Powered By Blogger
Showing posts with label smavo. Show all posts
Showing posts with label smavo. Show all posts

Sunday, March 27, 2016

Kalian


Bismillaah

“Allahumma innaka ta’lamu anna hadzihil quluub..”

Bahagiakah dirimu kala menatap mata mereka?
Mata yang indah penuh cahaya
Mata yang basah saat membaca kitab al-Qur`an
Mata yang ceria menghadapi halaqah pekanan

“Qadijtama’at ‘ala mahabbatik..”

Rindukah dirimu kala melihat senyum mereka?
Senyum yang meneduhkan
Senyum yang nampak dalam tiap pertemuan
Senyum yang terlahir dari ukhuwah Islamiyah

“Wal taqat ‘ala tha’atik..”

Bersemangatkah dirimu kala merasakan semangat mereka?
Semangat dalam memperdalam ilmu agama
Semangat berlomba-lomba menanam dan menumbuhkan kebaikan
Semangat dalam menambah jumlah hafalan al-Qur`an

“Watawa hadat ‘ala da’watik, wata’a hadat ‘ala nusyroti syarii’atik..”

Kalian, wajah-wajah yang senantiasa terbayang dan menghapus segala lelah. Kalian, yang mengajarkan bagaimana cara berbagi karena Allah. Kalian, yang mengajarkan bagaimana menjadi qudwah. Kalian yang tak mampu disebutkan satu persatu namanya. Terima kasih pernah berbagi bersama. Uhibbuki fillah adik-adik tersayang..

“Fawatsiqillahumma rabithataha..”

-yang masih belajar mencintai kalian karena Allah-
M.A.

Sunday, February 28, 2016

Hari full barokah

Bismillaah

Dua hari ini, adalah hari-hari terbaik yang dilewati --insyaaAllah-- dengan cara yang baik, bersama orang-orang terbaik. Sahabat, pernahkah kamu merasakan manisnya perjumpaan dan getirnya perpisahan? Keduanya adalah hal terindah yang pernah kita semua lewati, bukan? Menjadi pembelajaran terbaik untuk menghargai dan mensyukuri segala sesuatu yang kita jumpai.

Kemarin, selepas memeriksa kondisi mata yang semakin meningkat (minusnya) di RS cibinong, saya melanjutkan perjalanan ke SMA dengan tujuan menghadiri rapat mentor bersama ptb cibinong, sayangnya saya melewati momen tersebut karena sesampainya di sekolah saya hanya kebagian salam-salaman dan cipika-cipiki antar akhwat fillah rahiimakumullah hehe. Namun lepas dzuhur, kami membuat rencana untuk kembali berkumpul (akhwat) sebab evaluasi besar kami adalah jarang berkumpul untuk sekadar membangun tiang-tiang persaudarian, sementara para ikhwan sudah sukses bersama futsal pekanannya. hmmm~ Lalu kami pun memutuskan untuk ngariung di bakso Sukaraden, melewati waktu makan siang sambil berbagi kisah satu sama lain.

Setelahnya, saya kembali memenuhi sebuah agenda yang tidak kalah menarik di daerah bekasi. Kesalnya, tidak sampai dua jam saya pulang ke rumah, saya lupa membawa kembali handphone yang baru saja dicharge, hingga kereta berjalan dengan cepatnya, saya baru t-e-r-s-a-d-a-r. "Oh, jangan bilang ngga bawa hp, please rutenya ada di sana, nyasar gak nih ya kalau tetep lanjut, patokannya apa ya lupaa, duh yaudah paling tar pulang lagi, eh tapi ikhtiar dulu, bisa kok, bisa hidup tanpa HP". Begitulah suara-suara sugesti yang bersautan di dalam pikiran saya, bersemangat menuju sebuah agenda tetapi lupa alamat, sempurna. Merasa dudul, dan saya tak putus ber-istighfar sebab hati begitu khawatir, padahal apalah arti sebuah handphone, benda, mati.

Saya berpikir keras --akhirnya--, "kemarin apa ya jarkomannya, daerah apa ya namanyaaaa hemmm". Sampai lewat beberapa stasiun saya pun teringat satu petunjuk, "istiqomah namanya!Sip". Bisik saya sambil masih mengingat nama daerah persisnya. Saya terus berdo'a kepada Allah agar disampaikan pada agenda itu bagaimanapun caranya, semoga Allah pertemukan dengan kawan yang juga menuju ke sana. Semoga.

