Powered By Blogger

Tuesday, January 10, 2012

Jangan ambil ladangku.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

“Dakwah adalah satu kata, beribu cara, banyak cara ketika diri mendapatinya dan ketika diri membaginya. Dakwah adalah satu kata, berjuta medan, beragam medan ketika diri terjun berjuang untuk menyebarkannya. Sungguh dakwah merupakan amanah bagi seluruh umat Islam di dunia, di pelosok manapun kita berada, di ranah manapun kita tinggal. Sejak awal dakwah telah sudah menjadi sebuah hak, kewajiban, maupun kebutuhan kita sebagai ciptaan-Nya.” ( dakwatuna.com –Mewarnai Objek Dakwah)

Semua ummat islam adalah seorang da’i sebelum menjadi apapun. Kita bertugas menyebarkan ilmu dienNya, penyeru kebenaranNya. Pun halnya dalam agama lain, mereka juga ditugaskan sebagai penyeru atas agamanya masing-masing. Mereka pun tak kalah bersemangat dalam menyerukannya. Maka, adakah diri ini masih lemah??? Ya, masih. Apa faktornya??? Diri ini sendiri ternyata.


Akhirnya si lemah ini pun, men-charge ulang baterainya. Baterai semangat, bergerak, bermanfaatnya. Dan voila! Seiring berjalannya waktu… setelah melewati masa-masa penyesuaian, penempatan diri. Hati ini mulai legowo dan berusaha keras untuk berjuang. Karena ada satu alasan yang terasa menyuntik raga ini. Apa alasan itu??? alasannya adalah Tiket surga demi berjumpa denganNya.

Dalam circle di Masjid baittul muttaqin kala itu, murabbiyahku pernah berkata, “Meskipun kita tidak dijamin masuk surga, namun Allah selalu memberi kesempatan pada kita untuk mendapatkan tiketnya!” sangat menyentuh ragaku yang lemah kala itu, raga yang penuh keluh. Seketika diri ini memainkan logikanya. Muluk saja jika diri ini mau mendapat tiket surga dengan cuma-cuma, kecuali aku pergi ke Gaza sana, berjuang menjadi syahidah. Lalu usaha ini dimulai dari mana???

Tentu saja lihat apa yang terdekat. Apa yang membutuhkan titik terang. Dan mana letak ranah yang kubutuhkan untuk berjuang mencari tiket surgaNya. Di sanalah berjalan. Berjalan. Dakwah berjalan... biarlah dibilang sendiri dan…… merasa sendiri. Tapi yakinlah, Allah bersama kita. Pejuang cintaNya. Diri ini terus menyuntik diri dengan kalimat, “Tiket surga, tiket surga hanya untuk orang-orang pilihan.” Aku mau jadi orang-orang pilihanMu yang mendapatkannya… 

Maka untuk tetap kuat dan bertahan, niat ini harus tetap lurus lillahi ta’ala. Beratkah? Well, ya. Tapi patut diaplikasikan. Ketika miring, harus diluruskan lagi. Ketika berbelok, coba diluruskan lagi. Kala menyimpang, atur luruskan lagi. Daaaaan seterusnya. Kak Eka juga pernah berkata bahwa, “Ruhiyah yang bagus itu, bahan bakarnya pergerakkan adik-adik.” Kalimat indah yang kesekian kalinya kembali terekam dalam otakku… baguskan ruhiyah, baguskan ruhiyah. Karena khawatirnya ketika ruhiyah ini melemah, diri ini malah mencari penguatan ruhiyah bukan dari ranah kebaikan, melainkan sebaliknya. Na’udzubillahimin dzaliik…

Satu lagi kawanku mengingatkan. “Semangatlah, jangan sampai ladang dakwahmu direbut orang lain. Tak rela bukan? Ya walau memang tak ada salahnya...” himbaunya. Lalu pikiranku menjawab, tapi bagaimana dengan tiket surga itu? apakah akan direbut orang lain juga? Aku merenunginya dalam-dalam kalimat itu.
Atau hal yang tidak diinginkan lainnya, bisa saja terjadi. Bagaimana jadinya ketika diri ini lemah dan banyak mengeluh? Bagaimana jika Ia jadi lebih mempercayakan orang lain untuk mengemban dakwah itu dibanding kita? Aku bergidik mendengarnya. Jangan sampai Allah kecewa… jangan juga rebut ladang amal itu. Bukankah Allah menyuruh kita untuk berfastabiqul khairat??? Begitu Allah menyuruh, diri ini harus mencoba yang paling semangat.
Hanya ingin menyemangati diri. :)
Semangat-semangat!!!

4 comments:

  1. baca tulisanmu, milka jadi teringat dan tersadar ini: apakah Allah pernah tinggalkan kita? kurasa, kitalah yang meninggalkan Allah.. dengan sok sedihnya berkata, "Allah, jangan tinggalkan aku" namun tak gerakan pasti tanda bangkit, hijrah dari kemalasan, kelemahan, kelelahan.... Bergerak! semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat kejaaarrr surga Allah! thanks Milk eeeei :)

    ReplyDelete
  2. ya Robb, istiqomahkan kamiiii . aamiin

    ReplyDelete
  3. aku ga ngeh milka :D lupa aku :D hehe
    anyway, akupun belajar dari alumni, dan organisasi yang dahulu kita jalani bersama :) misssssya!

    ReplyDelete