Powered By Blogger
Showing posts with label barokah. Show all posts
Showing posts with label barokah. Show all posts

Friday, March 25, 2016

Show must go ON


Bismillaah

Alhamdulillaahilladzi bini’matihi tatimmushalihaat.. Segala puji bagi Allah yang segala kebaikan menjadi sempurna karena-Nya :) Saya tak ingin pernah berhenti membasahi bibir ini dengan kalima-kalimat syukur kepada-Nya, memberi segala pujian terindah untuk Allah ‘Azza wa Jalla, yang air mata bahagia dan duka tercipta atas izin-nya.

Sungguh bukanlah kesenangan hati yang saya idam-idamkan hari ini, melainkan ketenangan hati. Melihat senyum bahagia ibu dan ayah serta kakak tersayang, adakah yang lebih indah dari itu semua atas pencapaian kemarin hari? Mengajak mereka untuk menyaksikan secara langsung anggota keluarga termudanya ini *eya* diwisuda adalah hal yang dinanti-nanti. Akhirnya saya selesai memenuhi amanah sarjana ini.

Bukanlah gelar yang saya cari, tetapi husnul khatimah, akhir yang baik di kampus penuh memori indah bernama Universitas Negeri Jakarta, kampus yang mungkin tidak sebaik kampus lain dalam sarana-prasarananya, tetapi mampu mencetak generasi pendidik dan pemimpin bangsa yang berakhlak mulia. InsyaaAllah. ‘Ala kulli hal, akhirnya saya lulus dari kampus itu.

Kini, dengan dunia yang baru, dalam medan dakwah yang mungkin tak kalah seru, saya perlu menggali lebih dalam kemampuan saya sebagai da’iyah yang akan menyampaikan segala kebaikan Islam melalui lisan dan perbuatan yang murni dari hati. Takdir Allah subhanahu wa a’ala lah yang telah mempertemukan saya dengan medan ini tepat sebulan setelah kelulusan saya dari kampus tercinta, sebuah kantor di mana saya akan berusaha menebar manfaat di sana dengan ilmu yang saya punya, ilmu agama dan ilmu bahasa, ya bahasa Prancis tentunya. 

Lillah, niatkan saja lillah. Mungkin medan baru ini tidak menjanjikan ukhuwah seromantis medan terdahulu, tetapi saya sangat yakin bahwa Allah sudah menyediakan berbagai hikmah indah dibalik semua hal baru yang saya temui hari ini.

Saya berdo’a sepenuh hati untuk seluruh rekan mahasiswa yang berniat baik ingin lulus untuk mengakhiri masa mahasiswanya dengan husnul khatimah, semoga Allah berikan kekuatan dan kelancaran wahai sahabat seperjuangan! :) Ini hanya masalah waktu, asalkan do’a terus melangit dan ikhtiar terus berlari hingga menemui garis ‘finish’nya sendiri, saya yakin kalian berhasil kawan. Rabbishrahli sadri, wayassirlii amri.

Tantangan menulis tugas akhir kuliah memang asalnya dari diri sendiri, itu yang paling berat. Namun asal tekad membulat, lanjutkan saja, ikhtiar terus dan bertawakkal-lah kepada-Nya. Fa idza ‘azamta fatawakkal ‘alallah. :)


Semangat Mil! the show must go ON :)
25 Januari
29 Februari
23 Maret
2016

Tiga momen yang terekam dengan baik, alhamdulillaah..




Sunday, February 28, 2016

Hari full barokah

Bismillaah

Dua hari ini, adalah hari-hari terbaik yang dilewati --insyaaAllah-- dengan cara yang baik, bersama orang-orang terbaik. Sahabat, pernahkah kamu merasakan manisnya perjumpaan dan getirnya perpisahan? Keduanya adalah hal terindah yang pernah kita semua lewati, bukan? Menjadi pembelajaran terbaik untuk menghargai dan mensyukuri segala sesuatu yang kita jumpai.

Kemarin, selepas memeriksa kondisi mata yang semakin meningkat (minusnya) di RS cibinong, saya melanjutkan perjalanan ke SMA dengan tujuan menghadiri rapat mentor bersama ptb cibinong, sayangnya saya melewati momen tersebut karena sesampainya di sekolah saya hanya kebagian salam-salaman dan cipika-cipiki antar akhwat fillah rahiimakumullah hehe. Namun lepas dzuhur, kami membuat rencana untuk kembali berkumpul (akhwat) sebab evaluasi besar kami adalah jarang berkumpul untuk sekadar membangun tiang-tiang persaudarian, sementara para ikhwan sudah sukses bersama futsal pekanannya. hmmm~ Lalu kami pun memutuskan untuk ngariung di bakso Sukaraden, melewati waktu makan siang sambil berbagi kisah satu sama lain.

Setelahnya, saya kembali memenuhi sebuah agenda yang tidak kalah menarik di daerah bekasi. Kesalnya, tidak sampai dua jam saya pulang ke rumah, saya lupa membawa kembali handphone yang baru saja dicharge, hingga kereta berjalan dengan cepatnya, saya baru t-e-r-s-a-d-a-r. "Oh, jangan bilang ngga bawa hp, please rutenya ada di sana, nyasar gak nih ya kalau tetep lanjut, patokannya apa ya lupaa, duh yaudah paling tar pulang lagi, eh tapi ikhtiar dulu, bisa kok, bisa hidup tanpa HP". Begitulah suara-suara sugesti yang bersautan di dalam pikiran saya, bersemangat menuju sebuah agenda tetapi lupa alamat, sempurna. Merasa dudul, dan saya tak putus ber-istighfar sebab hati begitu khawatir, padahal apalah arti sebuah handphone, benda, mati.

