Powered By Blogger
Showing posts with label basis. Show all posts
Showing posts with label basis. Show all posts

Saturday, October 19, 2013

Warisan Kebudayaan Indonesia yang Terampas, Rela atau Bela?



            Sudah sepantasnya mencintai bumi pertiwi dengan sepenuh hati, kemudian menjaga kehormatan dan keindahannya, menjaga bangsa yang begitu luas dan kaya raya. Meski pada kenyataannya mungkin ia telah banyak terluka karena terlampau sering dilalaikan, dan bahkan dipermalukan.
            Salah satu bukti otentik betapa luas dan kayanya bangsa kita dapat dilihat dari jumlah pulau, suku, dan bahasa yang ia miliki. Diambil dari situs www.dkn.go.id milik Sekretariat jendral Dewan Ketahanan Nasional, meski belum ada kata sepakat dari beberapa Kementerian terkait dengan jumlah Pulau di Indonesia, namun Kementerian Pertahanan RI menyebutkan jumlah Pulau yang dimiliki oleh NKRI tercatat ada 17.504 pulau.
            Selanjutnya berdasarkan data dari Sensus Penduduk terakhir yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, diketahui jumlah suku di Indonesia yang berhasil terdata lebih kurang sebanyak 1.128 suku bangsa. Walau ternyata sulit menentukan jumlah sebenarnya, hal ini dikarenakan luas wilayah Indonesia yang begitu luas dan terdapat beberapa wilayah pedalaman yang masih sulit dijangkau.
            Beragam dialek bahasa pun dapat ditemukan di Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), menyatakan bahwa pihaknya mencatat sedikitnya jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa yang dimiliki Indonesia, pun jumlahnya akan lebih banyak karena penelitian belum selesai. Sungguh, alangkah kayanya bangsa ini.
            Luasnya wilayah negara Indonesia dan beragamnya suku, juga bahasa yang ada di Indonesia secara langsung menunjukkan bahwa bangsa ini juga memiliki kekayaan budaya, khususnya budaya seni. Setiap wilayah, suku, dalam balutan bahasa yang berbeda memiliki budaya seni yang berbeda-beda pula. Namun sekarang pertanyaannya adalah, tahukah kita bagaimana kondisi budaya seni milik Indonesia hari ini??
            Berdasarkan Perpustakaan Digital Budaya Indonesia www.budaya-indonesia.org Indonesia dianggap kaya raya akan budaya, fakta ini tidak bisa disangkal oleh siapapun. Sayangnya dibalik kekayaan tersebut justru Pemerintah dan bangsa Indonesia sangat lemah dalam mematenkan apa yang seharusnya menjadi hak bangsa ini.
            Hari ini bangsa kita telah banyak dikagetkan dengan dirampasnya budaya seni milik Indonesia oleh negara lain. Dari data yang dikumpulkan dari situs  
Perpustakaan Digital Budaya Indonesia terdapat beberapa budaya seni milik Indonesia yang di klaim bangsa lain. Bahkan diduga dicuri, dipatenkan, diklaim, dan atau dieksploitasi secara komersial oleh korporasi asing, oknum warga negara asing, ataupun negara lain:
  1. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  2. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  3. Naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh Pemerintah Malaysia
  4. Naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  5. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  6. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  7. Lagu Soleram dari Riau oleh Pemerintah Malaysia
  8. Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh Pemerintah Malaysia
  9. Alat Musik Gamelan dari Jawa oleh Pemerintah Malaysia
  10. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
  11. Tari Piring dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
  12. Lagu Kakak Tua dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
  13. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah Malaysia
  14. Motif Batik Parang dari Yogyakarta oleh Pemerintah Malaysia
  15. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia
  16. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
  17. Kain Ulos oleh Malaysia
  18. Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia
  19. Lagu Jali-Jali oleh Pemerintah Malaysia
  20. Tari Pendet dari Bali oleh Pemerintah Malaysia
           
