Powered By Blogger

Sunday, February 28, 2016

Hari full barokah

Bismillaah

Dua hari ini, adalah hari-hari terbaik yang dilewati --insyaaAllah-- dengan cara yang baik, bersama orang-orang terbaik. Sahabat, pernahkah kamu merasakan manisnya perjumpaan dan getirnya perpisahan? Keduanya adalah hal terindah yang pernah kita semua lewati, bukan? Menjadi pembelajaran terbaik untuk menghargai dan mensyukuri segala sesuatu yang kita jumpai.

Kemarin, selepas memeriksa kondisi mata yang semakin meningkat (minusnya) di RS cibinong, saya melanjutkan perjalanan ke SMA dengan tujuan menghadiri rapat mentor bersama ptb cibinong, sayangnya saya melewati momen tersebut karena sesampainya di sekolah saya hanya kebagian salam-salaman dan cipika-cipiki antar akhwat fillah rahiimakumullah hehe. Namun lepas dzuhur, kami membuat rencana untuk kembali berkumpul (akhwat) sebab evaluasi besar kami adalah jarang berkumpul untuk sekadar membangun tiang-tiang persaudarian, sementara para ikhwan sudah sukses bersama futsal pekanannya. hmmm~ Lalu kami pun memutuskan untuk ngariung di bakso Sukaraden, melewati waktu makan siang sambil berbagi kisah satu sama lain.

Setelahnya, saya kembali memenuhi sebuah agenda yang tidak kalah menarik di daerah bekasi. Kesalnya, tidak sampai dua jam saya pulang ke rumah, saya lupa membawa kembali handphone yang baru saja dicharge, hingga kereta berjalan dengan cepatnya, saya baru t-e-r-s-a-d-a-r. "Oh, jangan bilang ngga bawa hp, please rutenya ada di sana, nyasar gak nih ya kalau tetep lanjut, patokannya apa ya lupaa, duh yaudah paling tar pulang lagi, eh tapi ikhtiar dulu, bisa kok, bisa hidup tanpa HP". Begitulah suara-suara sugesti yang bersautan di dalam pikiran saya, bersemangat menuju sebuah agenda tetapi lupa alamat, sempurna. Merasa dudul, dan saya tak putus ber-istighfar sebab hati begitu khawatir, padahal apalah arti sebuah handphone, benda, mati.

Saya berpikir keras --akhirnya--, "kemarin apa ya jarkomannya, daerah apa ya namanyaaaa hemmm". Sampai lewat beberapa stasiun saya pun teringat satu petunjuk, "istiqomah namanya!Sip". Bisik saya sambil masih mengingat nama daerah persisnya. Saya terus berdo'a kepada Allah agar disampaikan pada agenda itu bagaimanapun caranya, semoga Allah pertemukan dengan kawan yang juga menuju ke sana. Semoga.

Sepanjang perjalanan saya masih dibuat merenung, "di mana ya itu alamatnya, lupa yaa Rabb" saking khusyu' nya saya kelewatan satu stasiun, kala itu saya sedang melanjutkan juz saya yang kembali berhenti di rumah laba-laba, al-ankabut ayat 57, kullu nafsin dzaa iqotul maut 'setiap yang bernyawa pasti akan mati'. Saya jadi semakin dibuat merenung senja itu, saya makhluk biasa yang akan binasa pada akhirnya, lemah, tiada daya dan upaya kecuali pertolongan-Nya, mudah lupa, handphone yang setiap hari dikantong saja lupa terbawa, hem.

Sesampainya di angkutan umum yang saya masih hafal rutenya, saya mulai teringat nama kompleknya dan angkot menuju ke sana, hanya saja saya lupa daerah persisnya. Tidak lama ada seorang bapak yang menghampiri pak supir di sebelah saya dan bertanya, "pak, saya mau ke tempat --itu--, daerah --itu--, saya lanjut angkot apa ya?"

kemudian pak supir menjawab, "oh naik angkot kode sekian pak, nanti bapak sampai --di situ--"

"sepertinya searah dengan saya pak, saya juga --ke sana--" tambah saya menimpali.

"oh iya mba, yang deket pom bensin,itu kan, oke mba!" jawab bapak tadi.

Satu kesimpulannya, saya mendapati semua informasi dan nama daerah dalam satu waktu percakapan tadi. Maasyaa Allah laa quwwata illa billah.

Siapa sangka? Saya hanya mesem-mesem penuh syukur dan tak henti mengucap hamdallah. Alhamdulillaah..