Sepanjang perjalanan saya masih dibuat merenung, "di mana ya itu alamatnya, lupa yaa Rabb" saking khusyu' nya saya kelewatan satu stasiun, kala itu saya sedang melanjutkan juz saya yang kembali berhenti di rumah laba-laba, al-ankabut ayat 57, kullu nafsin dzaa iqotul maut 'setiap yang bernyawa pasti akan mati'. Saya jadi semakin dibuat merenung senja itu, saya makhluk biasa yang akan binasa pada akhirnya, lemah, tiada daya dan upaya kecuali pertolongan-Nya, mudah lupa, handphone yang setiap hari dikantong saja lupa terbawa, hem.

Sesampainya di angkutan umum yang saya masih hafal rutenya, saya mulai teringat nama kompleknya dan angkot menuju ke sana, hanya saja saya lupa daerah persisnya. Tidak lama ada seorang bapak yang menghampiri pak supir di sebelah saya dan bertanya, "pak, saya mau ke tempat --itu--, daerah --itu--, saya lanjut angkot apa ya?"

kemudian pak supir menjawab, "oh naik angkot kode sekian pak, nanti bapak sampai --di situ--"

"sepertinya searah dengan saya pak, saya juga --ke sana--" tambah saya menimpali.

"oh iya mba, yang deket pom bensin,itu kan, oke mba!" jawab bapak tadi.

Satu kesimpulannya, saya mendapati semua informasi dan nama daerah dalam satu waktu percakapan tadi. Maasyaa Allah laa quwwata illa billah.

Siapa sangka? Saya hanya mesem-mesem penuh syukur dan tak henti mengucap hamdallah. Alhamdulillaah..

Setelah berganti angkot dan melanjutkan perjalanan, saya bertemu dengan supir yang maasyaaAllah ramah khas bogor, sunda pisan. "Makan paya neng ya..", "minum neng..", "isi bensin dulu ya neng", semua hal dikonfimasi terlebih dahulu kepada saya selaku penumpang yang duduk di sebelahnya, "mangga pak..." jawab saya untuk ke sekian kalinya. Meski pada akhirnya saya kelewatan tempat yang saya tuju tetapi untungnya tidak jauh, saya yang lupa mengingatkan detailnya kepada si bapak, untungnya beliau gemar mengonfirmasi, "neng, kompleknya nomor sabaraha?". "Ngga ada nomornya pak, komplek yang itu pokoknya.." jawab saya, "haduuuh kelewatan neng..." jawab si bapak. Akhirnya saya jalan kaki lagi :)

Hari mulai gelap, adzan maghrib telah berkumandang, rasanya ingin segera berada di masjid itu, tempat di mana agenda dijalankan. Belum sampai sedetik ingin bertanya --masih jetlag--, "Mau ke masjid itu ya neng? lurus, ketemu kali belok kanan. Lurus, ketemu kali tuh neng, belok kanan". Tekan beliau dengan senyum hangat sambil mengarahkan dengan tangannya, seorang bapak yang bekerja sebagai satpam komplek tersebut. "Oh, iya, terimakasih banyak ya pak!" jawab saya singkat dengan membalas senyumnya.

Saya, bahagia, karena Allah hari ini begitu banyak menurunkan bala tentaranya yang membantu saya untuk menaklukan rasa khawatir hidup tanpa hape. Sayang, kompleknya gelap, saya mencari-cari di mana letak kali yang bapak tadi maksud, tak lama ada motor yang berhenti di samping saya dan menengok dengan ragu, "nah, kirain siapa, yuk bareng ke masjid ---!" ajaknya. Kalimat hamdallah kembali meluncur dengan bebas dalam hati, Allah, Allah, Allah. Segala kebaikan menjadi sempurna karena-Nya.

---
Pagi ini saya pamit lebih awal, sedih karena tidak sampai selesai ikut agenda bersama saudara-saudari tercinta, saya benar-benar menjalani pekan ini dengan khidmat, semuanya begitu membekas, semuanya. Di sepertiga malam itu, saya meminta banyak kepada Allah, sebab hujan turun bersama barokah-Nya.. Ya, saya banyak meminta. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Kalimat yang membuat mata saya terpejam begitu dalam. Uhibbukum fillah.

