Powered By Blogger

Wednesday, July 27, 2011

Ahmad Fairuz Abadi :)

Bismillahirrahmaanirrahiim…

Apa yang kalian lakukan pada pekan terakhir di bulan juli ini??? Apa…? Aku? #ceritanya ada yang nanya# Ya, kalau aku menghabiskan waktuku di rumah nenekku… apa karena? Karena, eh karena di sana ada adik sepupuku yang ayahnya sedang pergi ke pulau Sumatra bagian barat. Dan ibunya juga bekerja, berangkat pagi hari dan pulangnya ba’da Isya. Sehingga akulah yang diberi tugas menjaga bocah lelaki berumur 6 tahun itu.

            Adik sepupuku itu baru masuk Sekolah Dasar di SDIT Amalia :D ihiiiiiiiiiiiiiw perasaan kemarin baru TKIT, eh sekarang sudah SD :’) biasanya waktu TK ia pulang ke rumah pukul 10 pagi, namun kini sekolahnya menganjurkan untuk pulang ba’da shalat dzuhur… ^^ tapi, katanya itu baru berlaku ba’da bulan ramadhan. Jadi sekarang-sekarang ini jam 12 teng do’i sudah ada di rumah. Naah, dari pukul 12 teng itulah tugasku mulai berjalan hingga ibunya pulang nanti.

            Sesampainya di rumah, yang do’i rindukan bukanlah kami yang berada di rumah, bukan aku, adiknya, ataupun nenek. Tapi sepedah kesayangannya. Aku mulai membuka suara, “Abaaang ayo,ayo ganti baju duluuu.” #Abang: Panggilannya di rumah.#

Do’i: “Iyaaa sebentar aku main sebentar duluu…”

Tanpa banyak bicara lagi aku datang menghampirinya dengan perbekalan kaus dan celana rumah. “Abang ayo ganti baju.”

Do’i: “Iyaaaaaa.” #Taro sepedah#

            Dikira main hanya berhenti sampai di situ, ternyata di ambil mobil-mobilan dan banyak beralasan menunda-nunda untuk mengganti bajunya. Aku: “Tuh kan abang belum ganti baju juga, anak esde kan udah pinter nggak usah disuruh-suruh lagi… Mau uni yang pakein hayo?” #Uni: Panggilan kakak bahasa padang#

Do’i: “Iya,iya aku pake sendiri, kan aku udah esdeeeeeeeeeeeeeeee…” #GR udah esde#

Aku: “Naah, gitu donk. Abis ini minum susu trus bobo siang yaa...”

            Menjelang tidur siang do’i malah main game komputer pemirsa. Itu lho yang game tentang hamster di dalem bola trus digelindingin sampe ke kotak GOAL. Karena gamenya itu mudah tinggal menggelindingkan bola, jadi do’i selalu berhasil! daaaaaaaaaaaaaan nggak berhenti main. Aku: “Bang yok tidur siang.”

Do’i: “Iya sebentar aku main duluuu…”

Aku: “Abis menang satu lagi udah ya.”

Do’i: “Iyaaa…”

Dan voila! Thank You Allah, do’aku terkabul. Gamenya berakhir juga, “Naah, udahan kan bang. Ayo Shut Down dulu…” lucunya, tiba-tiba do’i pura-pura amnesia gimana cara QUIT dari game tersebut. Tanpa perlawanan di atas tangannya aku taruh tanganku, lalu kami menggerakkan mouse menuju kata QUIT, dan ketika si game menanyakan apakah kami yakin akan meninggalkan games tersebut? Tanpa basa-basi kupilih ‘YES’ dengan mantap. Ya, Allahu Akbar! Hidup tidur siang!

            Maaf MP-ers ternyata tak berhenti sampai disitu, masih ada halang rintang. Dalam sekejap diambilnya motor-motoran kecil trus main asik sendiri, “Ngeeeng… ngeeeeeeng…”

Aku: “Fairuz. Ayok tidur siang.” aku menegaskan.