Setelah berganti angkot dan melanjutkan perjalanan, saya bertemu dengan supir yang maasyaaAllah ramah khas bogor, sunda pisan. "Makan paya neng ya..", "minum neng..", "isi bensin dulu ya neng", semua hal dikonfimasi terlebih dahulu kepada saya selaku penumpang yang duduk di sebelahnya, "mangga pak..." jawab saya untuk ke sekian kalinya. Meski pada akhirnya saya kelewatan tempat yang saya tuju tetapi untungnya tidak jauh, saya yang lupa mengingatkan detailnya kepada si bapak, untungnya beliau gemar mengonfirmasi, "neng, kompleknya nomor sabaraha?". "Ngga ada nomornya pak, komplek yang itu pokoknya.." jawab saya, "haduuuh kelewatan neng..." jawab si bapak. Akhirnya saya jalan kaki lagi :)

Hari mulai gelap, adzan maghrib telah berkumandang, rasanya ingin segera berada di masjid itu, tempat di mana agenda dijalankan. Belum sampai sedetik ingin bertanya --masih jetlag--, "Mau ke masjid itu ya neng? lurus, ketemu kali belok kanan. Lurus, ketemu kali tuh neng, belok kanan". Tekan beliau dengan senyum hangat sambil mengarahkan dengan tangannya, seorang bapak yang bekerja sebagai satpam komplek tersebut. "Oh, iya, terimakasih banyak ya pak!" jawab saya singkat dengan membalas senyumnya.

Saya, bahagia, karena Allah hari ini begitu banyak menurunkan bala tentaranya yang membantu saya untuk menaklukan rasa khawatir hidup tanpa hape. Sayang, kompleknya gelap, saya mencari-cari di mana letak kali yang bapak tadi maksud, tak lama ada motor yang berhenti di samping saya dan menengok dengan ragu, "nah, kirain siapa, yuk bareng ke masjid ---!" ajaknya. Kalimat hamdallah kembali meluncur dengan bebas dalam hati, Allah, Allah, Allah. Segala kebaikan menjadi sempurna karena-Nya.

---
Pagi ini saya pamit lebih awal, sedih karena tidak sampai selesai ikut agenda bersama saudara-saudari tercinta, saya benar-benar menjalani pekan ini dengan khidmat, semuanya begitu membekas, semuanya. Di sepertiga malam itu, saya meminta banyak kepada Allah, sebab hujan turun bersama barokah-Nya.. Ya, saya banyak meminta. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Allah.. Fawatsiqillahumma, rabithataha. Kalimat yang membuat mata saya terpejam begitu dalam. Uhibbukum fillah.

Sesampainya di bojong gede, hujan masih bertahan, mendung, dingin, rasa kantuk tak tertahankan, tetapi saya terlanjur berjanji untuk mengisi acara anak-anak di rumah nenek, ulang tahun dua sepupu kecil yang shalih dan shaliha insyaaAllah :) setelah menyantap teh susu hangat, saya pun membereskan diri dan berangkat ke rumah nenek yang terletak beberapa ratus meter dari rumah. 

Hari ini agenda penuh bersama keluarga, nenek-ibu-ayah-om-tante-sepupu-ponakan, semuanya, semoga barokah :) Karena silaturahim tidak akan melahirkan hal selain kebaikan..

Allahu a'lam


Besok, perjuangan hari perdana! FIGHTING, HAMASAH, BON COURAGE!

Thursday, February 25, 2016

Gula-gula kapas

Bismillaah

Hijrah, adalah kondisi di mana kita meninggalkan sesuatu untuk menuju sesuatu yang baru dan --insyaaAllah-- harapannya jauh lebih baik. Sedangkan sedih, adalah rasa di mana tidak banyak kata yang mampu diucap, tetapi justru mata yang banyak berucap.

Saya, semakin hari menyadari bahwa saya betul-betul mencintai mereka, lillaahi ta'ala. Apa ada hal termanis yang kita dapatkan dalam jalan ini selain ukhuwah semanis gula-gula kapas? Itu adalah hal termanis yang pernah saya kecap selama lebih kurang 5 tahun belakangan ini.

Begitupun kesedihan, adakah hal yang lebih menyakitkan daripada jarak antara ukhuwah seharum gula-gula kapas tadi? Singkatnya hanya mata ini yang mampu menyampaikan pesan dalam syahdunya pertemuan kedua telapak tangan kala berdo'a.

Apadaya lisan yang kelu dan malu untuk mengaku bahwa saya rindu. Sedari jauh-jauh hari sebelum saya tersadar bahwa akan benar-benar "pindah" dari tempat itu.

Saya, tidak ingin menjadi sekadar teman-teman akrab kalian di dunia ini, sekiranya Allah berkenan, mari kita berdo'a dengan khidmat, meminta agar Allah bangunkan UNJ kedua di jannah-Nya, reuni abadi, kita benar-benar keluarga, tanpa jarak ukhuwah :)

Astaudi'ukallah, yaa muqallibal qullub tsabbit qulubana 'ala diinik wa 'ala tha'atik.