Sesampainya di bojong gede, hujan masih bertahan, mendung, dingin, rasa kantuk tak tertahankan, tetapi saya terlanjur berjanji untuk mengisi acara anak-anak di rumah nenek, ulang tahun dua sepupu kecil yang shalih dan shaliha insyaaAllah :) setelah menyantap teh susu hangat, saya pun membereskan diri dan berangkat ke rumah nenek yang terletak beberapa ratus meter dari rumah. 

Hari ini agenda penuh bersama keluarga, nenek-ibu-ayah-om-tante-sepupu-ponakan, semuanya, semoga barokah :) Karena silaturahim tidak akan melahirkan hal selain kebaikan..

Allahu a'lam


Besok, perjuangan hari perdana! FIGHTING, HAMASAH, BON COURAGE!

Monday, November 2, 2015

Qadar Allah

Bismillah

Hanya mengingat, kembali mengingat.
Qadar Allah ta`ala yang tak disangka-sangka sebelumnya, musyawarah yang berjalan dengan lancar, dan aku tidak mengerti.
MADING MESTA, Majalah Dinding Media Smavo Kita, organisasi pertama yang langsung jadi ketua ditahun kedua. Innalillah..

Allah yubaarik fiina :)


Sunday, June 21, 2015

#RamadhanGreget SMAN 2 Cibinong

#RamadhanGreget SMAN 2 Cibinong

Oleh: Annisa Juli dan Paramita Nirmalawati


                BOGOR [21/6] -- Ahad kemarin kembali menjadi hari yang tak terlupakan dibulan ramadhan, hari di mana serangkaian momen indah tercipta bersama saudara-saudari tercinta. SMAN 2 Cibinong bersama dengan Ikatan Alumni Rohis Asy-Syifa, serta The Real Young Muslim mengadakan acara Pondok Lentera Hati (POLEHA), yang rangkaiannya dimulai dari Sanlat, Mentoring Akbar, Long March, hingga Iftar On the road. Rangkaian kegiatan tersebut menjadi pengobat rindu suasana Ramadhan penuh kebersamaan dan persaudaraan. Meramaikan Bulan Ramadhan yang penuh berkah dengan kegiatan yang bermanfaat.
                Serangkaian kegiatan yang diikuti oleh siswa/i SMAN 2 Cibinong sebanyak lebih dari 200 orang tersebut diawali dengan sanlat yang dimulai pada pukul 8 pagi, di masjid Baitul Faidzin  Pemda Bogor. Acara diawali dengan pembukaan oleh MC yang membawa jargon “Sanlat SMAVO 2015,  puasa ibadahku, Allah bersamaku, maghrib impianku!”, yang kemudian dilanjutkan dengan bacaan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Pada sesi pertama, materi disampaikan oleh Ustadz Purwanto Yusdarmanto yang merupakan founder Deep Mind Power Engineering, Spiritual Hypnotherapist dan founder Cahaya Hati Wisata. Materi disampaikan secara komunikatif dengan topik “Menggapai cinta Allah!”. Tak dinyana, materi tersebut meninggalkan pesan yang mendalam kepada para peserta, yakni pesan untuk senantiasa memanfaatkan momentum bulan Ramadhan, bulan yang dipenuhi dengan berkah dan limpahan pahala, serta senantiasa selalu mencintai Allah di mana pun kita berada, meningkatkan rasa cinta kita kepada Allah dan senantiasa melakukan kebaikan karena-Nya.  
                Selepas melaksanakan sholat dzuhur, kegiatan selanjutnya adalah Mentoring Akbar di dalam satu atap masjid yang dilakukan seperti biasanya, secara berkelompok, tema yang dibahas adalah seputar Keutamaan Bulan Ramadhan. Takbir dari masing-masing kelompok terdengar ditiap sisi masjid hari itu, “Allahu akbar! Allahu akbar! Allahu akbar!”. Takbir yang menggema menjadi bukti nyata bahwa tiada semangat yang hilang di tengah siang bolong bulan ramadhan. Sungguh tiada tabir yang dapat menutupi kehangatan, keakraban, dan kekeluargaan mentoring SMAN 2 Cibinong hari itu.
