Powered By Blogger

Tuesday, April 15, 2014

kembali ke ruteNya

Bismillah

Pernahkah kamu berada dalam perasaan di mana tidak menemukan kelezatan dunia sama sekali?
Pernahkah kamu berada dalam situasi di mana akhirat itu jauh lebih nyata dibanding bumi dan seisinya?
Pernahkah kamu menatap lama gundukan-gundukan tanah yang berisi jasad-jasad tak bernyawa?

Itulah saya akhir-akhir ini..

 كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan"

(QS. Al Ankabut : 57)

Sudah seberapa jauh kita berjalan di luar rute yang telah disediakanNya?
Yuk kembali ke rute kebaikanNya.. sama-sama memohon ampunan pada Allah SWT.

Semoga segala pertaubatan kita padaNya diterima :)
Aamiin. Allahumma aamiin.



Sunday, April 13, 2014

MOM

Bismillah

Setelah berhari-hari dibuat tepar oleh tifus dan ibu kerepotan mengurusi saya (parah woo milka), saya jadi semakin yakin bahwa cinta seorang ibu adalah mutlak dan tidak pernah mengalami fluktuasi. #berat

Saya juga semakin bersyukur kepada Allah, karena Dia telah menciptakan malaikat tanpa sayap di bumiNya, malaikat penuh cinta bernama ibu, yang tanpanya saya hanya mengenal kata pamrih dalam sebuah kata cinta.

Saya pun merasa tidak percaya setiap kali melihat malaikat tanpa sayap itu, bisa ya seorang ibu bekerja menghidupi keluarga tercinta sepanjang hidupnya, memasak, mencucikan pakaian, merawat suami dan anak-anaknya dengan sangat profesional. Di mana ibu untuk dirinya?

Ibu.
Bahagiamu, bahagiaku.
Sakitmu, sakitku.

Love you

Monday, March 31, 2014

Siapa mereka?


Matahari sedikit lagi membenamkan dirinya, dan aku masih saja termenung sendiri dibukit rerumputan yang letaknya tak jauh dari gubuk kecil orang tuaku.
Selepas berbincang dengan kakek, rasanya sepanjang sore ini aku ingin membiarkan rombongan pertanyaan menghampiri isi kepalaku, 
"Siapa ya mereka yang tadi kakek ceritakan itu?"
"Mereka yang siap mati, mereka yang sudah mati. Siapa sih mereka?"
"Seberapa berartikah bangsa ini bagi jiwa mereka?"

Aku berusaha mengingat siapa mereka, membayangkan luka mereka, keberanian mereka, semangat mereka, perjuangan mereka, hingga kematian mereka. Semakin berpikir, alisku semakin mengkerut. Namun sungguh, tak ada satu namapun yang kuingat hingga matahari benar-benar telah terbenam. 
"Ah aku menyerah"
Seketika itu pula aku bangkit berdiri dan membersihkan rerumputan yang menempel dirok merah muda kesayanganku, kuputuskan untuk kembali saja ke rumah, aku berjalan sembari berbicara pada diriku sendiri.
"Aku mungkin memang tidak tahu siapa nama mereka, namun yang kuingat, mereka semua adalah PEMUDA".



Wednesday, March 26, 2014

La Lecture



               La lecture est une activité de compréhension d’une information écrite. Elle est comme des connaissances qui ne peuvent ni bouger, ni parler. C’est avec elle qu’on peut tellement obtenir des connaissances, sans limitation. Elle fait vivre nos pensées, elle fait libérer nos idées, elle crée toujours des imaginations, et souvent elle nous fait droguée. Mais ce n’est pas tout à fait exact pour les Indonésiens.
                En 2012, le pourcentage de lire des Indonésiens est seulement 0,01% ou bien une personne sur 10.000 qui aime lire, mais je pense que nous comme les étudiants, devons être inclut dans le 0,01%. En outre, savons-nous qu’on peut découvrir le nouveau monde, vivre tout le temps, et élargir nos horizons par la lecture? Plus loin, elle nous fait aussi entrer dans le monde d’histoire, de la culture, de la civilisation, de la littérature, et de langue. Avec  celle-là, on se sent toujours vivant! Pourquoi? Parce qu’elle nous permet  à voir ce qu’il existe dans le passé, et prévoir le monde au futur.
                La lecture, elle est très enrichissante notamment pour nous, des intellectuels. Dans notre quotidienne, on doit avoir l’habitude de parler par connaissances, comme le français a déjà dit,  “Dites moi ce que vous lisez, je vous dirai qui êtes-vous”. Et comme Rabellais qui a dit, “Une tête bien faite est une tête bien pleine”. La lecture, elle est comme un repas pour ceux qui ont faim, et une boisson pour ceux qui ont soif.


