Powered By Blogger
Showing posts with label menulislah. Show all posts
Showing posts with label menulislah. Show all posts

Tuesday, September 15, 2015

Jika hanya wajah

Mana yang lebih menarik bagimu, bungkus nan lucu atau cemilan yang berada di dalamnya? hiasan elegan atau rasa makanannya? judul buku atau isi tulisannya? foto pemandangan atau tempat aslinya?

Setiap dari kita pasti memiliki pilihan yang berbeda. Tetapi kerap kali pandangan menipu apa yang mampir di depan mata kita. Semua yang terlihat indah dan menarik akan menjadi penilaian mutlak terhadap suatu hal yang kita jumpai. Padahal jikalau kita mau berpikir lagi, kita akan menyadari bahwa ada banyak hal yang dapat kita nilai di balik apa yang tidak tampak.

Kawan, siapa yang tahu di balik bungkus lucu dan hiasan elegan ada rasa yang tidak pas dilidah, serta siapa yang mampu menerka di balik judul menarik ternyata isi tulisannya tidak asik, hingga foto pemandangan indah yang ternyata tempat aslinya tidak sebersih yang terlihat.

Begitu pun pada manusia, siapa yang bisa menjamin di balik wajah tampan atau cantik ada hati yang baik? siapa pula yang mampu menjamin di balik gelar hebat, posisi penting, prestasi mendunia terdapat akhlak yang mulia?

Kawan, ingatlah satu kalimat berharga hari ini, "sungguh pandangan pada Hati adalah yang paling hakiki".

Sebab jika wajah saja yang membuatmu cinta, lalu bagaimana engkau mencintai Allah yang tak berupa?

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ‘Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada HATI kalian.”
(HR. Muslim)





Wallahu a'lam

THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter : @RealYoungMuslim
#AyoMentoring

Batas

Manusia, ialah pemilik kapasitas berbatas. Dititik akhir, saat mereka mencapai batas dalam daya dan upayanya, kalimat hauqolah yang menjadi penguatnya. Hati yang bimbang menjadi tenang, hati yang ragu menjadi kukuh.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Ialah satu kalimat penggelora semangat, penggetar jiwa-jiwa yang lemah, dan raga-raga yang lelah. Sebaris tulisan pembangkit kebersyukuran, atas segala pertolongan yang membuat kita berdaya dan berupaya. Apapun yang kita rasa terlalu tinggi, tak mampu tergapai, sulit dicapai, tidaklah berlaku bagi Allah Yang Maha Perkasa, Al Aziz. Semua begitu mudah diwujudkan atas kehendak-Nya. 

Allah Maha Perkasa, Ia mampu mengangkat triliunan hamba-Nya untuk menggapai setiap cita. Menggenggam setiap do'a, mewujudkan dalam realita, sesuai rencana-Nya. Terkadang tidaklah cepat, tidak pula terlambat, tapi selalu pada waktu yang tepat.

Kita, bisa terdidik sejauh ini, mengenal-Nya hingga kini, menyebarkan agama Islam di muka bumi, bukanlah karena daya dan upaya seorang manusia biasa. Semua hal bisa terjadi berkat adanya kekuatan luar biasa, yakni pertolongan tanpa batas dari Allah 'Azza wa Jalla. Apalah artinya aktor tenar tanpa sutradara hebat di baliknya. Seperti itulah kita berlaga di dunia, bukan karena kehebatan diri lalu kita bisa berdaya dan berupaya, sekali-kali tidak.. 

Semua terjadi karena kehendak Allah ta'ala. 

Sahabat, kita memang tidak sehebat Abu bakar, tak sekuat Umar, tak setaat Utsman, apalagi sesemangat Ali. Tetapi kita mesti yakin, bahwa kita mampu, karena ada yang menumpu. Manusia mampu berdaya, mereka sanggup berupaya, bukan karena dia manusia luar biasa. Mereka mampu karena Sang Pengampu, ya, Allah 'Azza wa Jalla.

laa hawla,
wa laa quwwata..
illa billah.


Tiada daya dan upaya, kecuali pertolongan Allah. Serahkan semua kepada-Nya.
Mari berserah sambil meminta, bukan terserah dan diam saja :)



Wallahu a'lam

THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter : @RealYoungMuslim
#AyoMentoring

Menjaga Hati

Sahabat, pernahkah kita bertanya? bagaimana mungkin dalam tubuh ini ada segumpal daging yang menjadi indikator tenang dan bersihnya jiwa kita? sedang kita tahu bahwa seluruh organ dalam tubuh senantiasa hidup bermanfaat. Layaknya jantung yang berdetak, nadi yang berdenyut, hingga darah yang mengalir. Tetapi mengapa tetap saja segumpal daging itu yang dijadikan-Nya parameter kebaikan jiwa kita?

Sahabat, sungguh segumpal daging tersebut mampu menjadikan tubuh kita baik secara keseluruhan atau bahkan buruk semuanya. Lebih dari itu, segumpal daging tadi dapat menularkan kebaikan atau bahkan mendatangkan keburukan pada diri orang lain.
Apa sebenarnya segumpal daging itu?

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia BAIK, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia RUSAK, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati." (HR. Bukhari &  Muslim)

Sahabat, sesungguhnya segumpal daging itu adalah HATIMU. Hati yang kau inginkan selalu bersih dan menyala karena cahaya-Nya, bersinar karena ridho-Nya. Namun sahabat, bagaimana mungkin kita mampu mendamba hati yang bersih dan bercahaya, tetapi lihai kala mengotori hati yang lain?

Semisal tutur kata yang menodai, canda yang melukai, rayu yang mengotori, harapan yang diingkari, keisengan yang basa-basi, hingga ucapan lainnya yang membuai hati saudara-saudari.
Mohon ampuni kami ya Rabb...

Akankah kita mati dengan segumpal daging yang bersih sesuai dengan fitrah pemberian-Nya, atau kembali dengan segumpal daging yang rusak lagi merusakkan? hingga bahkan busuk lagi membusukkan?

Sahabat. Bagaimana bisa kita mendamba yang terbaik bagi hati ini, pabila masih membiarkan hati-hati yang lain ternoda atas ucap dan perilaku kita.
Duhai Allah Sang penggenggam hati, tetapkan hati kami pada agama-Mu, pada ketaatan di jalan-Mu, pada keberkahan dan keridhoan-Mu.



Wallahu a'lam

THE REAL YOUNG MUSLIM
IG & Twitter : @RealYoungMuslim
#AyoMentoring