                Mentoring Akbar yang berdurasi kurang lebih selama 60 menit tersebut disambung kembali dengan materi sesi kedua yang tidak kalah menarik. Materi kali ini disampaikan oleh ustadz Muhammad, seorang guru di SDIT Amalia Pakansari Cibinong, dan alumni SMAN 2 Cibinong tahun 2002. Beliau berbicara mengenai kemuliaan menghafal Al-Quran, yang dengannya manusia dapat mendatangkan berbagai keberkahan, terutama keberkahan untuk Negera Indonesia, karena Negeri ini membutuhkan anak-anak yang baik akhlaknya, pandai akalnya dan kuat imannya. Beliau juga  menyampaikan bahwa setiap generasi Islam haruslah mencintai, membaca, dan memahami Al-Qur’anul karim. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan menjadikan Al-Qur’an sebagai teman hidup dalam setiap perjalanan.
“POLEHA kali ini rasanya lebih bermanfaat, karena kita libur sebulan dan enggak ada kegiatan. Puasanya juga jadi enggak terasa, karena fokus dengan kegiatan, dan enggak percuma sebab bisa dapet ilmu yang bermanfaat”, ungkap salah seorang siswi smavo kelas XI tentang kegiatan sanlat tahun ini.
                Kegiatan di masjid Baitul Faidzin diakhiri dengan sholat ashar berjama’ah dan persiapan long march dari Masjid Baitul Faidzin menuju Lampu merah Daralon Pemda Bogor, tepat di jalan raya sekitar Cibinong City Mall. Acara Iftar On the road yang dilakukan oleh siswa/i SMAN 2 Cibinong, Ikatan Alumni Rohis Asy-Syifa, serta The Real Young Muslim kali ini telah bekerjasama dengan aparat kepolisian setempat. Alhamdulillah, sebanyak 2.100 bungkus makanan takjil dan 450 Al-Qur’an yang telah dipersiapkan oleh panitia Iftar sudah terbungkus rapi dalam kardus-kardus dan plastik besar, bersiap menunggu untuk dibagikan kepada warga di sepanjang jalan.
                Dengan barisan yang teratur, kami menyusuri jalan sambil menyuarakan takbir, menunjukkan bahwa kebaikan haruslah dilakukan dengan aksi nyata, tak hanya orang-orang dewasa, kami pun para remaja dan pemuda mampu melakukannya, dan kami ingin mengajak para remaja dan pemuda lain untuk peduli pada kemaslahatan umat.
                Sesampainya di lampu merah Daralon Pemda Bogor, para siswa dan alumni SMAN 2 Cibinong melakukan orasi di atas mobil sound. Mereka adalah Ketua Rohis Asy-Syifa, Ketua OSIS SMAN 2 Cibinong, dan dua orang perwakilan dari Ikatan Alumni Rohis Asy-Syifa. Menjelang adzan maghrib siswa/i telah menyebar ke beberapa titik untuk bersiap membagikan 2.100 bungkus makanan takjil dan 450 Al-Qur’an kepada warga sekitar dan pengguna jalan.
“Kami sangat appreciate ya, karena apa yang dilakukan oleh adik-adik SMA Negeri 2 Cibinong ini menjadi suatu pembelajaran untuk memperdalam dan menbekalkan mental akhlak moral yang baik secara islami, berwawasan yang lebih luas lagi untuk menuju islam yang rahmatan lil ‘alamin, sangat bagus untuk menempa adik-adik kita menjadi generasi islami yang berakhlak mulia”, jelas seorang bapak pejalan kaki yang sedang mengamati dan mengambil gambar long march kami.
                Sungguh mulianya Ramadhan menorehkan kerinduan, memunculkan semangat untuk selalu berbuat kebaikan, dan tentunya mempererat tali persaudaraan. Jika setiap Sekolah menanamkan budaya seperti SMAN 2 CIbinong, budaya mengaji dan berbagi, betapa makmurnya Negeri ini. Wallahu a‘lam bishowab. 



Saturday, April 4, 2015

Berani Jujur

Bismillaah

Memutar kembali memori empat tahun lalu, menjalankan hal yang menjadi polemik abadi dalam dunia pendidikan, ya, Ujian Nasional yang selanjutnya kita sebut UN. Mengapa?
Sebab kelulusan seorang peserta didik terlalu sederhana hanya dengan melaksanakan UN.

Teringat sebuah kisah dari seorang alumnus universitas negeri di Depok, menjelang kelulusan SMA ia rela tak mengikuti UN. Bukan karena takut ujian, atau  takut tidak dapat melewatinya, bukan. Tapi karena hilangnya asas kejujuran dalam ujian itu. Baginya, UN hanya mencetak generasi yang lupa pada kejujuran. Ia berkata, "Yang saya tidak hormati adalah ketidakjujuran yang terjadi, bukan sistem yang ada."
Itu prinsipnya, lalu bagaimana dengan kita?