Do’i: “Iya sebentar aku main dulu…” alasan klasik.

Aku: “Udah bang, sebentarnya udah habis ayo tidur ya anak sholeh…” do’i nggak bergerak, aku pun mulai memutar otak. “Oh iya, uni punya mainan puzzle looooh abang mau gaaaaaaak?” #mainannya sudah kupersiapkan dari rumah sebagai jurus maut penarik hati#












Do’i: “Mana…??? Uni punyaaaa………??” tanyanya mulai tertarik.

Aku: “Punya dooooonk, yok kita main! tapi di kamar nenek ya sekalian tidur siang…”

Do’i: “Iya! Ayok,ayok!” ihiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiy berhasil, berhasil, berhasil, HORRRE!!! :D

 

            Benar saja, dia antusias masuk ke ruang tidur nenek lalu kami main puzzle di atas kasur. “Ayo coba abang bisa gaaaak aturnyaaaa?”

Do’i: “Uni bantu aku doooooong, ini gambarnya apa un? Uni ini darimana pazelnya?”

Uni: “Dapet dari ciki waktu uni masih kecil…”

Do’i: “Ciki apa un? Nanti aku juga mau beli aaah, dulu aku pernah doong uuun dapet dari ciki juga tapi gambarnya upin-ipin…”

Aku: “Upin-ipin? Lucu dooonk. Ha ha kamu mah kalo mau puzzlenya ngga perlu beli ciki dulu bang, sama ayah aja beli puzzlenya langsung…”

Do’i: ”Emang ada? Uni beli di mana???”

Aku: “Di toko mainan juga ada…” kataku sambil terkekeh.

Bermain pun selesai. Waktunya memejamkan mata… “Udah bang yok puzzlenya rapihin…”

“Okke Bossss…” Jawab do’i. Kuberi satu bantal nenek untuk menyangga kepala dan lehernya, kuambil buku gambarku lalu kukipas-kipaskan ke matanya #dengan cara itu ibunya bilang do’i akan cepat terlelap# Benar saja, matanya sudah sepuluh watt! YESSS! Aku juga jadi mengantuk… tanganku mulai pegal, lalu kubiarkan ia tertidur dengan kipas otomatis milik nenek saja. Seketika itu pula ada suara dari jendela yang tiba-tiba dibuka, membuat cahaya matahari masuk dan menyilaukan mata kami. “ABAAAAAAAAAAAAAAANG!!!” teriak anak perempuan berumur 3,5 tahun memanggil kakak kesayangannya. Aku terkejut dan langsung memberi isyarat untuk diam, “Sssst… adeeek  abangnya udah mau bobo, nanti aja ya mainnya…” Alhamdulillah wa syukurillah, teteh pun datang membantu usahaku menidursiangkan bocah lelaki ini, teteh menggendong si adik dengan seketika dan menutup jendela rapat-rapat. Yeah. Tapi karena si abang tak bisa dibohongi dia tiba-tiba sadar dan bertanya, “ih si adek ya un…?”

Aku: “Iya, udah bobo lagi ya uni kipasin.” Agar lebih nyenyak kuputar murottal sebagai pengantar tidur siangnya. Ternyata malah memancing do’i untuk bersuara, “Loh un aku juga mau denger… nggak kedengeran…”,  Aku: “Iya,iya ini uni gedein suaranya…kamu juga sambil bobo…” tanganku pun terus mengipasinya. Beberapa menit kemudian dia berbalik badan lagi dan bertanya, “Uni, uni tau ngga kalau jajan tiga ribu dapet berapa?” #gubrak, pertanyaan penting sekali pemirsa#

Aku: “Hah? Maksudnya…? Udah,udah ntar aja ya ngobrolnya, kamu tidur dulu. Uni juga ngantuk, udah merem yaa…meremmm…” langsung ku-elus rambutnya dan kukipasi lagi agar cepat terlelap. Yippie! Alhamdulillah, diapun akhirnya tertidur.

            And it’s time to makan siang! Sembari nonton huba-huba alias marsupilami, dan A! Football disalah satu stasiun tivi, sang abang kuberi makan siang. Dan lucunya pada stasiun televisi itu disetiap pergantian acara pasti diselingi dengan anak-anak kecil menyanyikan lagu Garuda Pancasila memakai pakaian cita-citanya masing-masing. Ada yang jadi dokter, pilot, polisi, presiden,dsb. Adik-adik sepupuku terlihat antusias saat menyaksikannya sambil ikut bersenandung. Nasinya si abang belum habis tapi ia mau mengajakku bermain, “Uni main kartu Yu-gi-oh yuk…!!!”, Aku: “Ayok, tapi tunggu piring kamu kosong- baru uni mau main…”, Do’i: “Yaaah…kok tunggu piringnya kosong un….?”, Aku: “Kalau mau main nasinya dihabisin dulu pokonya…” sepertinya jurus itu pun berhasil, dia makan lahap sekali, sehingga makannya pun cepat selesai. he heh ^^v

            Pukul 4 sore adalah waktunya mengaji di TPA Ar-royyan. Ibunya bilang kalau tidak diantar dan dipantau hingga masuk ke dalam ruangan bisa-bisa do’i kabur bermain bersama teman. Pada dasarnya Fairuz ini adalah anak yang baik, tapi karena ia takut tidak lancar saat mengaji, ia memilih untuk meninggalkan kelas… Padahal sang ibu telah memberikan pengertian kepadanya bahwa ibu guru tak akan menghukum kalau ia belum lancar, aku pun turun tangan… “Abang, kalau masih ada yang ngga ngerti tanya aja ya sama bu guru, jangan takut. Oke??”, “Iyaa…” Tanggapnya.

Aku: “Kalau gitu uni ikut ya ke TPA kamu.”

Do’i: “Yah.. uni kok ikut?” #merasa gak bisa kabur#

Aku: “Biarin, uni mau lihat TPA abang.” #padahal udah pernah liat#

Do’i: “Tapi aku kan mau samper temenku dulu un…”

Aku: “Yaudah gapapa uni ikuuuut.”

Do’i: “Emang uni tahu rumahnya di mana…”

Aku: “Ya nggak tau, kan kamu yang jadi penunjuk jalaaan. he heh.”

Do’i: “Beneran uni mau ikut? Ya udah deh…”

Aku: “Iya donk mau ikuuut, okee deh…” Alhamdulillah, kuantar do’i dengan selamat sampai tujuan #hanya jalan kaki kok # kupastikan do’i masuk ke dalam kelas mengikuti pembelajaran mengaji…

Subhanallah untuk tiga hari ini, belajar menjadi seorang kakak. :D Walau tidak punya adik kandung, adik sepupu juga jadi, he he. Kami banyak bermain bersama, bertukar cerita. Lucunya banyak hal yang belum ia ketahui dan subhanallah…ia bungkus semua pertanyaan2 itu untuk menjadikannya hadiah-hadiah kecil buatku, aku merasa sangat bermakna ketika bisa menjawab pertanyaan-pertanyaannya, he he ini toh rasanya menjadi seorang kakak. Apalagi ketika aku menceritakan sesuatu hal yang belum do’i ketahui, pasti ia sangat tertarik. Senang sekali melihat ekspresinya… ^^v Tiga hari bermakna karena-Nya, gratis belajar sabar dari-Nya, berbagi ilmu karena-Nya. All Praises to Allah…

Bersama Sobat sepermainan, namanya Raihan. Yang berbaju Abu-abu ^^v

2 comments:

  1. Assiik deh... Jadi baby sitter dadakan...
    Wah bu d prumahan ak bnyak noh anak kecil berkeliaran. Berminat juga kah? Hehe*
    ;)

    ReplyDelete
  2. berapa banyak fa? sama kawan2 di hanif found. aja deh, he heh ^^v

    ReplyDelete