Powered By Blogger

Sunday, December 22, 2013

Kerudung pertamaku

Bismillah.
Dengan jeans seadanya kupergi kemanapun ku mau.
Sore itu, h-1 kelas X SMA. Sekolahku memang sekolah negeri biasa, namun peraturannya maasya Allah. Wajib menutup aurat full kecuali muka dan telapak tangan bagi para akhwat. Kau tau?

Ibu kebingungan mencarikan kerudung. Kosong. Dalam lemari tak kami temukan kerudung yang putih bersih dan syar'i.
Bingung. Karena tak satupun dari kami berkerudung saat itu.
Pergilah ibu dan aku sore itu ke salah satu rumah tetangga yang katanya menjual kerudung. Sisa satu, warna putih, ukuran xL.
Cuaca mendung di luar sana. Tanpa pilihan kami membelinya, dan segera setelahnya kami pulang ke rumah sebelum diguyur hujan.
Sesampainya di rumah, "yaah kepanjangan ini.." keluhku berulang kali.
Beberapa minggu kemudian
"Assalaamu'alaikum, kenalkan aku Safira. Mulai hari ini kita mengaji bersama pagi setiap jum'at, sekarang aku tutor teman-teman :)"
Ujar perempuan yang wajahnya teduh. Kerudungnya syar'i dan putih bersih. Terlebih dari itu. Rapi!
MaasyaAllah, dia kawan segugusku ketika ospek kemarin. Dia sepantar denganku. Tapi kini dia tutorku.. Aku terus memandanginya, menyimak pembicaraannya dengan seksama. Aku terpana.
Keesokannya
Seperti biasa, aktivitas dhuha. Kami dianjurkan untuk melaksanakan sunnah shalat dhuha sebelum masuk kelas. Posisi tempat shalat akhowat ada di lantai dua. Selepas shalat, perlahan kuturuni anak tangga satu-persatu sambil membenarkan kerudung.
"Assalaamu'alaikum Milka :D" Ujar seorang perempuan berkaca mata, beralis tebal dan rapi.
"Wa'alaikumussalam :) euh? uhmm.." Responku sambil berusaha mengingat namanya. Namun kuyakin betul, belum pernah aku berkenalan dengannya.
"Aku Isma, kamu Milka, kan? Kawannya Safira? :)"
Ujarnya riang dengan penuh senyum.
"Nanti kamu ikut LDKR ngga, Mil? Ikut aja yuuk :)" Lanjutnya.
"Halo Ismaaa :) Iya aku temen ngaji jum'at Safira.. Hmm, iya insyaaAllah ya Isma.." Jawabku pada perempuan yang style-nya serupa dengan Safira. Wajahnya teduh senyumnya ringan. Tutur katanya menyenangkan. Lebih dari itu, ia mengenalku! Mengenal namaku! Girang sekali rasanya.
Inilah pertama kalinya aku kagum, pada mereka. Perempuan yang berwajah teduh, yang ketika bertemu dengannya selalu mengingatkan diri padaNya.
Ternyata Safira dan Isma berasal dari sekolah yang sama, Ummul Quro. MaasyaAllah.
Tiga tahun berlalu
Kelas XII SMA. Dengan kerudung putih bersih, rapi dan menutup dada. Tanpa keluhan. Itulah mereka kawan-kawanku yang dulu tidak berhijab. Pun begitu juga denganku.
Allah. Terima kasih. Merekalah perantara hidayah ini :)
Mereka sebaik-baik teladanku saat masa peralihan dari jahiliyah menuju hidayahNya.
Ini kisahku. Apa kisahmu? :)

No comments:

Post a Comment