Saya berpikir keras --akhirnya--, "kemarin apa ya jarkomannya, daerah apa ya namanyaaaa hemmm". Sampai lewat beberapa stasiun saya pun teringat satu petunjuk, "istiqomah namanya!Sip". Bisik saya sambil masih mengingat nama daerah persisnya. Saya terus berdo'a kepada Allah agar disampaikan pada agenda itu bagaimanapun caranya, semoga Allah pertemukan dengan kawan yang juga menuju ke sana. Semoga.

Sepanjang perjalanan saya masih dibuat merenung, "di mana ya itu alamatnya, lupa yaa Rabb" saking khusyu' nya saya kelewatan satu stasiun, kala itu saya sedang melanjutkan juz saya yang kembali berhenti di rumah laba-laba, al-ankabut ayat 57, kullu nafsin dzaa iqotul maut 'setiap yang bernyawa pasti akan mati'. Saya jadi semakin dibuat merenung senja itu, saya makhluk biasa yang akan binasa pada akhirnya, lemah, tiada daya dan upaya kecuali pertolongan-Nya, mudah lupa, handphone yang setiap hari dikantong saja lupa terbawa, hem.

Sesampainya di angkutan umum yang saya masih hafal rutenya, saya mulai teringat nama kompleknya dan angkot menuju ke sana, hanya saja saya lupa daerah persisnya. Tidak lama ada seorang bapak yang menghampiri pak supir di sebelah saya dan bertanya, "pak, saya mau ke tempat --itu--, daerah --itu--, saya lanjut angkot apa ya?"

kemudian pak supir menjawab, "oh naik angkot kode sekian pak, nanti bapak sampai --di situ--"

"sepertinya searah dengan saya pak, saya juga --ke sana--" tambah saya menimpali.

"oh iya mba, yang deket pom bensin,itu kan, oke mba!" jawab bapak tadi.

Satu kesimpulannya, saya mendapati semua informasi dan nama daerah dalam satu waktu percakapan tadi. Maasyaa Allah laa quwwata illa billah.

Siapa sangka? Saya hanya mesem-mesem penuh syukur dan tak henti mengucap hamdallah. Alhamdulillaah..

Setelah berganti angkot dan melanjutkan perjalanan, saya bertemu dengan supir yang maasyaaAllah ramah khas bogor, sunda pisan. "Makan paya neng ya..", "minum neng..", "isi bensin dulu ya neng", semua hal dikonfimasi terlebih dahulu kepada saya selaku penumpang yang duduk di sebelahnya, "mangga pak..." jawab saya untuk ke sekian kalinya. Meski pada akhirnya saya kelewatan tempat yang saya tuju tetapi untungnya tidak jauh, saya yang lupa mengingatkan detailnya kepada si bapak, untungnya beliau gemar mengonfirmasi, "neng, kompleknya nomor sabaraha?". "Ngga ada nomornya pak, komplek yang itu pokoknya.." jawab saya, "haduuuh kelewatan neng..." jawab si bapak. Akhirnya saya jalan kaki lagi :)

Hari mulai gelap, adzan maghrib telah berkumandang, rasanya ingin segera berada di masjid itu, tempat di mana agenda dijalankan. Belum sampai sedetik ingin bertanya --masih jetlag--, "Mau ke masjid itu ya neng? lurus, ketemu kali belok kanan. Lurus, ketemu kali tuh neng, belok kanan". Tekan beliau dengan senyum hangat sambil mengarahkan dengan tangannya, seorang bapak yang bekerja sebagai satpam komplek tersebut. "Oh, iya, terimakasih banyak ya pak!" jawab saya singkat dengan membalas senyumnya.

Saya, bahagia, karena Allah hari ini begitu banyak menurunkan bala tentaranya yang membantu saya untuk menaklukan rasa khawatir hidup tanpa hape. Sayang, kompleknya gelap, saya mencari-cari di mana letak kali yang bapak tadi maksud, tak lama ada motor yang berhenti di samping saya dan menengok dengan ragu, "nah, kirain siapa, yuk bareng ke masjid ---!" ajaknya. Kalimat hamdallah kembali meluncur dengan bebas dalam hati, Allah, Allah, Allah. Segala kebaikan menjadi sempurna karena-Nya.

---
Pagi ini saya pamit lebih awal, sedih karena tidak sampai selesai ikut agenda bersama saudara-saudari tercinta, saya benar-benar menjalani pekan ini dengan khidmat, semuanya begitu membekas, semuanya. Di sepertiga malam itu, saya meminta banyak kepada Allah, sebab hujan turun bersama barokah-Nya.. Ya, saya banyak meminta. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Kalimat yang membuat mata saya terpejam begitu dalam. Uhibbukum fillah.

Sesampainya di bojong gede, hujan masih bertahan, mendung, dingin, rasa kantuk tak tertahankan, tetapi saya terlanjur berjanji untuk mengisi acara anak-anak di rumah nenek, ulang tahun dua sepupu kecil yang shalih dan shaliha insyaaAllah :) setelah menyantap teh susu hangat, saya pun membereskan diri dan berangkat ke rumah nenek yang terletak beberapa ratus meter dari rumah. 

Hari ini agenda penuh bersama keluarga, nenek-ibu-ayah-om-tante-sepupu-ponakan, semuanya, semoga barokah :) Karena silaturahim tidak akan melahirkan hal selain kebaikan..

Allahu a'lam


Besok, perjuangan hari perdana! FIGHTING, HAMASAH, BON COURAGE!