Milka Anggun
Le cours de Rédaction I
Avec M. Usaha 

Monday, March 17, 2014

Mimpi

Bismillah


Aku.
Ya, benar. Kalian benar kawan bahwa kini aku sedang bermimpi.
Namun, diriku juga benar. Bahwa aku pantas memiliki dia, impianku.

Kamu.
Bagai bulan, cahayamu meyakinkan, bahwa kamu benar ada. Namun sesekali aku merasa pekatnya malam begitu mengekangku, dan kamu tak selamanya mampu menerangi malam-malam itu, hingga pudarlah keyakinanku atas adanya dirimu.
Bagai matahari, sinarmu menghangatkan, membuat aku percaya bahwa kamu begitu dekat. Meski cahayamu kadang terasa berlebihan dan silaumu itu memaksaku untuk sesekali menatap picing keberadaanmu.

Aku dan kamu.
Sesekali kamu terasa begitu Dekat dan Nyata. Sayangnya sesekali juga kau terasa begitu berjarak.
Namun, bagaimanapun kondisimu, aku akan tetap memilih yakin akan kehadiranmu, akan terwujudnya kamu.
Ingin segera bertemu kamu, dalam waktu yang pantas dan berkah bagi-Nya.
Ingin menatapmu, memelukmu, mengeluarkanmu dari hanya sekedar pertemuan dalam lelap malam.
Siap menjemputmu, duhai MIMPI indahku.
Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. 
Jika hari ini gagal, artinya kesungguhanku masih perlu diuji.

Semangat menggapai mimpi, Milka.
Buatlah Allah bangga, bahwa kamu adalah hambaNya yang mampu mengukir prestasi kehidupan di bumi cintaNya demi menggapai ridhoNya.
Buat agamamu bangga, bahwa kamu adalah muslimah yang senantiasa bersungguh-sungguh menjalankan dan menebarkan segala kebaikannya.
Buat Rasul bangga,  bahwa kamu adalah umatnya yang senantiasa meneladani perbuatannya, mencontoh aklaqnya.
Buat ibu, ayah, dan kakakmu bangga, bahwa kamu adalah anak yang shaliha, yang meskipun banyak keburukan dalam dirimu, namun kamu bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan senantiasa bermanfaat bagi mereka.

Semangat, Mil, semangat.
Innallaha ma'ashabirin.

Milka Anggun
Mahasiswi semester VI
Bahasa Prancis, UNJ.


Wednesday, March 12, 2014

Pemuda dan Pemilu



PEMUDA dan PEMILU


Tentang Pemilu
              Tahukah kita bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Indonesia akan diadakan pada tanggal 9 Juli 2014 mendatang? Dan sebagai pemuda, apa yang akan kita lakukan? Tak bisa dipungkiri bahwa  semakin bertambahnya waktu, semakin banyak saja jumlah pemuda yang memiliki hak suara, terhitung ada sekitar 40% suara pemuda (dari KESELURUHAN jumlah penduduk Indonesia) di Pemilu 2014.
               Pada awalnya, pemilihan umum Presiden di Indonesia hanya dikuti oleh lembaga legislatif. Namun sesuai dengan perubahan UUD 1945 pada tahun 2002, pemilihan umum Presiden dapat diikuti juga oleh Rakyat Indonesia. Hal tersebut diakui oleh negara sebagai bentuk dari sistem kehidupan berdemokrasi, “Dari rakyat, Oleh rakyat, Untuk rakyat”. Pemilihan umum langsung untuk pertama kalinya diadakan pada tahun 2004, dan mulai pada saat itulah rakyat memiliki HAK SUARA untuk memilih langsung presiden beserta wakilnya untuk satu periode, yakni 5 tahun sekali. Di Indonesia, masyarakat muda yang telah menginjak usia 17 tahun mulai mendapatkan hak suaranya dalam Pemilu.