Setiap insan pasti memiliki prinsip hidup masing-masing. Termasuk menjunjung tinggi kejujuran, seperti yang telah dilakukan oleh siswa tadi. Adik-adik, percayalah "sop buntut" bukanlah segalanya. Percaya pada kemampuanmu, jujur pada hatimu.
Lalu apa sebenarnya kejujuran jika dimaknai?
*Menurut KBBI, kata "jujur" berarti lurus hati; tidak berbohong, tidak curang, tulus; ikhlas.
*Selanjutnya menurut Imam Ibnul Qayyim, "Iman asasnya adalah kejujuran (kebenaran)".
*Kemudian dalam bahasa Arab, Jujur merupakan terjemahan dari kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji (mahmudah).

Adik-adik...
tahukah kita, bahwa banyak kebaikan dalam kejujuran?
di antaranya adalah:
-semakin dekat kepada Allah, sebab senantiasa merasa diawasi
-semakin percaya pada diri sendiri
-semakin tenang, sebab jujur adalah hal yang benar
-semakin hebat, karena berani jujur itu hebat (tagline KPK)

Adik-adik...
Jujurlah pada Allah. Bukalah mata bahwa dunia adalah tempat yang fana. Kecurangan adalah bagian dari tipu dunia yang seakan terasa nikmat.
Ingatlah, sekecil apapun kejujuran yang diperbuat pasti ada balasannya, pun sekecil apapun kecurangan yang diperbuat pasti ada pertanggungjawabannya.

#Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
#Barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
(Qs. 99 : 7-8)

Bersamai Allah dalam UN-mu,
maka Dia akan menolongmu.
In syaa Allah..
Berdo'alah sepenuh hati, pelajari lagi setiap materi, kerjakan UN-mu sendiri, dan bersamai Allah sepanjang hari.

"Jujurku, kebanggaanku".
#BeraniJujur

Allahu a'lam.

©Miruka angguna

Friday, April 3, 2015

Akhirnya ini berakhir

Bismillaah

Depok, 03 April 2015

Pagi nan cerah, di kampus ternama.
Bersama salah seorang kawan  terdekat sejak sembilan tahun silam, dan seorang kawan SMA. Kami tidak sengaja bertemu di stasiun Bojong, menuju tempat dan agenda yang sama kami bercengkrama sepanjang perjalanan, tak lama hanya empat stasiun saja kemudian kami turun dari kereta. 

Sesampainya di masjid kampus, kami agak kebingungan sebab ramai sekali, di mana lingkaran kami akan terbentuk jika di kanan-kiri telah ditempati? Kami kira awalnya itu acara pengajian rutinan, ternyata walimahan. Hem, tetep f-o-k-u-s.
Kami memilih lantai dua masjid untuk membentuk lingkaran utuh, dan seiring menit berjalan, lingkaran kami semakin melebar. 

Hari ini terasa hangat, libur yang tiada dirasa keberadaannya. Ada walimahan di lantai bawah, ada rapat mahasiswa yang menggunakan hijab sebagai penanda, ada perkumpulan komunitas di selasar, dan ada lingkaran kami di lantai dua, semua beraktivitas seperti biasa. Hari ini terasa berbeda, murabbiyah kami seakan memberi pesan tersirat seakan tiada pertemuan lagi, pun beliau membawa jajanan yang lebih dari biasanya. Ada apa ini sebenarnya?

Pada sesi bertanya kabar, kupandang wajah teduh para saudari satu persatu. Ah, empat tahun melingkar dengan istiqomah itu tidak pernah kuduga, Allah, Allah-lah yang menyatukan kami. Betapa jauh jarak memisahkan, namun lingkaran ini tak pernah berubah. Mereka yang pergi pasti akan tergantikan, tak pernah terasa kurang. 

Kupandangi mereka dari tempatku duduk. Ah, empat tahun sudah. Asal sekolah kami memang sama, dan setelah kelulusan jarak memisahkan. Namun siapa sangka kami masih dalam satu lingkaran?
Ukhti itu, ia telah lulus dari PNJ, di sebelahnya ada ukhti yang sudah masuk tahun ketiganya di UI, di sisi kanannya ada ukhti yang sedang meneruskan S2 nya di Gunadarma, selanjutnya ada ukhti dari UGM yang sedang pulang ke cibinong, tak ketinggalan pula ukhti dari UIN yang sedang berjuang dengan skripsinya, dan seterusnya ukhti-ukhti yang sama sepertiku datang dari UNJ hanya berbeda tingkatan saja, hingga ukhti PNJ yang mengambil jurusan MICE dan ukhti satu lagi yang mengambil jurusan Sosiologi di UI. Begitu beragam.

