Powered By Blogger

Friday, May 24, 2019

Leadership Hqq?

Bismillah

Kali ini, kita ngga akan bahas sesuatu yang ideal menurut teori A, B, C. Pengamatan dan pengalaman sederhana yang saya rasakan, sepertinya akan berkaitan secara otomatis dengan keumuman yang ada 😁 apa sih?

Secara umum, kita tahu bahwa pemimpin itu kepala, beri komando atas berjalannya fungsi organ tubuh. Sebagaimana seorang pemimpin mengorganisir pasukannya.

Beragam situasi mengharuskan saya belajar menjadi seseorang yang dikomandoi, serta mempelajari bagaimana para pemimpin itu memberi instruksi.

Ada yang hanya senang komando tanpa terlibat, ada yang turun terlibat, sampai terlibat penuh alias belum percaya pada timnya 😅

Beragam gaya kepemimpinan saya amati dan pelajari, ada yang baik bisa diambil, yang kurang pas bisa disisihkan saja.

Saya pribadi senang dengan pemimpin yang jelas dalam instruksi, dan turun terlibat meski tidak sepenuhnya. Cukup dengan curahan perhatian, serta tawaran perbantuan yang diberikan. Ditambah lagi kepercayaan yang ditanamkan, justru menjadi awal menjadikan kami bibit yang unggul.

Semua orang bisa berada di posisi memimpin. Namun tak semuanya berjiwa pemimpin.

Salah satu syukur dan bahagia itu, kala kami dipertemukan dengan leader yang mengerti makna dari amanahnya. Tidak sewenang-wenang, ataupun bekerja one man show. Sendirian.

Melainkan mereka yang jelas memberi arahan, perhatian, serta kepercayaan.

Jazakumullahu khayran untuk nama-nama yang akan saya ingat. Berjasa atas kepemimpinannya guna mendidik saya menjadi muslimah yang cerdas dan hebat (well, meskipun belum) 😫

Allah yubaarik fiikum..

Tuesday, October 9, 2018

Mengenali Tangisan

Bismillah
.
Biasanya, orang akan 'menganggap' kalau sudah 'mengenal'. Betul atau benar? :)
.
Omong-omong bukan itu bahasannya. Adakah tantrum untuk anak jelang remaja?
.
Baru saja kusaksikan seorang anak lelaki seusia kelas 6 SD di rumah sakit tempat biasa berobat. Ya, daerah Cibinong. Ia menangis, merajuk, sampai berteriak.
.
Apa sebab?
Ia meminta pulang. Maklum, anak-anak. Cepat bosan. Masanya main dengan kawan-kawan. Tak senang dengan suasana yang tak ceria. Jarang ada rumah sakit yang menyenangkan. Sebab ia identik dengan jarum, darah, obat. Apalagi?
.
Semua orang di sekitar anak itu menyimak hentakannya. "Mau pulang!" Teriaknya. Berulang kali dengan nada yang semi tinggi.
.
Apa sikap sang bunda di sebelahnya? Tak acuh sama sekali. Menengok sesekali. Menyabarkan sang anak dengan kalimat, "bisa diam ngga sih? malu itu dilihat orang-orang. Ih." Lalu palingkan lagi wajahnya. Sedetik menatap mata ananda saja tak dikerjakannya.
.
Kira-kira apa respon anak usia SD? Langsung diam, gitu? Malu dengan tanggapan kami? Menaati bundanya? Mencari aktivitas lain?
.
Sayangnya jawaban tak ada di pertanyaan di atas. Respon sang anak justru berteriak lebih lantang, "bodo amat!" Serunya. Dengan suara yang sudah cukup ngebass. Meronta meminta pulang. Sesekali menyuduk kepalanya, ke punggung sang bunda. Namun bunda tak merespon. Bunda tetap memilih diam.
.
Semakin bunda diam, semakin gigih ananda merajuk.
.
Kasihan.
.
Sementara, orang-orang hanya berkomentar. Katanya tidak pantas, anak usia 6 SDmerajuk berteriak. Menyalahkan kekeliruan sang anak di muka umum.
.
Hem. Tidakkah yang lebih dewasa menilai dengan kejernihan akal? Darimana sang anak memutuskan perilaku tadi? Membentuk rajukan maut sedemikian rupa? Apa sebabnya? Masih sempatkah kita menyalahkan ia yang (bahkan) baligh saja belum? Dikenai hukum syara pun belum waktunya.
.
Aku menyimak teriakan dan tangisan sang anak. Sok tahuku, luapan itu bersumber dari keringnya tatapan dan perhatian ibunda. Hematku, tangisan ananda bisa saja redam. Sangat bisa. Asalkan bunda mau mengenali tangisan nanda. Sebentar saja.