Tentang Pemuda
                Jika kita kembali ke masa lalu, ada beberapa peristiwa-peristiwa bersejarah di Indonesia yang telah diciptakan oleh para pemuda. Pertama, tanggal 28 Oktober tahun 1928, para pemuda membuat Sumpah Pemuda untuk menunjukkan pernyataan sikap dan rasa nasionalismenya pada koloni-koloni Belanda. Berikut bunyi Sumpah Pemuda, “KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA. KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA” (Djakarta, 28 Oktober 1928). Selanjutnya yang kedua, pada tanggal 16 Agustus 1945 sebelum terlaksananya proklamasi, Chaerul Saleh dan Wikana pergi ke Jakarta untuk bertemu Presiden Republik Indonesia pada masa itu, Ir. Soekarno, kedua pemuda itu dan rombongan pemuda lainnya semakin hari semakin gelisah. Mereka mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia  dihadapan dunia. Namun, sungguhlah tidak mudah memperjuangkan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia, kedua pemuda tadi bersama segenap teman-temannya harus mengasingkan Ir.Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok demi menekan keyakinan kedua orang tua itu, menjauhkan kekhawatiran akan pengaruh Jepang saat itu, dan peristiwa perjuangan para pemuda ini dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok. Terakhir, peristiwa bersejarah ketiga yang dilakukan oleh pemuda  adalah demonstrasi besar-besaran. Guna mendesak Presiden Soeharto untuk melepas jabatannya sebagai pemimpin Indonesia, RIBUAN mahasiswa berkumpul membentuk border yang kuat dalam menentang kekuatan diktator Soeharto saat itu, dan akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 pun para pemuda dinyatakan berhasil, Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia setelah 32 tahun rezimnya berjaya. Itulah segelintir sejarah luar biasa yang diciptakan oleh para PEMUDA, jumlah mereka memang tidak banyak, namun pengaruh mereka sangat besar terhadap bangsa Indonesia. Lalu bagaimana dengan pemilih muda yang kini berjumlah 40%? Apa bentuk konkrit PERJUANGAN kita dalam PEMILU 2014?
       Dalam Pemilu Presiden, yang harus dilakukan oleh para pemuda adalah memaksimalkan partisipasinya untuk ikut aktif menggunakan hak suara mereka. Dalam hal ini yang lebih penting adalah para pemuda senantiasa memiliki KESADARAN untuk tidak menjadi kaum yang apatis, karena Pemilu bukanlah perihal KEINGINAN untuk memilih, tapi perihal KEBUTUHAN untuk memilih.
        Di sisi lain pemuda memiliki peran lebih untuk memberi informasi kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan hak suara dalam Pemilu, karena salah satu dampak negatif dari sikap apatis adalah keberadaan pihak-pihak yang mengambil “keuntungan” dari surat suara yang tidak digunakan tersebut. Akan terjadi banyak kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan. Siapa tahu?
            Maka gunakanlah, optimalkanlah, suarakanlah HAK kita. Kita bukanlah golongan hitam atau golongan putih, pun kita bukan juga pemuda yang PESIMIS. Perjuangkan HAK kita kawan, hak suara kita, hak memilih kita. Tujuannya tentu agar dikemudian hari jika ditemukan kejanggalan dari janji para pemimpin, kita mampu MENAGIH mereka.
Satu suara = Satu langkah menuju kebaikan Indonesia. Gunakan hak suaramu, atau nikmati sesalmu selama 5 tahun kedepan!

For Your Information:
           Di negara Prancis, masyarakat yang APATIS terbagi menjadi tiga golongan, yang pertama adalah l’abstention, golongan yang benar-benar tidak peduli pada Pemilu dan tidak mendatangi TPS yang sudah disediakan di daerahnya, mereka tidak ingin tahu apa-apa, tidak ingin ikut campur sama sekali. Yang kedua adalah le vote blanc, yaitu golongan yang mendatangi TPS, mengambil surat suaranya, namun tidak memilih calon sama sekali, membiarkan kertasnya tetap “bersih”. Kemudian kertas kosong tersebut dimasukan ke dalam kotak suara, merekalah kaum yang datang untuk tidak memilih. Dan yang ketiga adalah le vote nul, yakni mereka yang mendatangi TPS dan menyoblos, namun suara mereka tidak akan SAH, mengapa? Karena mereka akan melanggar tata cara pencoblosan yang SAH dengan sengaja. Entah itu mencoblos semua calon, atau mencoblos diluar kotak calon, dsb. Merekalah kaum yang hadir, menggunakan hak pilihnya, namun tujuannya tetap sama, mubazir. Itu di Prancis, tentu tidak sama dengan Indonesia, kan :)

MILKA ANGGUN (Mahasiswi Semester VI)
Universitas Negeri Jakarta

Tuesday, March 11, 2014

Ikhtiar

Bismillah

Lomba Francophonie 2014
Komik bertemakan "Peristiwa Jalanan"

Untuk-Nya
Untuk Ibu, ibu, ibu, ayah
Untuk Kakak
Untuk Semua yang kucintai :)