Powered By Blogger

Tuesday, May 21, 2013

Political Education


Bismillah.

Sudah dengar kabar kan kawan-kawan tentang banyaknya hal yang dipolitisasi? Dari mulai Pendidikan, Korupsi, sampai Kesehatan. Itu menunjukkan bahwa hari ini kita tidak bisa tidak ikut campur pada ranah perpolitikan. Sebagai masyarakat yang baik, tentunya kita harus mengikuti perkembangan bangsa dan negara melalui instrumen penting yang satu ini, Politik. Namun, sebelum ikut masuk ke dalam perpolitikan, kita harus cerdas dulu teman-temans. Lewat apa? Lewat “Pendidikan Politik” tentunya... Voila!

Apa itu PENDIDIKAN?
Pendidikan menurut M. Al-Hadi Afifi, “Usaha yang sadar, dan disertai dengan pemahaman yang baik untuk menciptakan perubahan-perubahan yang diharapkan pada prilaku individu, dan selanjutnya pada prilaku komunitas di mana individu itu hidup.”
Lain lagi menurut Ibrahim Ishmet Muthawi’, “Pendidikan adalah proses membangun kepribadian manusia secara integral. Di antara aspek kepribadian manusia itu adalah aspek Politik dan Sosial.”
Itulah tugas Pendidikan, proses membangun kepribadian dan pemahaman yang baik pada manusia.

Lalu apa itu POLITIK?
Plato dan Aristoteles menyatakan secara frontal, “Manusia adalah wujud yang hidup, mereka adalah binatang (memiliki naluri) yang berpolitik. Politik adalah sifat khas manusia”.
Menurut Ismail Ali Sa’d secara bahasa, “Siyasah (Politik) à As saus à Ar riasah (Kepengurusan),  Saasal al amra à Qaama bihi (Menangani urusan).” Jadi, berpolitik adalah ketika kita melakukan suatu hal yang membawa maslahat bagi sekumpulan orang.
Selanjutnya menurut Rifa’ah Rafi’, “Mengkaji, mendiskusikan, dan memperbincangkan urusan negara juga disebut POLITIK.”
Singkatnya menurut pandangan barat, “Politik adalah Seni mengatur negara”.
Lalu bagaimana Imam Syahid Hasan Al Banna memaknai Politik? ? ?
“Sesungguhnya seorang muslim belum sempurna keislamannya kecuali jika ia menjadi seorang politikus, mempunyai pandangan jauh ke depan dan memberikan perhatian penuh kepada persoalan bangsanya. Keislaman seseorang menuntutnya untuk memberikan perhatian kepada persoalan-persoalan bangsanya.”  Itulah beliau yang bersih dari paham sekularis, tidak memisahkan perihal aqidah dan politik.
Intinya yang harus kita pahami adalah Politik itu lebih luas maknanya dari hanya sekedar kekuasaan dan partai-partai politik. Mari saling mencerdaskan, jangan berbetah diri dalam sempitnya pemikiran kita akan politik:)

Berikut adalah tiga poin penting agar menjadi cerdas dalam berpolitik...
1. Sosialisasi Politik. Bagaimana cara mencerdaskan diri tentang perpolitikan? Adapun metode-metodenya sebagai berikut.
Secara global ada dua metode, yang pertama adalah metode Pendidikan politik tidak langsung (Indirect political learning). Ia bisa kita dapatkan secara struktural melalui Organisasi atau Asosiasi kemahasiswaan (Badan Eksekutif atau Legislatif). Namun bisa juga didapat secara kultural saja, berdasarkan kesadaran kita sebagai individu akan kebutuhan berpolitik.
Yang kedua adalah metode Pendidikan politik langsung (Direct political learning). Yang ini bisa kita dapatkan melalui pembelajaran politik jalur formal (sekolah) dan nonformal, bisa juga dengan meniru cara hidup tokoh-tokoh para pemimpin (gaya berbicara, gaya kepemimpinan, dsb). Yang terakhir kita bisa memahami nbagaiman berpolitik dari pengalaman pribadi dalam partisipasi politik.
Have a nice try!

2. Kesadaran Politik. Apa saja karakteristiknya? Bagaimana cara mendapatkan kesadaran akan berpolitik?
Berikut adalah empat karakteristik orang-orang yang sudah memiliki kesadaran politik: Memiliki pandangan yang komprehensif (menyeluruh), Wawasan yang kritis, Rasa tanggung jawab, dan Keinginan untuk menyelesaikan problematika sosial. Sudah adakah karakter tersebut dalam pribadi kita? Semoga, sambil belajar yuk.
Nah, ada cara-caranya nih agar kita bisa mendapatkan sikap sada politik...
- Kita mendapat arahan langsung dari pemimpin atau orang-orang yang mengerti politik
- Mempunyai pengalaman dari partisipasi politik
- Memiliki kesadaran dari belajar sendiri, seperti membaca koran atau menonton berita di tv
- Mengikuti dialog-dialog kritis dengan tokoh-tokoh politik atau orang yang mengerti politik
- Melewati metode-metode sosialisasi politik (yang di atas tadi)

3. Partisipasi Politik. Bagaimana karakteristiknya dan apa saja bentuk-bentuknya? Check this out!
Karakteristik dari Partisipasi Politik adalah dalam diri kita terdapat Hasrat untuk berperan aktif (menggunakan hak suara atau bahkan mencalonkan diri saat pemilu), Memiliki lebih dari sekedar kemauan untuk belajar tapi juga membutuhkan, Mendiskusikan persoalan-persoalan politik dengan orang lain, Bergabung dengan organisasi-organisasi mediator.
begitu teman-temans.. Karakter apa saja yang sudah kita miliki hari ini ya? #TalkToMySelf
Berikutnya adalah bentuk-bentuk dari Partisipasi Politik:
- Mengikuti kampanye politik
- Mengikuti aksi atau demonstrasi (demi mempengaruhi kebijakan pemerintah menuju kemaslahatan masyarakat). No anarchy, of course
- Memperbaiki lingkungan dan memberi pelayanan masyarakat
- Join the party atau pressure group (secara aktif atau standar partisipatif)

Naah... Segitu ilmu yang baru saya dapat dari bukunya Dr. Utsman Abdul Mu’iz Ruslan. Keren sekali, membuka wawasan kita akan pentingnya mengerti POLITIK. Masih ingat kan, Politik itu lebih luas maknanya dari hanya sekedar kekuasaan dan partai-partai politik. So, sudah tidak punya alasan lagi nih untuk ber-alergi-ria terhadap ranah perpolitikan. Karena kita sudah sama-sama paham dan tahu akan pentingnya kesadaran dan partisipasi politik. Tidak susah kan teman-temans? ? ?

Mari mencobaaa :)

No comments:

Post a Comment