Saturday, July 7, 2018

Cerdas

CERDAS
.
Bismillah
.
"Jadilah Manusia cerdas," kata my ibuk
.
Rasulullah sudah ingatkan jauh-jauh hari, "Manusia Cerdas, ialah senantiasa ingat kematiannya"
.
Bukan menakut-nakuti, lebih kepada memotivasi :)
.
Namun, kenapa harus mereka yang dikategorikan Cerdas?
.
Kenapa tidak orang yang dikatakan jenius, IQ tinggi, IPK ngepas (4.0 😂), atau bergelar a-b-c-d?
.
Jawab ibuk,
Karena di saat manusia lain berbangga menyebut dirinya sebagai yang paling Visioner. Lalu  saling berlomba merancang dunia. Dari lima, sepuluh, limabelas, sampai duapuluh tahun ke depan
.
Di saat yang sama, manusia 'Cerdas' yang dimention Rasulullah tadi, justru mampu merencanakan hidupnya bahkan hingga nanti, fase SETELAH kematiannya
.
Hendak di mana dan bersama siapa, kehidupannya kelak
.
Mengoptimalkan ikhtiar, melejitkan amal shalih, hingga mendarat di Jannah (allahumma inna nas'aluka ridhoka wal jannah) aamiin ya Rabb
.
Jazakillahu khayran my ibuk @ummu.sajjad 💓
.
Selalu suka diingatkan dengan kematian, agar gercep berbekal
.
Sebab yang bernyawa, faktanya pasti mengalami mati 😊

Saturday, June 30, 2018

Revisi

Bismillaah
.
.
Betapa banyak kesempatan yang Allah berikan selama kita hidup di dunia, merevisi amalan-amalan kehidupan. Kurang bisa ditambah, keliru bisa diperbaiki, salah bisa dikoreksi. MaasyaaAllah
.
Berapa kali ya sudah revisian selama hidup di dunia?
.
Selain skripsi, dan laporan kerjaan
.
Semoga selalu tersadarkan, mumpung masih sempat, mumpung masih nafas, mumpung masih Allah kasih tumpangan di dunia.
.
Kejar 6 hari Syawal! Barangkali Allah terima revisinya 1000 tahun belakang dan mendatang
.
Siapapun yang baca tulisan ini, mohon do'a supaya penulis tetap semangaat!
Merevisi calon buku pertamanya ♡
.
.
Jazakumullahu khayraan

Monday, June 11, 2018

Guru Hati

Bismillah
.
Pada hakikatnya, kita semua adalah guru, adalah pendidik, bagi Hati kita. Tugas kita seyogyanya mentarbiyah ia menjadi sebaik-baik murid kehidupan.
.
Bila Hati marah, kita wajib mengingatkannya agar bersabar, agar tetap mendahulukan akal yang jernih, agar menunggu waktu yang tepat untuk mengizinkan lisan mengucap kata.
.
Bila Hati resah-gelisah-gundah, kita wajib menasihatinya dengan alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub, surah Ar Ra'd ayat 28, boleh jadi ia lupa, bahwa sumber ketenteraman, adalah dengan mengingati kebesaran dan eksistensi Allah.
.
Bila Hati iri-hasad-dengki pada kebaikan, kita wajib memarahinya dengan peringatan paling tegas, alangkah hina hati yang gemar menghinakan, alangkah buruk hati yang menghendaki keburukan, na'udzubillah tsumma na'udzubillah.
.
Tarbiyyah Hati dengan segala kebesaran-Nya, maka ia akan semakin merunduk, merasa kecil dan hina, lemah dan tidak pantas untuk merasa sombong pada dunia.
.
Tarbiyyah Hati dengan rasa bahagia, sukacita, terutama dalam ketaatan kepada-Nya, serta ajarkan ia, agar dapat meresapi kebahagian-kebahagian di sekitarnya, yakni rasa bahagia yang dimiliki oleh saudara seimannya.
.
Tarbiyyah Hati dengan ketenangan dan keyakinan janji Allah, sehingga begitu mudah baginya untuk merindu Syurga, melakukan amalan-amalan Shalih di setiap nafasnya.
.
.
Allah..
Izinkan kami menjadi sebaik-baik guru bagi Hati kami, izinkan untuk terus belajar dan mengajarkannya, agar Engkau ridho, terhadap apa-apa yang mungkin tak dapat dilihat, tapi mampu kami rasa, ya -- Hati.
.
Faghfirlana ya Rabb
.
Ttd,
Hati yang masih terus belajar.