            Haruskah kita rela, atau kita bela? Pertanyaan retoris. Padahal Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki warisan budaya terkaya di dunia. Bagaimana tidak, hampir setiap provinsi memiliki budaya seni tersendiri. Sayangnya pemerintah belum melakukan upaya untuk mematenkan warisan budaya milik bangsa Indonesia.
            Sudahi mimpi buruk ini, dan tagih janji. Dalam Portal Nasional Republik Indonesia http://www.indonesia.go.id di sana terdapat Visi-Misi SBY dan Boediono selama periode 2009-2014, di dalamnya terdapat 13 Program Aksi yang harus direalisasikan. Dalam kasus ini, SBY-Boediono menempatkan pelestarian warisan budaya Indonesia dalam prioritas nomor 13. Berikut bunyinya:
Prioritas 13: Program Aksi Pengembangan Budaya
1. Menjaga suasana kebebasan kreatif di bidang seni dan keilmuan.
2. Menyediakan prasarana untuk mendukung kegiatan kebudayaan dan keilmuan yang bersifat non-komersial.
3. Memberikan insentif kepada kegiatan kesenian dan keilmuan untuk mengembangkan kualitas seni dan budaya serta melestarikan warisan kebudayaan lokal dan nasional, modern, dan tradisional.
            Budaya merupakan identitas bangsa. Jika aset budaya seni milik Indonesia tidak pernah dipatenkan dan dibiarkan selalu terampas, ini menandakan jati diri bangsa sedang terdegradasi. Jika kita biarkan hal ini terus-menerus terjadi, Indonesia tak akan lagi memiliki budaya yang dibanggakan, bangsa ini akan semakin terkikis identitasnya. 


Milka Anggun – BASIS Fbs Unj


Tuesday, May 21, 2013

Political Education


Bismillah.

Sudah dengar kabar kan kawan-kawan tentang banyaknya hal yang dipolitisasi? Dari mulai Pendidikan, Korupsi, sampai Kesehatan. Itu menunjukkan bahwa hari ini kita tidak bisa tidak ikut campur pada ranah perpolitikan. Sebagai masyarakat yang baik, tentunya kita harus mengikuti perkembangan bangsa dan negara melalui instrumen penting yang satu ini, Politik. Namun, sebelum ikut masuk ke dalam perpolitikan, kita harus cerdas dulu teman-temans. Lewat apa? Lewat “Pendidikan Politik” tentunya... Voila!

Apa itu PENDIDIKAN?
Pendidikan menurut M. Al-Hadi Afifi, “Usaha yang sadar, dan disertai dengan pemahaman yang baik untuk menciptakan perubahan-perubahan yang diharapkan pada prilaku individu, dan selanjutnya pada prilaku komunitas di mana individu itu hidup.”
Lain lagi menurut Ibrahim Ishmet Muthawi’, “Pendidikan adalah proses membangun kepribadian manusia secara integral. Di antara aspek kepribadian manusia itu adalah aspek Politik dan Sosial.”
Itulah tugas Pendidikan, proses membangun kepribadian dan pemahaman yang baik pada manusia.

Lalu apa itu POLITIK?
Plato dan Aristoteles menyatakan secara frontal, “Manusia adalah wujud yang hidup, mereka adalah binatang (memiliki naluri) yang berpolitik. Politik adalah sifat khas manusia”.
Menurut Ismail Ali Sa’d secara bahasa, “Siyasah (Politik) à As saus à Ar riasah (Kepengurusan),  Saasal al amra à Qaama bihi (Menangani urusan).” Jadi, berpolitik adalah ketika kita melakukan suatu hal yang membawa maslahat bagi sekumpulan orang.
Selanjutnya menurut Rifa’ah Rafi’, “Mengkaji, mendiskusikan, dan memperbincangkan urusan negara juga disebut POLITIK.”
Singkatnya menurut pandangan barat, “Politik adalah Seni mengatur negara”.
Lalu bagaimana Imam Syahid Hasan Al Banna memaknai Politik? ? ?
“Sesungguhnya seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali jika ia menjadi seorang politikus, mempunyai pandangan jauh ke depan dan memberikan perhatian penuh kepada persoalan bangsanya. Keislaman seseorang menuntutnya untuk memberikan perhatian kepada persoalan-persoalan bangsanya.”  Itulah beliau yang bersih dari paham sekularis, tidak memisahkan perihal aqidah dan politik.
Intinya yang harus kita pahami adalah Politik itu lebih luas maknanya dari hanya sekedar kekuasaan dan partai-partai politik. Mari saling mencerdaskan, jangan berbetah diri dalam sempitnya pemikiran kita akan politik:)

Berikut adalah tiga poin penting agar menjadi cerdas dalam berpolitik...
1. Sosialisasi Politik. Bagaimana cara mencerdaskan diri tentang perpolitikan? Adapun metode-metodenya sebagai berikut.
Secara global ada dua metode, yang pertama adalah metode Pendidikan politik tidak langsung (Indirect political learning). Ia bisa kita dapatkan secara struktural melalui Organisasi atau Asosiasi kemahasiswaan (Badan Eksekutif atau Legislatif). Namun bisa juga didapat secara kultural saja, berdasarkan kesadaran kita sebagai individu akan kebutuhan berpolitik.
Yang kedua adalah metode Pendidikan politik langsung (Direct political learning). Yang ini bisa kita dapatkan melalui pembelajaran politik jalur formal (sekolah) dan nonformal, bisa juga dengan meniru cara hidup tokoh-tokoh para pemimpin (gaya berbicara, gaya kepemimpinan, dsb). Yang terakhir kita bisa memahami nbagaiman berpolitik dari pengalaman pribadi dalam partisipasi politik.
Have a nice try!