Akhirnya, ini berakhir.
Mari berjalan menghadap guru yang baru. Bismillah.
Ini amanat dari murabiyyah tercinta, jalani saja semua karena Allah.
Asal sama-sama mencari ilmu, asal tetap bersama ukhti-ukhti itu.
Meski terasa kehilanganmu, kakak, terima kasih :)

Untuk Murabiyyah terbaik, E.P

Monday, July 21, 2014

From Bogor with Love



Bogor Untuk Palestina
Oleh : Milka A.

                        BOGOR [20/7] -- Bogor For Palestine menjadi sebuah tajuk yang kami ambil dalam melakukan Aksi Solidaritas untuk Palestina beberapa waktu terakhir. Setelah lebih dari 100 massa aksi dari Bogor kami bawa dalam Munasharah untuk Palestina yang diselenggarakan oleh Komunitas ODOJ pada tanggal 13 Juli sepekan yang lalu, kali ini semua yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Inspiratif Bogor (yang terdiri dari Rohis Asy-syifa&Alumni SMAN 2 Cibinong, Pemuda Inspiratif Bogor, The Real Young Muslim, Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Ikhwah Gaul (IG) Bogor, Solidaritas Peduli Jilbab (SPJ) Bogor, dan pemuda-pemudi Bogor lainnya) berhasil menggelar kembali Aksi Solidaritas untuk Palestina pada minggu, 20 Juli 2014 yang mengambil lokasi di Fly Over Cibinong.
                   Sore hari tepatnya pukul 16.30 WIB kami bergerak turun ke jalan secara beriringan dengan berbekal sekitar 10 kotak infaq, puluhan bendera kertas Palestina, ratusan pamflet, poster-poster, dan tentunya lebih dari 3.000 makanan untuk takjil yang sudah kami bungkus bersama dipagi hari untuk dibagikan kepada para pengguna jalan menjelang adzan maghrib.
                   Perlahan hujan mulai turun membasahi tanah yang kami pijak, semakin lama semakin lebat. Namun hujan yang turun tak menghentikan Aksi kami sore itu, kami bersyukur sebab hujan yang pada awalnya cukup deras mulai memperlambat ritmenya. Bahkan massa aksi yang ikut andil justru semakin bertambah jumlahnya, hingga mampu mencapai angka 400 massa. Sungguh dengan tameng semangat pemuda, hujan tak akan pernah memindahkan langkah kaki kami dari tempat aksi kala itu, layaknya bom dan mobil tank yang tak pernah menggoyahkan langkah kaki para pemuda Palestina kala mereka diserang.
                   Demi ketertiban lalu lintas, kami mengambil posisi di pinggiran jalan. Bahkan beberapa dari kami berpencar mengambil titik strategis guna mengumpulkan infaq solidaritas untuk Palestina. Sungguh masih banyak masyarakat Bogor yang tergerak untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk saudara-saudari di Palestina. Banyak pula dari mereka yang menyampaikan rasa syukurnya sebab selama ini mereka berkeinginan besar untuk membantu Palestina, namun tak tahu harus melalui siapa. Seribu, lima ribu, sepuluh ribu, bahkan segenggam amplop mulai mengisi kotak-kotak infaq kami. Menjelang adzan maghrib, kami kembali berpencar untuk membagikan lebih dari 3.000 makanan takjil kepada para pengguna jalan Cibinong, Bogor.
                   Sore yang khidmat, hujan yang berkah, senyuman gembira dari wajah para pemuda-pemudi Bogor tak pernah lepas dihari itu, lengkap sudah menghias 22 Ramadhan kami kali ini. Hanya berbekal 10 kotak infaq, semangat, dan waktu yang kami punya, sore itu infaq untuk Palestina dari masyarakat Bogor yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak Rp 28.136.900,-
                   Selanjutnya infaq untuk Palestina akan kami salurkan melalui Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP). Alhamdulillah, itulah hak Palestina hari ini.

                                                                                                                               





Rilis Pers: