Powered By Blogger

Wednesday, November 14, 2012

Tinggal jauh

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Bagaimana rasanya tinggal jauh dari orang tua? Tidak enak, sungguh. Bagaimana kau mau menerapkan sikap baktimu jika berada jauh dari mereka, sulit. Selemah-lemahnya iman, ya hanya do’a. Berharap Allah senantiasa menjaga mereka dalam nikmat iman dan nikmat sehat. Aamiin.
Ini hanyalah kata-kata yang keluar dari mulut ia yang orang tuanya masih lengkap, dan masih diberi kesempatan untuk menemui orang tuanya minimal dua minggu sekali. Tidak terlalu menantang jika dibandingkan dengan mereka yang orang tuanya telah pergi ke sisiNya.. Atau dengan mereka yang menemui orang tuanya minimal setahun sekali. Pasti lebih sulit menjalaninya, pasti lebih tegar pribadinya. Membayangkannya saja aku kagum. Jikalau aku yang berada diposisi mereka, entahlah.
Selama dua belas tahun aku menuntut ilmu, inilah tempat belajar terjauhku sampai hari ini. Selama dua belas tahun kemarin, aku hanya membutuhkan waktu lima belas sampai dua puluh menit saja untuk sampai ke sekolah, tapi kini tidak, perjalanan pulang pergi membutuhkan waktu lebih kurang 120 menit –empat jam--. Yang ini wajib tegar, demi menuntut ilmu, bukan?
Kadang aku membayangkan, bagaimana ketika suatu hari nanti ketika usiaku telah menginjak dua puluhan dan aku sudah siap dipinang oleh seorang lelaki pilihanNya yang akan mengambil hak atas diriku secara sah dihadapanNya. Ketika kelak aku menjadi seorang istri, seorang ibu. Aku mulai hidup jauh dari orang tua karena diriku sudah menjadi hak suamiku kelak, siapkah? 
Kini aku tau, ketika aku meminta Allah memberiku sifat mandiri.
Maka Allah menakdirkanku belajar di tempat yang cukup jauh dari rumah orang tuaku.
Segala peristiwa yang terjadi dalam hidup ini pasti mengandung hikmah serta pembelajaran. Ini yang terbaik. Bi idznillah..
*edisi homesick
Posted by

No comments:

Post a Comment