanding kualitas ibadah. Bahasa lainnya, ia mempertanyakan orang-orang yang selama ini menomorsatukan jumlah dibanding efek ibadah dalam keimanan mereka.
                Pada akhirnya kami menutup diskusi malam itu dengan membahas keseimbangan ibadah, tawazun. Memperbanyak ibadah serta menaikkan kualitas makna ibadah yang kami jalani. Itulah yang kami sepakati. Alhamdulillaah..Saya sangat mengapresiasi sebuah proses, semoga Allah senantiasa menetapkan hidayah-Nya pada lelaki kesayangan kami. Aamiin.
                 Ditambahkan pula olehnya tentang sebuah hal yang cukup urgen dalam memaknai proses keimanan, termasuk dalam mengimani kitab-Nya. Menghargai setiap kitab yang turun dibumi cinta-Nya, termasuk kitab injil. Sebuah kitab yang dipelajarinya jauh sebelum ia ber-Islam, sebuah kitab di mana nama Milka berada didalamnya. Bagi ia, adalah sebuah hal yang penting bagi umat manusia untuk melihat proses, atau tahap penyempurnaan kitab-Nya serta menyadari keselarasan antara kitab-kitabNya, hingga kita mampu memaknai lebih jauh, bahwa pada hakikat-Nya, dalam kitab apapun hanya ada satu Tuhan yang disebut, yang hanya pada-Nya lah setiap insan menyembah. Allah..

Itulah diskusi panjang bersama ayah hari ini. Kami berhenti disaat jarum jam mulai menunjukkan pukul 04.00 pagi, sungguh lelahnya hari yang panjang tahun ini, hari nan fitri yang begitu dinanti.
Semoga kita semua dapat mengambil ibrah dari tulisan ini..


02 syawal 1435H, pukul 13.30 WIB
Milka Anggun