Bismillah
.
Pada hakikatnya, kita semua adalah guru, adalah pendidik, bagi Hati kita. Tugas kita seyogyanya mentarbiyah ia menjadi sebaik-baik murid kehidupan.
.
Bila Hati marah, kita wajib mengingatkannya agar bersabar, agar tetap mendahulukan akal yang jernih, agar menunggu waktu yang tepat untuk mengizinkan lisan mengucap kata.
.
Bila Hati resah-gelisah-gundah, kita wajib menasihatinya dengan alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub, surah Ar Ra'd ayat 28, boleh jadi ia lupa, bahwa sumber ketenteraman, adalah dengan mengingati kebesaran dan eksistensi Allah.
.
Bila Hati iri-hasad-dengki pada kebaikan, kita wajib memarahinya dengan peringatan paling tegas, alangkah hina hati yang gemar menghinakan, alangkah buruk hati yang menghendaki keburukan, na'udzubillah tsumma na'udzubillah.
.
Tarbiyyah Hati dengan segala kebesaran-Nya, maka ia akan semakin merunduk, merasa kecil dan hina, lemah dan tidak pantas untuk merasa sombong pada dunia.
.
Tarbiyyah Hati dengan rasa bahagia, sukacita, terutama dalam ketaatan kepada-Nya, serta ajarkan ia, agar dapat meresapi kebahagian-kebahagian di sekitarnya, yakni rasa bahagia yang dimiliki oleh saudara seimannya.
.
Tarbiyyah Hati dengan ketenangan dan keyakinan janji Allah, sehingga begitu mudah baginya untuk merindu Syurga, melakukan amalan-amalan Shalih di setiap nafasnya.
.
.
Allah..
Izinkan kami menjadi sebaik-baik guru bagi Hati kami, izinkan untuk terus belajar dan mengajarkannya, agar Engkau ridho, terhadap apa-apa yang mungkin tak dapat dilihat, tapi mampu kami rasa, ya -- Hati.
.
Faghfirlana ya Rabb
.
Ttd,
Hati yang masih terus belajar.
Pepatah Yunani kuno berkata: "Scripta Manent, Verba Volant". Yang tertulis akan abadi, yang terucap akan hilang bersama hembusan angin.
Showing posts with label pendidik. Show all posts
Showing posts with label pendidik. Show all posts
Monday, June 11, 2018
Guru Hati
Subscribe to:
Posts (Atom)