2. Kesadaran Politik. Apa saja karakteristiknya? Bagaimana cara mendapatkan kesadaran akan berpolitik?
Berikut adalah empat karakteristik orang-orang yang sudah memiliki kesadaran politik: Memiliki pandangan yang komprehensif (menyeluruh), Wawasan yang kritis, Rasa tanggung jawab, dan Keinginan untuk menyelesaikan problematika sosial. Sudah adakah karakter tersebut dalam pribadi kita? Semoga, sambil belajar yuk.
Nah, ada cara-caranya nih agar kita bisa mendapatkan sikap sada politik...
- Kita mendapat arahan langsung dari pemimpin atau orang-orang yang mengerti politik
- Mempunyai pengalaman dari partisipasi politik
- Memiliki kesadaran dari belajar sendiri, seperti membaca koran atau menonton berita di tv
- Mengikuti dialog-dialog kritis dengan tokoh-tokoh politik atau orang yang mengerti politik
- Melewati metode-metode sosialisasi politik (yang di atas tadi)

3. Partisipasi Politik. Bagaimana karakteristiknya dan apa saja bentuk-bentuknya? Check this out!
Karakteristik dari Partisipasi Politik adalah dalam diri kita terdapat Hasrat untuk berperan aktif (menggunakan hak suara atau bahkan mencalonkan diri saat pemilu), Memiliki lebih dari sekedar kemauan untuk belajar tapi juga membutuhkan, Mendiskusikan persoalan-persoalan politik dengan orang lain, Bergabung dengan organisasi-organisasi mediator.
begitu teman-temans.. Karakter apa saja yang sudah kita miliki hari ini ya? #TalkToMySelf
Berikutnya adalah bentuk-bentuk dari Partisipasi Politik:
- Mengikuti kampanye politik
- Mengikuti aksi atau demonstrasi (demi mempengaruhi kebijakan pemerintah menuju kemaslahatan masyarakat). No anarchy, of course
- Memperbaiki lingkungan dan memberi pelayanan masyarakat
- Join the party atau pressure group (secara aktif atau standar partisipatif)

Naah... Segitu ilmu yang baru saya dapat dari bukunya Dr. Utsman Abdul Mu’iz Ruslan. Keren sekali, membuka wawasan kita akan pentingnya mengerti POLITIK. Masih ingat kan, Politik itu lebih luas maknanya dari hanya sekedar kekuasaan dan partai-partai politik. So, sudah tidak punya alasan lagi nih untuk ber-alergi-ria terhadap ranah perpolitikan. Karena kita sudah sama-sama paham dan tahu akan pentingnya kesadaran dan partisipasi politik. Tidak susah kan teman-temans? ? ?

Mari mencobaaa :)

Monday, December 10, 2012

SCW (Sospol Camp With FBS) a.k.a RCF

07-09 Desember 2012

Tiga hari lelah
Tiga hari menyenangkan
Tiga hari berkesan
Tiga hari mengenang

Semoga kami -kader-kader BASIS- bisa lebih cerdas dalam berpikir,  dalam berkata, maupun dalam bertindak.
Semoga kami dapat menjadi kader yang militan, dan komitmen dalam ber-aksi. Di bidang Sosial maupun Politik.
Semoga kami bisa menjadi manusia yang berdaya guna, seperti kakak-kakak kami yang dulu  juga pernah ikut berjuang dalam barisan Bahasa dan Seni Squad.

SEMANGAT BASIS.
SALAM CERDAS, MILITAN, BERDAYA GUNA!

-Internal Basis (Bima Basis

)

Wednesday, November 14, 2012

BASIS

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Allah. Sungguh diriMu begitu identik dengan rasa adil
Suka-ku imbang dengan duka-ku
Senyumku imbang dengan tangisku
Apapun itu yang aku tau pemberianMu tak pernah berat sebelah
Di manapun kaki berpijak, disitulah kehangatan keluarga dapat tercipta, sungguh Allah Maha Adil. Walau jasad ini jarang bertemu dengan mereka yang ada di rumah, namun Allah memberi saya keluarga kecil di fbs. Ya, basis (bahasa&seni squad). Pasukan bahasa&seni yang ghirohnya bikin saya semangat terus, salut dengan mereka yang selalu berazzam untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama, yang peduli pada umat disaat yang lain memanjakan egonya. Sosok keluarga yang cukup menambal rasa rindu saya pada ayah,ibu, bahkan kakak saya di rumah. Kalau sekali lagi saya ditanya tentang apa arti basis bagi saya, keluargalah jawabannya..
Merci Allah :)

Posted by