00.31
Bojong Gede
Hujan, hujan, hujan.

Tuesday, February 23, 2016

Paspor oh paspor

Alhamdulillaah..

Dari pukul 09.30, setelah puas muter-muter keliling bogor nan hujan dan sejuk *nyasar* akhirnya sampai juga di sini, kantor imigrasi Bogor. Sekarang jarum jam handphone *emangada* telah menunjukkan pukul 13.21 Waktu Indonesia bagian Bogor... Menunggu terkadang, menjadi aktivitas yang membosankan. Seketika merasa rindu kampus, rindu sekali. Masih terjebak di sini, nunggu nunggu nunggu aja padahal... pingin ke rawamangun aja rasanya. Paspor oh paspor.

Supaya isi blog ini bukan sekadar curhatan, maka saya mau bagi langkah-langkah singkat pembuatan paspor bagi pembaca yang belum pernah buat yaa.. yang udah pernah, baca tulisan lain aja dari blog ini, jelajahi sesuka hati, semoga terinspirasi! :)

Berikut adalah langkah singkat membuat paspor yang diawali dengan via online:

1. Isi Pra Permohonan pembuatan paspor di www.imigrasi.go.id

2. Setelah sampai pada pengisian 50% form, maka kita akan diarahkan untuk melakukan pembayaran, dan dikirimkan email SPRI berupa PDF pengantar pembayaran bank (dibawa saat melakukan pembayaran di bank BNI yang kemudia dikenakan biaya administrasi bank sebesar 5.000 rupiah)

3. Buka kembali email SPRI pada poin nomor 2 di atas, dan klik link 'Lanjut' (situs akan diarahkan pada form Pra Permohonan pembuatan paspor yang baru terisi 50%)

4. Lanjutkan dengan mengisi Nomor pembayaran bank (Jurnal Bank), kemudian pilih Tanggal Kedatangan ke Kantor Imigrasi pilihanmu, selesaikan form hingga verifikasi terakhir

5. Buka kembali emailmu, di sana akan ada email kedua dari SPRI yang berisi PDF tanda terima permohonan, yang kemudian akan dibawa pada hari kedatangan

6. Saat hari kedatanganmu, bawalah tas pribadi yang lengkap berisi:
a. Materai 6.000
b. KTP (asli & fc perbesar)
c. Kartu Keluarga (asli & fc biasa)
d. Akte Lahir (asli & fc biasa)
e. Ijazah (hanya untuk berjaga apabila diperlukan)

7. Sesampainya di Kanim tujuanmu, pergilah menuju loket Pendaftaran Online dan berikan berkas-berkas yang sudah disiapkan, selanjutnya kita diberikan map kantor imigrasi dan nomor antrian foto & wawancara

8. Duduklah dengan nyaman, sambil menunggu nomor antrianmu dipanggil untuk melakukan pengambilan foto dan sidik 10 jari

9. Setelah selesai pengambilan foto, maka tunggulah kembali sampai namamu dipanggil untuk melakukan wawancara verifikasi data pemohon pembuatan paspor

10. Jika semua telah selesai, kembalilah dalam waktu tiga hari kerja setelah hari kedatangan pertamamu ke Kanim pilihan.


Gangguan yang mungkin diterima:

1. Tidak bisa memilih tanggal kedatangan di form online?
-Tenang, itu bisa jadi karena gangguan jaringan. Kirimkan saja laporan hambatan yang diterima kepada Email humas@imigrasi.go.id atau timtik@imigrasi.go.id (lampirkan nomor permohonan dan foto bukti pembayaran)

2. Uang pembayaran paspor tersangkut di Kanim Pusat?
-Kalem, biasanya akan langsung diurus selama lebih kurang dua jam, kemudian kembalilah ke counter dan tanyakan hasilnya, insyaaAllah selesai

Don't be panic! :) 

Semoga lancar ya, aamiin

Monday, February 1, 2016

Yudisium Les Pendus

Alhamdulillaahilladzi bini'matihi tatimmushalihaat..

Allah est Formidable, très formidable. Il nous donne des facilités pour obtenir notre diplôme dans ce département du français. Parfaitement, nous avons ce diplôme à notre 9ème semestre! 

Félicitations les pendus! nous n'avons plus besoin de sentir la ballade des pendus de Villon n'est-ce pas? :'

Je suis tellement heureuse de vous connaître :) 

Zihni, Wuri, Fahmi, Eka, Selvia, Virni, Feby.
JBP 2011.

Les autres, je te souhaite tout le méilleur pour vous ;)