Saturday, May 12, 2018

Lulus

Bismillah
.
Senang-sedih, suka-duka, tangis-tawa, bahagia-kesal, pertemuan-perpisahan, mendapatkan-kehilangan, semua itu karunia Allah kepada hamba yang dicintai-Nya.
.
Semakin ditimpa musibah, semakin taat. Semakin diuji, semakin kuat. Semakin dilanda duka, semakin nikmat. Semakin diterpa cobaan, semakin hebat. Begitulah IMAN bekerja, kepercayaan penuh dari mulai terhadap-Nya sampai dengan seluruh perangkat Qada dan Qadar-Nya.
.
Ujian itu, pilihan akhirnya ada hanya dua hal. 'Lulus atau Gagal'. Bahasa diplomatisnya,  'segera lulus atau Tertunda'. Apapun bentuk ujiannya, darimulai ranah pendidikan, hingga ranah kehidupan.
.
Ujian Allah, baik dalam bentuk kebaikan maupun musibah, aku selalu ingin lulus darinya.
.
Kubulatkan tekad, "harus lulus!"
.
Tahu kenapa?
.
Karena saat aku tak lulus menjaga Imanku dalam setiap cobaan-Nya, dilain kesempatan Allah sampaikan aku pada ujian yang sama. Berulang kali hingga Allah menyatakan lulus dan kulewati segala musibah dengan senyum optimis dibersamai oleh segala Kebaikan-Nya.
.
Aku ingin menjadi hamba yang lulus.
.
Bukan nilai yang kucari, tetapi KEYAKINAN HATI bahwa Allah tiada pernah menyia-nyiakanku. Akun ingin lulus dengan predikat itu.
.
Tidak perlu gelar atau jabatan dunia, cukup derajat IMAN dan TAKWA yang prestatif di mata-Nya.
.
Tidak perlu toga, cukup diakui sebagai hamba yang baik-Nya saat hari wisuda kelak, yaumul akhir.
.
Lulus, kita pasti bisa lulus! Kita harus lulus! Tentu dalam setiap musibah, ujian yang dikaruniakan Allah.
.
Cukup Allah. Cukup. Bahkan lebih dari cukup.
.
"Nikmat yang melalaikan kita dari mengingat Allah adalah Musibah. Sebaliknya, Musibah yang mengakrabkan kita dengan Allah adalah Nikmat."
.
.
Luluslah, dan jangan tunda!

Sunday, April 15, 2018

Menangis Saja

Bismillah
.
Duka, kesedihan, kekecewaan, adalah fitrah manusia sebagai makhluk yang lemah.
.
Jika itu semua lenyap, niscaya kita tak akan pernah lagi memohon pertolongan kepada-Nya, Allah subhanahu wa ta'ala.
.
Satu hal paling ampuh mengatasi semua adalah, menangis.
.
Menangislah, pada Dzat yang menciptamu, bukan pada sembarang orang..
.
Sebab sebaik-baik solusi, ada pada ketetapan-Nya..
.
Menangislah, sebab kau sadar, bahwa manusia amat sangat memerlukan Rabbnya dalam setiap urusan..
.
Biarkan air matamu mengalir, dalam pinta kepada-Nya, berdua saja, jangan kau bagi kepada selain-Nya..
.
Luapkan sesakmu, pada sujud yang dalam.
.
Teriakkan kesedihanmu, dengan melafadz istighfar sebanyak kau bisa.
.
Hempaskan rasa sendiri, rasa bahwa hanya kau yang memiliki MASALAH paling besar. Itu semua hanya kebohongan syaithan yang dibisikannya dalam hatimu.
.
Ia mengusik keimananmu, bahwa tiada hal terhebat yang dapat menandingi KESEDIHANMU.
.
Dusta!
.
Allah.. ada ALLAH..
.
Terus saja mengingati-Nya, menangis kepada-Nya, memohon ampunan serta pertolongan-Nya.
.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini, yakinlah, kamu bukan satu-satunya yang paling bersedih SAAT INI.
.
Allah ma'ana :)